11

2.1K 123 5
                                    

Hari minggu ini menurut Via adalah hari yang sangat mengesalkan, gimana gak kesal. Udah disuruh beres-beres dan bersih-bersih satu rumah, pas udah lapar dan ingin makan, malah belum boleh makan sama Ify.

Huh, Ify ngeselin, Ify kejam, Ify jahat. Via terus bergumam, ngata-ngatain Ify sambil beres-beres dan bersih-bersih kamarnya dan Agni.

Sudah dari pagi, Via melalukan aktivitas ini. Dan tinggal kamarnya lah yang belum dibersihkan dan dibereskan.

"Huh, harus semangat Via. Biar kamu cepat dapet makan, selesai kamu beres-beres dan bersih-bersih disini pasti Agni dan Ray udah pulang. Ayo Via, yang cekatan." ucapnya menyemangati diri sendiri.

Dan sepertinya, itu berhasil. Karena setelah ia berucap seperti itu, Via dengan lincahnya membereskan dan membersihkan kamarnya dan Agni.

Via langsung tersenyum saat pekerjaannya kini telah selesai, dengan langkah riang Via menenteng ember dan lap keluar kamar.

Di dalam pikirannya kini melintas, bahwa ia pasti sudah boleh makan.

"Ify, pekerjaan gue udah selesai nih." ucap Via saat sampai diambang pintu kamar.

Suaranya yang sedikit cempreng, langsung mengalihkan tatapan beberapa orang yang ada di ruang tamu yang sekaligus jadi ruang makan itu.

Bahkan Agni yang saat itu sempat berfikir aneh--ingin mengerjai empat pemuda dihadapannya-- itu pun langsung memutar kepalanya menatap Via yang sudah berdiri di depan pintu kamar.

Sadar menjadi tatapan beberapa orang, Via meringis dan menggaruk kepalanya. Kebiasaannya kalo salah tingkah, atau malu.

"Lagi ada tamu ternyata," ucapnya dan langsung berlari ke belakang, seperti tujuan awalnya sebelum benar-benar bisa makan.

Ya kali, dia makan tapi alat-alat yang habis buat bersih-bersih masih berserakan. Yang benar saja.

Sampainya Via di belakang, Via menemukan Shilla yang tengah menyuapi Ray sarapan.

"Lah lo disini Shil?" tanyanya

Shilla yang sedang asyik menyuapi Ray, terlonjak kaget.

"Heh, lo Vi, ngagetin tau gak." ujarnya mengusap-usap dadanya.

"Maaf Shil, gue kira lo di depan. Kan lagi ada tamu tuh banyak,"

"Gue dari tadi disini kok Vi, Ify nyuruh gue nyuapi Ray nih, katanya emang ada tamu. Emang siapa sih tamunya?"

Via mengedikkan bahu. "Gak tau gue,"

"Tapi setelah naro ini gue pingin nyamperin sih, kepo juga" lanjutnya meringis.

"Kalo gitu gue ikut juga deh nanti, sekalian nyuruh Ify buat mandiin Ray. Bau acem Raynya belum mandi," ujar Shilla seraya menciumi Ray yang memang belum mandi. Mulutnya bergumam, "bau acem, bau acem."

Shilla terus saja menciumi badan Ray, membuat Ray tertawa karena merasa geli. Tawa imut seorang bayi yang membuat siapa saja yang mendengarnya ikut tertawa.

.

.

.

.

Suasana ruang tamu yang sedari awal terasa canggung, makin terasa canggung saat mereka melihat tingkah Via yang sangat ajaib. Saking ajaibnya, Cakka sama Iel aja sampai bengong karena terkejut liat dia. Sebenarnya, Rio dan Alvin juga sama sih, tapi raut terkejut mereka tertutup karena raut datar yang di miliki mereka berdua. Gak keliatan deh.

Tetapi itu tidaklah berlangsung lama, karena Agni yang mulai jengah, akhirnya memilih membuka suara terlebih dahulu. Padahal mah dia lagi malas ngomong, tapi daripada mereka diam-diaman terus. Mending dia ngalahin lah, ngarepin Ify ngomong mah, lama.

Baby's Love (End) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang