33

1.2K 87 3
                                    

Shilla, Via, dan Agni menatap heran dalam rumah yang terlihat berantakan. Kening mereka dengan kompak mengerut, menyadari orang yang seharusnya ada dirumah nggak kelihatan batang hidungnya sama sekali.

Mereka saling tatap, begitu menyadari kejanggalan yang terjadi dirumah mereka. Padahal mereka bertiga sudah sengaja minta cuti bersama dan langsung pulang ke rumah begitu mendapat pesan singkat dari Ify. Tapi, begitu sampai rumah, malah rumah dalam keadaan sepi dan berantakan.

Dengan rasa penasaran di diri masing-masing, Agni, Via dan Shilla langsung berpencar. Via ke kamarnya dan Agni, Shilla ke kamarnya dan Ify sedangkan Agni ke dapur.

Sebenarnya mereka gak ada maksud nyari Ify juga sih, meski penasaran. Tapi, sekalian aja gitu mereka pencar, siapa tau salah satu dari mereka ada yang nemuin Ify.

"Ternyata lo disini Fy, " ucap Agni begitu masuk dapur.

Ify berjengit mendengar suara Agni, "ngagetin aja lo, Ag."

Agni mengernyit, ia berjalan menghampiri Ify yang tengah fokus sama kerjaannya. "Lo aja kali yang terlalu fokus. Lagi buat apa sih, lo?"

"Lagi menghias kue ulang tahun,"

Agni mngernyit, "kue ulang tahun siapa? Lo dapet pesenan?"

Ify menggeleng, "kue ulang tahun buat Ray, Ag"

"RAY ULANG TAHUN?"

Agni dan Ify berjengit saat mendengar teriakan dari arah belakang mereka. Mereka berdua berbalik, menemukan Via dan Shilla lagi nyengir dengan wajah shock.

"Kalian gak usah teriak bisa gak sih?" tanya Agni datar.

"Hehe, reflek Ag. Kaget soalnya kita," jawab Shilla, "Ray beneran ulang tahun Fy?" lanjutnya menatap Ify.

Agni memutar bola mata malas dan Ify mengangguk.

"Lo tau dari mana?"

"Dari orang tuanya Ray,"

"Pria yang waktu itu?"

"Hmm,"

"Lo yakin dia orang tuanya Ray?"

Ify menghela napas lelah, menghentikan kegiatannya, ia menatap ketiga sahabatnya dan mengangguk.

"Awalnya gue gak yakin, tapi istrinya yang bilang hari ini ulang tahun anaknya. Dan anaknya itu Ray,"

Agni mengernyit, "dia dateng sama istrinya?"

"Ya, selain itu. Mereka juga bawa barang bukti kalau Ray memang anak mereka,"

"Terus Raynya mana sekarang?" Shilla dan Via menengok sana sini untuk mencari keberadaan Ray yang tidak terlihat. Soalnya di kamar mereka juga gak liat Ray.

"Ray di bawa mereka," jawab Ify lirih

"Hah? Kok lo ijinin sih?" tanya Agni.

Ify mengedikkan bahu, "tadinya gak gue ijinin, tapi ya gitu. Orang tuanya ingin main sama anaknya yang lagi ulang tahun, kenapa gue larang. Ya jadi, begitulah."

"Kenapa lo setenang ini?"

Membalikkan badan, Ify menghela napas lagi untuk kesekian kali. Ketiga sahabatnya ini kok banyak tanya, bikin pusing. Tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Shilla, Ify kembali melanjutkan kegiatannya.

"Dih, ni anak. Lagi di ajak ngomong juga," Shilla menatap Ify tidak percaya.

Agni hanya menggeleng maklum, Ify memang seperti itu. Sedang Via, ia sedari tadi hanya menyimak dan sekarang ia memilih membantu Ify membuat kue untuk Ray.

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang