"Lo tau Fy? Tadi itu lo bener-bener terlihat gila dan nekat...," ujar Agni membuka suara setelah santapan makan siang mereka sudah habis.
Saat ini mereka-- Ify, Via, Agni dan Shilla-- memang sedang melakukan makan siang di sebuah ruang khusus milik kafe 'Harmony Cafe'. Bukan, mereka bukanlah pemilik kafe atau orang penting di kafe itu. Mereka hanyalah, seorang karyawan magang. Dan maksud dari ruang khusus itu, ialah ruang khusus untuk karyawan yang sudah mendapatkan jatah istirahat makan siang--bagi yang mendapat shift pagi. Yeah, itulah yang sedang mereka lakukan, sekarang, istirahat.
Ify tersenyum dan menepuk dadanya bangga. "Ify gitu,"
"Nyeeh, lo Fy... Di bilang gila kok bangga," Via menggeleng dengan wajah polos.
Ify memutar bola matanya malas. "Gue bangga bukan karena di bilang gila juga kali Vi,"
"Lah terus?"
"Gue bangga, karena gue bisa juga ngelawan tuh orang soak," kesal Ify, saking kesalnya ia meremas tangannya sendiri.
Agni mengangguk setuju. "Gue setuju Fy, itu orang kayanya kehabisan obat kali yak? Makanya nyampe buat kaya gitu,"
"Haha, kayanya sih gitu tuh Ag. Pokoknya nanti kalo ketemu lagi, liat aja..."
"Liat aja? emang lo mau ngapain mereka, kalo ketemu lagi?" tanya Agni. Keningnya berlipat.
Via nyengir. "Mau gue kasih obat, hehe!!!"
"Heeeh," Ify dan Agni kompak membulatkan bola matanya, tak lama tawa mereka terdengar memenuhi ruangan tempat karyawan beristirahat. Ketika ketiganya asyik tertawa, entah menertawakan apa? Shilla, yang duduk dihadapan Via terlihat tidak fokus.
Membuat Via menatapnya dengan kening berkerut. "Si Shilla kenapa deh, bengong bae dari tadi?" tunjuk Via, Agni dan Ify mengikuti dagu Via yang menunjuk Shilla yang sama sekali gak bergerak ataupun berkedip sedetik pun.
"Shil," panggil Ify, mencoba menyadarkan Shilla namun sepertinya Shilla sama sekali tak mendengar karena dia sama sekali gak menjawab.
"Shilla," masih tak menjawab.
"KAISHILLA...," teriak Via geram.
Shilla tersadar dan langsung terjerembab ke lantai akibat teriakan Via yang membahana, tidak hanya Shilla pegawai lain yang masih berada di tempat itupun sama kagetnya tapi tidak sampai bernasib seperti Shilla.
"Toa banget sih lo!" kesal Shilla yang sudah duduk kembali ke tempat asalnya.
"Lagi lo, dari tadi ngelamun. Dipanggil gak nyaut, ngelamunin apa sih?" tanya Via.
"Gue gak ngelamun. Gue cuma lagi mikir," jawab Shilla mengelak, membuat Via memutar bola matanya malas.
"Mikir apa Shil?" tanya Ify penasaran.
"Gue tadi liat ada bumud (ibu muda) lewat depan dan bawa bayi lucu banget," cerita Shilla.
Agni, Ify, dan Via kompak mengernyit.
"Apa hubungan nya sama yang dipikirin lo?" tanya Via yang akhirnya penasaran juga.
Shilla nyengir. "Hubungannya... gue jadi kepingin punya bayi!"
Byuuuur,
Uhuk, uhuk....
Agni langsung menyemburkan minuman yang sedang ia minum, alhasil ia pun terbatuk-batu. Beruntung tidak ada korban dalam seburannya.
"Lo serius?" tanya Ify menghiraukan Agni yang sedang terbatuk-batuk dan di balas anggukan antusias Shilla.
"Kenapa tiba-tiba lo pingin punya bayi? Padahal kita ini masih remaja, baru kelas dua belas dan baru berumur tujuh belas," cerocos Via dengan satu kali tarikan napas dengan kening mengernyit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Love (End) √
Teen FictionAwalnya cuma iseng, eh malah jadi nyata. Shilla iseng ngomong pingin punya bayi, Ify iseng juga menyetujui omongan Shilla. Cuma Agni sama Via yang gak ikut-ikutan setuju. Sebenernya yang gak setuju sih cuma si Agni, kalo Via dia biasa aja. Di bilan...