Hallo saya kembali, saya mambawa part 8 nih sebagai permintaan maaf saya atas kesalahan yang sudah jempol saya lakukan. Mengepost cerita yang seharusnya belum aku post, jadi sebagai gantinya aku membawa ini. Biar gak keliatan php, diphpin rasanya sakit loh. Hihi, jadi tidak banyak cakap lagi, inilah cerita saya. Semoga kalian menikmati,
Selamat membaca
.
.
.Part 8
"Enghh...,"
Rio mengeliatkan badannya, tangannya dengan refleks memegang kepala saat merasakan pusing mendera.
Matanya mengerjap membiaskan penglihatan. Keningnya mengernyit menyadari jika ia berada ditempat asing.
Sebuah rumah, kenapa ia bisa berada ditempat seperti ini?
Samar-samar ia seperti mendengar suara dari salah satu bilik kamar.
"Ah, lo udah sadar rupanya." seorang gadis dengan gaya tomboy tiba-tiba keluar dari bilik kamar--yang terdengar berisik tadi-- membuatnya terlonjak kaget.
"Heh, Fy! Pasien lo udah sadar noh,"
Belum sempat mengendalikan keterkejutannya, ia sudah dibuat terkejut lagi oleh teriakan gadis tomboy di depannya ini.
Tidak lama setelah gadis tomboy tadi berteriak, seorang gadis berdagu tirus tanpak keluar dari kamar yang sama.
"Gak perlu teriak juga gue denger kali Ag," gerutu gadis itu saat tiba disamping gadis tomboy yang di panggil Ag itu.
Ag alias Agni memutar bola matanya, tangannya ia kibas-kibaskan. "Udahlah, gue mau ke dapur dulu. Laper,"
Dengan tangan yang mengelus-ngelus perut, Agni melenggang pergi ke arah dapur. Sedang gadis cantik yang mungkin dipanggil Fy alias Ify terlihat mendengus. Dan semua interaksi itu tidak pernah luput dari tatapan Rio itu. Saking seriusnya menatap interaksi kedua gadis itu Rio bahkan tidak sadar jika Ify sudah ada dihadapannya sekarang.
"Lo butuh sesuatu?" tanya Ify begitu ia berada dihadapan Rio yang menatapnya datar.
Meski datar, Ify masih bisa melihat keterkejutan yang dialami pemuda hitam manis itu saat ia bertanya dihadapannya.
Ify tersenyum, "Gue Ify, dan tadi yang kayak cowo itu, Agni." katanya memperkenalkan diri.
Rio mengangguk, "Gue Rio,"
"Gue tau, sahabat gue cerita banyak tentang lo. Senang bertemu dengan lo, Rio." ujar Ify seraya berdiri. "Karena lo udah sadar, gue ambil makanan dulu." lanjutnya seraya berlalu menyusul Agni.
Rio menatap punggung Ify dengan kening berkerut.
Kruyuk... kruyuk...
Tangan nya yang tadi ia gunakan untuk memegang kepala kini beralih memegang perut yang berbunyi. Dia baru ingat, kalo ia memang belum makan sejak pagi.
Sambil menunggu Ify, Rio memilih menatap menyeluruh ruangan dimana ia berada sekarang.
Sebuah ruangan yang tidaklah terlalu besar tapi tidak juga terlalu kecil yang Rio yakini ini ruang tamu, karena disini Rio melihat ada dua sofa panjang yang ditata seperti huruf L, lalu ada juga satu single sofa yang diletakkan tepat dihadapannya yang terhalang sebuah meja kaca kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Love (End) √
Novela JuvenilAwalnya cuma iseng, eh malah jadi nyata. Shilla iseng ngomong pingin punya bayi, Ify iseng juga menyetujui omongan Shilla. Cuma Agni sama Via yang gak ikut-ikutan setuju. Sebenernya yang gak setuju sih cuma si Agni, kalo Via dia biasa aja. Di bilan...