Hari ini aku pulang bersama dua teman dekatku, siapa lagi kalau bukan Kayo dan Anko. Mereka berdua akan main ke rumahku, tidak, lebih tepatnya kita akan belajar bersama menyelesaikan tugas kelompok.
Melewati tepi sungai menuju rumah, saat itu aku mencari kesempatan melihat kiri-kanan, mencari sosok yang pernah kutemui di jalan ini. Namun sepertinya hari ini ia tak datang, mungkin karena kejadian kemarin ia tak lagi lewat ke sekitar sini.
Aku menghela napas lemah. Sepertinya ... aku terlalu terbawa perasaan.
“Ada apa, Minori-chan?” Kayo yang menyadari sikapku ikut melihat kiri-kanan. “Kau ... jangan-jangan sudah punya janji ketemuan sama seseorang disini??” godanya.
“Eh, benarkah?” Anko ikut candaan Kayo, menyikut lenganku.
“Gak kok. Gak ada,” elakku.
“Huu~ bohong~! Padahal kalau benar aku bisa tahu tipe cowok Minori-chan seperti apa. Habis kamu tak terlihat dekat dengan cowok manapun di sekolah.”
“Gimana mau dekat sama cowok, aku selalu jalan dengan kalian berdua!”
“Oh, iya ya?” Kayo terkekeh.
“Itu artinya nasib kita sama dong?” Anko mulai mewek.
“Apa perlu kita bertiga ikut kencan buta?” saran Kayo.
“Gak ah, malas,” tolakku.
“Belum lagi kencan buta itu berbahaya lho!” ingat Anko. “Kita tak tahu sikap orang itu seperti apa.”
“Yah, habis aku udah bosan menjomblo nih.”
“Kamu baru saja putus sama senpai di klubmu, bisa-bisanya ngomong begitu!” kesal Anko.
“Yee, masalah gitu cari yang baru??” Kayo terpancing emosi.
“Sudah, sudah,” aku kembali melerai mereka.
Dua temanku itu punya sifat yang bertolak belakang namun tetap saja akhirnya berbaikan kembali. Dan yang paling membuatku senang mereka tetap berada disisiku meski aku tak memiliki kelebihan di bidang apapun.
Aku kembali melirik sekitar tepi sungai. Tak ada sosok orang itu, hanya ada sekelompok anak yang bermain kejar-kejaran.
“Ternyata memang ada seseorang yang kamu tunggu di sini, Minori-chan~?”
Aku mendorong punggung Kayo dengan kesal. “Gak ada!”
**GC: TRoE**
Persiapan bunkasai membuat pekerjaan kami sebagai murid dua kali lipat dari biasanya. OSIS sibuk merencanakan kegiatan, berkoordinasi dengan para ketua kelas dan ketua klub, dan negosiasi dengan guru.
Sedangkan kami sebagai murid biasa, kami harus mempersiapkan acara kelas maupun klub. Karena klubku telah menentukan apa yang harus ditampilkan, kini giliran kelasku yang bingung harus membuat apa.
“Maid cafe?” saran salah seorang teman.
“Sudah diambil kelas 1-A!” tolak Anko. Ia berdiri di hadapan kelas sebagai ketua kelas bersama dengan sang wakil.
“Obake—”
“Juga sudah diambil! Apa tak ada ide yang lebih bagus?” kesalnya. “Aaakh! Kenapa sih semua yang seru diambil kelas lain??” Ia terlihat frustasi sendiri di depan kami.
“Planetarium!”
“Tidak, tidak. Anak klub astronomi sudah menyusulkan hal itu.”
“Ketua~.”
![](https://img.wattpad.com/cover/75358039-288-k975478.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GC: The Righthand of Eve [END]
FanfictionToyone Minori ialah salah seorang anak yang selamat dari peristiwa Lost Christmast ke-4. Lima tahun telah berlalu dan kini ia seorang remaja SMA dengan kehidupan normalnya... Suatu hari ia bertemu dengan seorang pria bernama Ouma Shu... Beberapa min...