10

2.1K 124 3
                                    

Ify menatap arah pintu rumahnya dengan perasaan cemas, hari sudah siang--meski jam dindingnya baru menunjukkan pukul 07.30 pagi, tapi mengingat Ray yang selalu sarapan diatas jam segitu-- menurut Ify ini udah siang.
Tetapi, Agni dan Ray belum juga pulang. Entah pergi kemana mereka berdua.

Padahal Ify sengaja pergi ke pasar pagi-pagi biar bisa ngasih sarapan Ray tepat waktu, tetapi saat pulang dia sama sekali tidak menemukan Ray dimanapun. Saat menanyakan pada Shilla yang sedang menjemur baju, Shilla menjawab tidak tahu.

Saat tanya pada Via yang sedang bersih-bersih, dia bilang Agni ngajak Ray keluar, tapi Via gak tau kemana. Ah, ini mencemaskan.

Ify terus mondar-mandir tidak jelas diruang tamu yang merangkap ruang makan itu, sesekali ia mendesah gelisah.

Bahkan saking gelisahnya Ify sampai tidak menyadari Via yang berdiri diambang pintu tengah menatapnya bingung.

"Lo lagi ngapain Fy?" tanyanya membuat Ify terlonjak kaget.

"Ah, lo Vi, ngagetin aja. Ini gue lagi nunggu Ray sama Agni, kok mereka masih belum pulang ya? Pergi kemana coba, sampai jam segini belum balik." jawab Ify sambil menggerutu.

Via mengerutkan kening. "Gue pikir lo lagi belajar jadi setrika Fy,"

Ify langsung melotot kearah Via saat mendengar ucapan polos Via, yang benar saja, masa belajar jadi setrika. Yang ada setrika kali yang harusnya belajar jadi kaya Ify. Loh, Ify malah ikut ngawur.

"Lo udah selesai bersih-bersih dan beres-beresnya Vi?" Ify mengangkat sebelah alisnya, ketika menyadari Via yang membawa lap dan ember kecil ditangannya.

Via menatap kedua tangannya, nyengir. "Dikit lagi Fy, tapi gue udah laper, gimana dong? Lo udah selesai masak kan?"

"Udah, tapi makannya nanti lah Vi, nunggu Agni sama Ray pulang. Kita makan sama-sama, seperti biasa. Mending, lo selesain dah tu gawean."

Mendengar perintah Ify yang gak bisa diganggu gugat, Via berjalan dengan menghentakkan kakinya ke kamar sebelah, tak lupa wajahnya merengut. Perutnya udah lapar pake banget, masih disuruh bersih-bersih. Sungguh Ify ini sangat kejam.

Ify langsung menghela napas kasar melihat wajah cemberut Via, sebenarnya dia tidak tega. Tetapi, mereka sudah biasa makan bersama-sama.

Meski kadang ia tidak bisa ikut makan bersama, karena harus mengurus keperluan Ray. Tetap saja, ia harus menyuruh mereka makan bersama-sama.

Tuk tuk tuk

Srek srek

Ify langsung melangkahkan kakinya kearah pintu, saat samar-samar ia mendengar seperti suara sepatu dari langkah kaki orang. Dan terdengar juga gesekan roda gerobak bayi yang didorong.

Dengan tidak sabar, Ify langsung membuka pintu ruang tamu tepat sebelum Agni sempat akan membukanya juga.

Ify dan Agni sama-sama terkejut saat keduanya hampir saja bertabrakan didepan pintu. Tetapi, tidak sampai disitu Ify dibuat terkejut. Karena saat ia melihat ke belakang Agni, guna mencari keberadaan Ray. Matanya menemukan empat pemuda berbaris dibelakang kereta Ray, dengan kereta Ray berada disalah satu dari mereka.

Ify mengalihkan tatapan nya menjadi menatap Agni.

"Kok ada mereka?" Ify bertanya lirih, yang dijawab oleh Agni dengan mengangkat bahu.

Setelah itu Agni pun melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah meninggalkan Ify yang masih bingung dengan ke datangan tamu yang tidak diundang.

Sampai suara salah satu dari mereka akhirnya membuyarkan kebingungannya.

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang