Hari minggu, biasanya empat gadis ini akan bangun agak siangan dan bermalas-malasan. Tetapi, hari minggu ini, sepertinya empat gadis itu tidak bisa melakukan aktivitas seperti minggu-minggu sebelumnya.
Pagi-pagi sekali mereka berempat sudah dibuat bangun oleh tangisan bayi yang baru semalam tinggal bersama mereka.
"Ck, itu bayi gak tau ini hari minggu ya? Masih pagi udah ribut aja,"
Dengan mata masih sedikit terpejam, Agni mendengus mendengar gumaman Via. Ia memutar bola matanya malas.
"Ya, kali Vi. Bayi udah tau nama hari," ucap Agni seraya bangun dari tidurnya dan menghampiri kamar Ify dan Shilla yang terdapat bayi itu.
Sampai dikamar dua sahabatnya itu, Agni melihat Ify yang tengah menggendong si bayi agar tenang. Keningnya mengernyit menyadari sesuatu.
"Shilla kemana Fy?" tanyanya saat sadar sesuatu itu adalah Shilla.
Ify menatap Agni, "Shilla lagi bikin susu buat Ray,"
"Ray?" tanya Via dan Agni kompak.
Ify mengangguk, "Gue namain anak ini Ray, tapi panjangnya gue masih bingung."
"Emang, lo udah yakin mau rawat itu bayi?" tanya Agni dengan wajah ragu.
Bukan apa, Agni pasang wajah ragu gitu. Ia hanya masih gak percaya kalo apa yang diomongin Shilla kemaren itu jadi nyata begini, selain itu juga ia sedikit ragu, apa mereka bisa merawat bayi itu. Meski Agni tau, kalo diantara mereka ada Ify yang ada pengalaman merawat anak kecil. Tapi, ini kan bayi gitu. Badannya rawan.
"Kalo gue gak yakin, gue gak mungkin mau ngasih nama ini bayi, Ag," jawab Ify tenang. "Jadi, ko tenang aja Ag," lanjutnya.
"Daripada lo ragu-ragu gitu, kenapa lo gak bantu nyari nama panjang buat si kecil kita ini," tunjuk Ify pada bayi digendongannya.
Agni menghela napas lelah, mendengar keputusan Ify. Jika, gadis itu sudah mengeluarkan keputusannya ia maupun Shilla dan Via sudah tidak lagi bisa berbuat apapun. Ify itu, boleh paling kalem diantara mereka. Tapi, Ify juga gadis paling keras kepala. Jika sudah memutuskan A, itu akan tetap A gak bisa berubah jadi B.
Mereka bertiga terdiam cukup lama, dengan pikiran masing-masing. Sampai Shilla datang membawa keributan dari keribetan yang dia buat.
"Ah, Fy. Gue gagal paham deh, harus buat susu Ray dengan berapa takaran," ucap Shilla begitu masuk kamar. "Jadi, daripada gue salah, gue bawa aja semua. Nih, lo aja ya yang bikin," lanjutnya menyerahkan botol susu, toples berisi susu, dan juga termos air yang ia bawa ke arah Ify.
Agni, Via, dan Ify yang terkejut dengan kedatangan Shilla yang begitu ribut, memutar bola mata mereka malas. Benar-benar bikin ribet, gak salah juga mereka menjuluki Shilla sebagai miss ribet.
"Sehari lo gak bikin ribet, emang gak bisa ya Shil?" tanya Agni jengah.
Shilla menatap Agni sinis, "bukan lo ini yang gue bikin ribet,"
"Sekarang emang bukan, tapi nanti gue juga kena," tatap sinis balik Agni.
"Fy, gimana kalo Ray ini kasih nama panjang Ray pertama?" usul Via tiba-tiba, menghiraukan kedua sahabatnya yang sedang beradu tatap.
Mendengar usul gadis chubby itu, Ify mengalihkan tatapannya menatap Via yang tengah tiduran di kasurnya. Tidak hanya Ify, Shilla dan Agni pun refleks menatap gadis itu.
"Gue pikir lo tidur lagi Vi," ucap Agni mendapat anggukan setuju Shilla dan Ify.
Menggeleng, Via menatap ketiga sahabatnya. "Gue diem, karena gue tuh lagi mikirin nama anak itu," ucapnya dengan bibir mengerucut kesal, mentang-mentang Via tidak bersuara sedari tadi dikiranya tidur lagi.
![](https://img.wattpad.com/cover/75342711-288-k467927.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Love (End) √
Ficção AdolescenteAwalnya cuma iseng, eh malah jadi nyata. Shilla iseng ngomong pingin punya bayi, Ify iseng juga menyetujui omongan Shilla. Cuma Agni sama Via yang gak ikut-ikutan setuju. Sebenernya yang gak setuju sih cuma si Agni, kalo Via dia biasa aja. Di bilan...