Beberapa tahun kemudian...
"Penyakit ini disebut dengan Apocalypse Virus. Virus ini menimpa Jepang lima belas tahun lalu. Virus ini meledak, menyebar ke berbagai daerah....."
......
"Tragedi itu disebut sebagai Lost Christmas. Sepuluh tahun kemudian kejadian ini kembali menimpa negara kita, tepat di Tokyo. Kejadian itu terjadi secara singkat, hanya dalam waktu semalam. . . ."
......
Ya. Malam itu terjadi begitu singkat. Seluruh tubuhku dapat merasakan virus itu menjalar dan membekukan-lebih tepatnya membungkus seluruh tubuhku hingga tak bergerak-bahkan rasanya setelah itu aku kehilangan kesadaran, seakan berada di ujung kematian.
Dalam kegelapan aku merasa ada di suatu tempat, sebuah kota tak berpenghuni. Seperti ... melihat masa depan Tokyo yang dipenuhi kristal ungu pekat. Aku pikir, aku akan tetap selamanya disana menunggu ajal atau ajal yang menetapkanku tinggal di kota itu.
Namun tak lama pandanganku memutih, bukan karena pancaran sinar yang menyilaukan ataupun pandangan yang memudar, dalam sesaat sekitarku berubah menjadi ruang tanpa batas. Dan kemudian kudengar suara merdu yang menyanyikan lagu dengan merdu. Bukan lagu yang pernah populer, namun kukenali suara itu berasal dari seseorang yang pernah terkenal akan lagunya yang kontroversial.
Hanya sekilas dan seluruhnya menghilang. Sedikit demi sedikit aku dapat merasakan kembali detak jantungku, aliran darah yang mengalir, udara yang dapat kurasakan mengisi rongga paru-paru, kedua mataku sedikit samar namun dapat melihat kembali, dan terakhir aku sadar tubuhku jatuh begitu saja ke lantai. Meski tubuh terasa lelah aku mencoba bangkit, duduk menghadap jendela yang meneruskan cahaya matahari pagi.
Pelajaran hari ini pun telah selesai. Setelah guru melangkah keluar dari kelas para murid kelasku langsung berhamburan dari tempat duduk, ada yang langsung keluar kelas, ada pula yang mengerjai temannya dulu sebelum berlari sebelum temannya itu membalas perbuatannya. Sedangkan aku merapikan buku kembali dalam tas, tak meninggalkan apapun dalam laci meja karena takut hilang.
"Seluruh pelajaran semuanya dikaitkan dengan virus apocalypse. Biologi, kimia, sejarah, sosiologi, bahkan ekonomi mengaitkan kejadian lima tahun lalu. Haah, aku jadi bosan belajar!!"
Ya. Kejadian lima tahun lalu menjadi sejarah besar bagi negara kami, bahkan dunia. Tragedi itupun masuk ke dalam seluruh mata pelajaran, para guru sering kali bicara mengenai kejadian itu, menceritakan pengalaman pribadinya hingga kami semua merasa bosan. Tak ada alasan karena kami semua mengalaminya.
Aku tertawa kecil, mengangguk setuju dengan keluhan teman sekelasku, Miyoshi Kayo.
Kayo menaikkan kepalanya yang tadinya disandarkan di atas meja. "Pulang sekolah kemana? Karaoke? Aku dapat informasi lho ada tempat karaoke baru buka!" Seketika ia mulai ceria dengan idenya itu.
"Benarkah? Ya, sayangnya kita ada piket kelas hari ini. Habis itu aku mau ke rumah sakit jenguk ayah," sesal Anko, gadis berkacamata yang sekaligus ketua kelasku.
"Eeh~, padahal selama lima tahun ini tak ada tempat hiburan kamu mau melewatkannya begitu saja?"
"Habis mau gimana lagi? Hari ini jadwalku menjenguk ayah."
"Sudahlah," leraiku. "Besok juga bisa, kan? Tak perlu harus hari ini."
"Seperti yang Minori-chan katakan, aku setuju besok." Anko memperlihatkan ibu jarinya.
Kayo menghembuskan napas kesal. "Baiklah~. Tapi besok janji ya!"
Aku dan Anko mengangguk bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GC: The Righthand of Eve [END]
ФанфикToyone Minori ialah salah seorang anak yang selamat dari peristiwa Lost Christmast ke-4. Lima tahun telah berlalu dan kini ia seorang remaja SMA dengan kehidupan normalnya... Suatu hari ia bertemu dengan seorang pria bernama Ouma Shu... Beberapa min...