Setelah Dahyun meninggalkan Wonwoo sendirian di atap. Wonwoo terduduk begitu saja.
"Sial!" desis Wonwoo.
"Arghhh!! Apa yang kulakukan!" teriaknya.
Wonwoo mengacak-acak rambutnya. Ia terlihat uring-uringan, terduduk di lantai dengan di temani hembuas angin. Langit mulai gelap dan bergemuruh, menandakan jika hujan akan turun.
"ARGH! SIAL! SIAL! SIAL!" teriak Wonwoo.
Wonwoo memukul lantai untuk mengungkapkan kekesalannya, tak seharusnya ia berkata seperti itu pada Dahyun. Ia menyesalinya, semua perbuatan yang ia lakukan pada Dahyun, sehingga gadis itu terlihat sangat membencinya. Wonwoo menyesal karena ia lebih mempertahankan egonya. Apa yang harus Wonwoo lakukan sekarang? ia pun tak tahu.
Hatinya juga terasa sakit, bagaimana tidak sakit jika melihat kekasih mu berciuman dengan lelaki lain? Saat itu Wonwoo sangat ingin memukul wajah Mingyu dan membuat lelaki itu habis di tangannya, ditambah lagi kedekatan Mingyu dengan kekasihnya itu membuatnya bertambah kesal. Ia marah hingga rasanya ingin membunuh Mingyu karena sudah berani menyentuh miliknya. Namun Wonwoo saat itu mencoba untuk mengerti situasi yang tengah Dahyun hadapi. Karena itulah Wonwoo tidak mencoba untuk mempermasalahkan kejadian saat itu.
Tapi sekarang Wonwoo menyesali tindakannya. Seharusnya ia saat itu memang harus memukuli Mingyu.
Ingatan saat Dahyun menangis karenanya semakin membuat Wonwoo merasakan nyeri di dadanya. Ia merasa sangat bersalah pada Dahyun.
"Bagi ku kamu satu-satunya lelaki yang aku cintai, Tapi bagi mu aku bukanlah satu-satunya yang kamu cintai."
"Aku selalu menjaga cincin itu, memandanginya saat aku merindukan mu yang sibuk dengan klub mu itu! Karena cincin itu, Aku kadang berfikir, ahh ternyata Wonwoo sangat mencintai ku."
"Tapi, semuanya salah, semua yang aku pikirkan itu salah. Sekarang aku menyadari bahwa Aku lah yang terlalu bodoh karena mencintai seorang pangeran es sepertimu!"
"Kenapa?! Kenapa selalu aku yang mencoba mempertahankan hubungan ini, kenapa?! Tidak kah kamu pernah sekali saja membahas tentang hubungan kita? Kita bukanlah teman Wonwoo, hubungan kita tidak lah semudah itu!"
"Ahh sekarang aku baru menyadari, bahwa disini hanya aku yang mencintai mu. Itulah alasan mengapa kamu bahkan tidak peduli dengan semua yang terjadi di dalam hubungan kita ini!"
Perkataan Dahyun tadi terus saja berputar di dalam otaknya, hingga ia tak tahu harus berbuat apa. Ini pertama kalinya ia merasa pusing karena seorang gadis seperti Dahyun.
Sebenarnya Dahyun adalah kekasih pertamanya. Wonwoo tidak pernah merasa sangat menyayangi dan mencintai seseorang sampai rasanya ingin mati. Mungkin ia sangat kaku dalam menyampaikan apa yang ia rasakan. Egonya terkadang membuatnya terlihat seolah ia tidak pernah bisa menunjukkan bahwa ia mencintai Dahyun. Namun inilah dia, Jeon Wonwoo yang mencintai seorang Kim Dahyun.Wonwoo bukanlah seseorang yang bisa mengatakan 'aku mencintaimu' dengan mudah. Baginya itu hanyalah sebuah kata. Ia lebih memilih untuk tidak mengungkapkan apa yang ia rasakan dengan sebuah kata-kata, tapi dengan perilaku serta tindakannya.
Namun sekarang mungkin kata 'aku mencintai mu' adalah kata yang sangat berarti jika Dahyun yang mengucapkannya. Sekarang ia menyesal tidak pernah membalas kata-kata itu.
"Kau tahu? Aku.. Sangat membencimu sekarang, Jeon Wonwoo!"
"Aku mencintai mu, Dahyun," lirih Wonwoo.
Tepat saat Wonwoo mengatakan itu hujan tiba-tiba saja turun sehingga membasahi tubuhnya yang kini hanya terduduk lemas di lantai rooftop sekolahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Prince [END]
FanfictionKim Dahyun, gadis yang menginginkan perhatian lebih dari kekasihnya ini rela melakukan apapun. Ia bahkan rela untuk pindah sekolah demi kekasihnya ini. Memiliki kekasih yang berhati dingin bukanlah hal mudah, bisakah Dahyun meluluhkan Hati pangeran...