13

1.9K 102 13
                                    

Entah apa yang salah dengan hari ini, tapi sedari Ify berangkat kerja sampai sore seperti ini, Ify merasakan sesuatu yang aneh dihatinya.

Rasanya, hatinya itu, gak tenang banget gitu. Sampai beberapa kali salah fokus sih, padahal biasanya Ify itu termasuk karyawan paling teladan, jarang ia bikin kesalahan.

Tetapi, hari ini. Ify tanpak lain, orangnya diresto, tapi hati dan fikirannya entah dimana.

"Fy, lo sakit?" tanya Agni saat melihat Ify yang lagi-lagi tidak fokus bekerja.

Ify mengerjap mendengar pertanyaan Agni, menatap Agni, ia pun menggeleng sebagai jawaban.

Agni menghela napas, pasrah. Ia pun memilih kembali melakukan pekerjaannya. Ia sedikit maklum dengan tingkah Ify hari ini. Mungkin Ify sedang ada pikiran yang Ify sendiri tidak tau apa pikirannya itu.

Ify melirik jam tangan ditangannya, pukul 15:15. Masih lama dia pulangnya.

"Kenapa dari tadi gue kepikiran Ray mulu ya," batinnya.

Saat ini ia sedang mengelap meja-meja tamu. Biasanya Ify akan kebagian didapur membantu para koki masak. Tetapi, berhubung hari ini Ify sedang kehilangan fokus dan pelanggan juga tidak terlalu banyak makanya Ify ditugaskan untuk jadi tukang bersih-bersih saja. Dengan gitu, peluang Ify melakukan kesalahan jadi sedikit deh.

Derrt... Derrt... Derrt...

Ify tersentak saat merasakan getaran ponsel disaku celananya.

Setelah mengelap tangan sembarang, Ify segera mengambil ponsel nya disaku. Keningnya mengernyit, melihat siapa yang menelpon. Shilla.

Tanpa menunggu lama, Ify pun segera menggeser lock nya kearah kanan.

"Hallo," sapanya langsung.

"Ha-hallo Fy,"

"Kenapa Shil?" tanyanya saat mendengar jawaban Shilla yang tergagap dan seperti orang akan menangis

"I-Ify, R-Ray hi-hilang,"

Deg

Tangan Ify langsung gemetar, mendapat berita mengejutkan dari Shilla. Tanpa mendengar penjelasan lebih lanjut dari Shilla, Ify segera berlari ke arah ruangan bosnya berada meninggalkan pekerjaannya yang sama sekali belum selesai.

"Eh, Fy lo mau kemana?" cegat Risa-- temannya--saat melihat Ify yang berjalan ke kantor si bos dengan sangat tergesa.

Ify tak menghiraukan, ia tetap berjalan meninggalkan Risa. Membuat Risa, mengedikkan bahu. Ada masalah genting mungkin, pikirnya

.

.

.

Kepanikan masih melanda Shilla sesaat setelah mengabari Ify. Mana saat itu, teleponnya langsung dimatikan begitu aja sama Ify, makin panik lah dia.

Dengan beruraian air mata, Shilla segera beranjak. Mencoba berkeliling taman sembari menunggu Ify yang ia yakini pasti akan menyusulnya.

"Ray, lo kemana sih? Kan tadi gue udah bilang jangan kemana-mana, napa sekarang lo ngilang gak bilang-bilang. Hiks," dengan sesegukan karena menangis Shilla terus meracau kata yang sama setiap jalan.

Tangannya sesekali menghapus air mata yang tidak mau berhenti. Kacau, Shilla benar-benar terlihat kacau. Wajah yang biasanya terlihat cantik, kini terlihat kusut dengan air mata yang memenuhi wajahnya.

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang