14

1.9K 116 5
                                    

"Ray,"

Ify langsung berteriak memanggil baby Ray saat melihat kereta bayinya ada dihadapan Shilla dan Iel. Meski tau Ray tidak akan menengok ataupun menyahut, Ify tetap memanggil Ray.

Shilla dan Iel langsung menatap ke arah Ify yang tengah melangkah cepat menuju ke arah mereka, atau lebih tepatnya sih ke arahnya Ray.

Dibelakangnya sudah ada Via, Agni, Cakka, Rio, dan Alvin. Kening Shilla mengernyit, loh kok bisa ada mereka--Cakka, Rio, dan Alvin-- padahal Shilla cuma ngasih tau Ify tadi.

"Gue tadi yang ngajak mereka," bisik Iel, seolah tau apa yang Shilla pikirkan.

"Ya, ampun Ray, kamu itu tadi kemana aja sih? Bikin khawatir deh," ujar Ify saat sudah berada didepan kereta bayi Ray.

Iel, Cakka, Rio, dan Alvin menatap Ify yang berbicara dengan Ray yang tengah tertidur dengan kening berkerut. Mereka jadi ingat dengan Agni yang juga berbicara dengan Ray saat melihat mereka mengelilingi Ray di lapangan komplek tempo hari.

Kalo waktu Agni sih masih sedikit wajar, karena saat itu Ray dalam keadaan terjaga. Lah sekarang Ray dalam keadaan tertidur, malah diajak ngobrol.

"Apa gitu kali ya cara interaksi dengan bayi?" pikir mereka.

Mereka terus melihat interaksi yang di lakukan keempat gadis di depannya kini, karena terlalu asyik memerhatikan keempatnya. Mereka tidak sadar, jika mereka yang jadi diperhatikan oleh keempat gadis itu.

Ify, Via, Shilla, dan Agni memerhatikan empat pemuda yang sedari tadi memerhatikan mereka.

"Kalian lagi merhatiin apa sih dari tadi?" Agni yang merasa jengah dan risih diperhatikan segera memilih buka suara.

Para pemuda itu berjengit kaget, ketika mendengar suara Agni. Iel dan Cakka meringis, malu karena ketahuan. Sedangkan Alvin san Rio hanya menggaruk tengkuk mereka.

"Kita cuma merasa heran kok, kenapa Ray lagi tidur tetap diajak ngomong,"

Ify mengangkat sebelah alisnya, Shilla dan Agni menatap mereka berempat aneh, sedang Via mengerjapkan mata, mendengar penjelasan Iel.

"Apa yang diheranin, emang lo pada gak pernah liat, ibu-ibu kan juga suka ngomong sama bayi. Mau itu bayi lagi melek atau lagi tidur, pasti ibu-ibu itu tetap bakal ngajak anaknya ngobrol." jelas Agni dengan senyum remeh.

"Ah, iya enggak cuma bayi. Janin dalam kandungan pun sama, mereka pasti suka ngajakin tuh bayi dalam perut mereka ngomong. Itu dilakukan biar apa sih ya Fy? Gue lupa," lanjutnya menatap Ify meringis.

Ify menggeleng. "Biar kemampuan otak si bayi itu berkembang dengan baik Ag, makanya kita perlu sering ngajak bayi berbicara. Itu sih menurut buku yang pernah gue baca," Ify mengedikkan bahunya, lalu menatap ke arah Ray yang masih tertidur.

"Omong-omong Shil, Ray bisa sama si Iel gimana ceritanya?" tanyanya. Jadi tadi sebelum Ify benar-benar sampai dihadapannya, Shilla lapor, Ray udah ketemu lagi sama Iel dan sekarang mereka lagi ditaman deket danau.

Shilla menatap Ify, "Gue aja gak tau Fy, tanya aja noh sama pelakunya." Shilla menunjuk Iel dengan dagunya.

Ify mengikuti arah dagunya yang meninjuk Iel.

"Eh, El. Jelasin dah gimana si Ray itu tadi bisa sama lo, tadi kan lo belum cerita." ucap Shilla.

Iel mengembuskan napasnya kasar, menatap ketiga sahabatnya seolah meminta pendapat apakah ia harus bercerita atau tidak.

Alvin, Rio, dan Cakka menatap Iel penasaran dengan apa yang udah terjadi sebelum mereka sampai disini. Kenapa tiga gadis yang baru mereka kenal belum lama ini, tadi terlihat sangat panik saat memasuki area taman.

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang