"Apa seperti ini saja tidak apa Mingyu?" tanya Dahyun pada Mingyu.
Beberapa hari setelah kejadian yang menghebohkan itu, lambat laun rumor yang beredar tentang Dahyun dan Mingyu mulai menghilang.
Dahyun masih menjalin hubungan dengan Wonwoo, sementara itu untuk beberapa hari belakang Dahyun sedikit mengurangi untuk bertemu dengan Mingyu. Namun hari ini Dahyun tak perduli lagi, ia ingin bertemu Mingyu dan menceritakan keluh kesahnya pada lelaki itu. Karena bagaimana pun, Dahyun merasa jika Mingyu adalah tempat yang tepat baginya untuk bercerita.
Dahyun pun akhirnya memutuskan untuk bertemu Mingyu sepulang sekolah. Dan disinilah mereka, keduanya tengah berada di taman kota, duduk berdampingan di salah satu bangku taman.
"Mingyu... Aku tidak tahu harus bagaimana sekarang, apa seperti ini saja tidak apa-apa? " tanya Dahyun lagi dengan lirih.
"Kurasa tidak apa-apa, dengan Wonwoo yang bersikap seperti itu semua akan baik-baik saja, hubungan mu dan Wonwoo juga tetap berjalan bukan, kau tidak perlu khawatir," ucap Mingyu.
"Tapi aku merasa sedih jika Wonwoo bersikap seperti itu. Ia tidak menunjukkan ekspresi lebih atau bahkan mengungkapkan apa yang ada dipikirannya. Wonwoo bahkan tidak marah saat aku mengatakan bahwa kita memang benar-benar berciuman, ah tidak itu tidak bisa dikatakan berciuman karena bibir kita hanya menempel. Tapi meski begitu tetap saja harusnya Wonwoo marah padaku! Meneriaki ku! Atau bahkan memukul mu! Tapi dia tidak melakukan semua itu! "
Dahyun mulai menangis sekarang. Kegundahan dan kekhawatiran dihatinya ini bahkan tak berpengaruh sedikit pun untuk Wonwoo. Hanya dirinya yang merasa gundah, hanya dirinya yang merisaukan masalah ini. Wonwoo tidak, lelaki itu tidak peduli.
"Hal seperti ini memang tak penting untuknya kan atau dia memang tidak mencintai ku, karena itulah dia tak perduli meskipun aku berciuman dengan mu sekalipun! "
Mingyu memperhatikan Dahyun, ia sedih melihat Dahyun seperti ini. Belakang ini Dahyun terlihat murung. Dahyun juga mulai menjaga jarak dengannya. Karena masalah seperti ini, mereka tidak bisa bertemu sebebas sebelumnya. Mingyu cukup menyayangkan hal itu karena Dahyun adalah teman yang menyenangkan. Jujur, Mingyu merindukan saat-saat mereka menghabiskan waktu bersama.
Dan sekarang Dahyun tengah menangis. Mingyu tak tahan melihatnya. Ia tidak ingin Dahyun menangis seperti ini. Mingyu ingin membawa Dahyun kedalam pelukannya, namun ia ragu.
Apakah ia boleh merengkuh gadis ini?
Setelah berkutat dengan pikirannya untuk beberapa waktu, akhirnya Mingyu membawa Dahyun untuk masuk kedalam pelukannya. Ia memeluk Dahyun, merengkuhnya dan membiarkan gadis itu untuk menangis di dadanya. Mengelus kepalanya untuk menenangkannya.
"Sudahlah, jangan menangis, kau tidak cocok untuk menangis," ucap Mingyu
Mingyu mencoba menenangkan Dahyun yang makin histeris menangis di dalam pelukannya. Mingyu pun semakin mengeratkan pelukannya.
"Aku tidak kuat lagi Mingyu hiks! Kenapa hanya aku yang khawatir, kenapa hanya aku yang memikirkan semua ini," ucap Dahyun di sela-sela tangisnya.
Dahyun menenggelamkan wajahnya di dada Mingyu.
"Sudahlah Dahyun, kau bisa mencari namja lain kalau kau memang tak sanggup dengan Wonwoo."
Ya, untuk apa bertahan dengan lelaki yang bahkan terang-terangan tak peduli dengan hubungan mereka. Dahyun masih bisa mendapatkan lelaki lain yang lebih pantas untuknya.
"Lagi pula kenapa kau memikirkan hal yang tak perlu, jika Wonwoo memang tak peduli dengan hubungan kalian, kau bisa putus dengannya, " lanjut Mingyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince [END]
FanfictionKim Dahyun, gadis yang menginginkan perhatian lebih dari kekasihnya ini rela melakukan apapun. Ia bahkan rela untuk pindah sekolah demi kekasihnya ini. Memiliki kekasih yang berhati dingin bukanlah hal mudah, bisakah Dahyun meluluhkan Hati pangeran...