Disebuah gang sempit nan gelap, terlihat seorang wanita muda dengan usia sekitar pertengahan kepala dua, tangah berlari dengan terseok-seok menghindari kejaran beberapa pria berbadan besar yang berada tidak jauh dibelakangnya.
Dengan sesekali melihat kearah belakang, dan dengan tenaga yang masih tersisa. Wanita muda itu terus berlari menerobos jalan yang begitu gelap, berlubang dan terasa sangat sempit. Berharap segera menemukan sesorang atau tempat yang aman untuknya bersembunyi.
Tenaganya sudah terkuras habis karena terus-terusan berlari. Ketika lelah benar-benar melanda, wanita itu melihat seberkas cahaya dari ujung lorong, dan dengan semangat wanita itu mencoba mempercepat larinya agar bisa sampai tujuan.
Namun na'as, karena begitu bersemangat mengejar cahaya di ujung lorong. Wanita muda itu sama sekali tidak memerhatikan langkahnya yang terseok, dan karena kecerobohan itu pun wanita itu akhirnya jatuh terperosok pada jalan aspal yang berlubang.
Tidak hanya itu saja, saat ia menatap seberkas cahaya itu kembali. Secara tiba-tiba cahaya itu menghilang, dan pandangan matanya pun menjadi gelap dan sedikit berkunang.
Ingin sekali ia bangkit, mengingat para pria yang tadi mengerjarnya sudah sangatlah dekat. Namun sayang, tenaganya benar-benar sudah terkuras habis. Bahkan suaranya pun ikut menghilang, ia benar-benar sudah lemas.
Saat pria yang mengejarnya sudah beberapa langkah dibelakangnya, wanita itu hanya bisa memejamkan mata. Penglihatannya pun sepertinya ikut terpengaruh.
Dan tanpa berontak seperti sebelumnya, wanita itu hanya terdiam saat salah satu pria mengangkat tubuhnya.
Samar-samar ia masih bisa mendengar perkataan dua pria itu.
"Akan kita bawa kemana perempuan ini? Rumah sakit atau rumah bos?"
"Hemp, sepertinya lebih baik kita bawa rumah bos. Setelah itu kita beritahu bos, agar bos saja yang menentukan. Karena biar bagaimanapun, perempuan ini adalah istrinya bos."
"Ya sudah, berarti kita harus cepat."
Setelah bercakap-cakap tentang apa yang harus mereka lakukan, kedua pria itu pun akhirnya membawa wanita itu menghampiri sebuah mobil yang sempat dikejar cahayanya oleh wanita itu.
Dengan hati-hati kedua pria itu meletakkan wanita muda itu dikursi belakang, setelah itu mereka menyusul masuk ke kursi depannya.
Dan tanpa meninggalkan kebisingan apapun mobil berwarna hitam itu pun pergi meninggalkan gang sempit, kumuh nan gelap yang menjadi saksi tumbangnya seorang wanita yang sangat kuat.
----------
Shilla menghela napas, merasa bosan karena sedari pulang sekolah ia hanya menunggui Ray yang tertidur sampai Ray sudah terbangun. Ini adalah hari kesekian Shilla bertugas menjaga Ray, sementara ketiga sahabatnya bekerja.
Setelah kehadiran Ray, hidup mereka benar-benar banyak berubahnya. Apalagi dikehidupan pekerjaan magang mereka, itu terlihat sangat jelas perubahannya. Dari mereka yang selalu mengambil jatah libur dihari minggu, sejak kehadiran Ray, mereka meminta jatah libur di hari biasa dan dihari minggu mereka akan bekerja dijam siang seperti hari biasa. Jadi mereka bekerja pagi hanya dihari sabtu.
Tidak soal libur kerja saja yang mengalami perubahan, tetapi entah kenapa semenjak ada Ray. Mereka berempat menjadi sering izin, saat mendengar ada sesuatu yang salah jika salah satunya sedang bertugas.
Meski mereka sering minta izin, tetapi karena mereka memiliki kinerja kerja yang cukup baik. Sepertinya itu bukanlah masalah, dan itu mereka menganggap itu keberuntungan.
Shilla tersenyum senang saat mengingat keberuntungan lain yang mereka berempat dapat setelah mereka merawat Ray.
Padahal jika dipikir lagi, sebelum mereka menemukan Ray, mereka berempat itu harus berjuang keras banget buat biaya hidup mereka. Dan sejak ketemu Ray, rasanya mereka sangat dimudahkan dalam hal apapun. Bahkan saking beruntungnya, mereka berempat bisa ketemu model dan penyanyi yang lagi terkenal itu. hihi...
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Love (End) √
أدب المراهقينAwalnya cuma iseng, eh malah jadi nyata. Shilla iseng ngomong pingin punya bayi, Ify iseng juga menyetujui omongan Shilla. Cuma Agni sama Via yang gak ikut-ikutan setuju. Sebenernya yang gak setuju sih cuma si Agni, kalo Via dia biasa aja. Di bilan...