22

1.6K 103 0
                                    

Pria muda itu terus menatap dua gadis yang berdiri dihadapannya dengan tatapannya yang tajam, seolah mengintimidasi. Namun, bukannya takut. Kedua gadis itu malah menatapnya dengan tatapan yang pria itu sendiri tidak tau itu tatapan apa. Entah heran, atau kesal.

Ah, tetapi sepertinya dua-duanya. Bisa dilihat juga sih dari tindak-tanduk salah satu gadis itu. Jelas sekali jika ia tidak menyukai dirinya, atau bahkan kesal dengan kehadirannya malam ini.

Paham, kenapa mereka bersikap seperti itu. Pasalnya ia bertamu gak kenal waktu banget. Ya kali, pukul 08:00 malam dia bertamu. Wayahnya orang istirahat pan itu. Tapi, bodo' amat deh. Ia gak mau mikirin itu, yang harus dia pikirin, dia harus benar-benar membuktikan jika ada anak itu dirumah dua gadis ini.

Tanpa menghiraukan dua gadis itu, ia terus mencoba mencuri lihat isi didalam rumah kecil itu. Tetapi, setelah cukup lama ia mencoba. Ia tetap tidak bisa melihat apa yang ada didalam rumah tersebut kecuali ia masuk ke dalam rumahnya.

"Bisakah, kalian menyuruh saya masuk ke dalam rumah kecil kalian itu?" tanyanya setelah sekian lama ia tak menggubris dua gadis yang kini menatap dia dengan mata terbelalak.

Ya, gimana gak terbelalak ya. Jelas-jelas tadi sebelum ia menanyakan dua gadis itu bisa menyuruhnya masuk atau tidak. Salah satu gadis yang berdandan tomboy, mengusirnya dengan cara yang cukup halus. Tetapi, dasar pria itu keras kepala. Bukannya pergi, malah menanyakan hal yang aneh.

"Ini orang, gak waras kali ya?" tanya kedua gadis itu dalam hati.

"Oh, hemm!! Saya baru mengingat, saya belum memperkenalkan diri," ucap pria itu seraya mengulurkan tangan kanannya. Mengajak berjabat tangan.

"Nama saya Avrizal, CEO dari perusahaan AVV corps," lanjutnya masih dengan tangan yang menggantung di udara menunggu respon dari dua gadis dihadapannya.

Dua gadis itu menatap wajah dan tangan pria-yang mengaku sebagai CEO AVV Corps-dengan wajah heran. Ya, gimana gak heran. Ada seorang CEO datang bertamu ke rumah mereka yang kecil malam-malam begini.

"Oh, kalian tidak perlu memperkenalkan diri kalian." ucap pria bernama Avrizal menurunkan tangannya yang menggantung saat salah satu gadis itu akan menjabat tangannya. "Kalian berdua itu pasti Difyna dan Rosalin kan?" lanjutnya.

Dua gadis yang ternyata Ify dan Agni itu mengernyit kompak saat Avrizal sudah tau namanya.

"Sebenarnya apa tujuan anda? Sampai anda tahu siapa kita," ucap Agni menatap penuh selidik.

Avrizal sendiri mendapat pertanyaan yang sama dan tatapan penuh selidik dari Agni hanya terkikik geli. Bibirnya tersenyum miring, sepertinya kedua gadis ini akan sangat merepotkan. Bantinnya setelah memerhatikan gerak gerik dua gadis itu.

"Tidak suka diajak berbasa-basi ya kalian rupanya," ucap Avrizal mengangguk dengan posisi tangan kanan dibawah dagu dan kiri menompang tangan kanan didepan perut.

"Akan saya katakan tujuan saya sebenarnya," lanjutnya dengan nada yang seolah menggantung.

"Saya ingin membawa anak yang ada ditangan kalian," ucapnya tegas.

Ify dan Agni mengernyit saat mendengar ucapan Avrizal. Membawa anak? Anak siapa? Anak mana? Baby Ray kah maksudnya? Kalo iya, gak akan mereka kasih ke orang kayak gitu. Enak saja main bawa anak orang, emang dia siapa? Huh

"Anak? Maksud anda, anak apa?" tanya Agni dengan wajah mengernyit.

Avrizal mendengus mendengar pertanyaan gadis tomboy dihadapannya.

"Kamu pikir, saya bisa kamu bodohi?" ujar Avrizal dengan senyum miring khasnya. "Saya tau anak itu ada pada kalian, saya sudah menyelidiki semuanya."

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang