C-07 : Bunkasai Planning 3

83 10 0
                                    

"KALIAN INGIN MENGUBAH NASKAHNYA????"

Pekikan Hasabaki-senpai hampir menulikan indera pendengaran sembilan orang dalam ruang klub cinematography.

"Kalian tak suka naskahnya atau tak suka denganku? HAH??"

"Bu-bukan seperti itu, Hasabaki-senpai..."

"KALAU BEGITU!! Kalian buat sendiri naskahnya! Aku lepas tangan jika kalian tak mau mengikuti keinginanku!"

BRAKK!!

Pintu dibanting kasar oleh Hasabaki-senpai. Ia pergi begitu saja keluar ruangan dengan wajah masam. Sembilan orang yang ditinggalnya terpaku dalam keheningan.

"Gawat nih kalau Hasabaki-senpai marah begitu."

"Bisa-bisa seluruh peralatan baru klub ditariknya."

"Biarin deh daripada gue mati kutu ikut film aneh dia!"

"Gimana selama peralatan belum ditarik kita pakai buat film? Apa aja deh, film dokumenter atau drama singkat tentang anak sekolahan aja. Cukup!"

Kami anak tahun pertama hanya bisa mengangguk mendengarkan perdebatan senpai kelas dua.

"Kami ngikut senpai aja deh, asal jangan idenya Hasabaki-senpai," ujarku.

Salah seorang senpai tahun kedua, Yugawa-senpai mengangguk. "Baiklah, kalau gitu kita semua harus mengumpulkan ide dan besok kumpul lagi, siapa yang punya ide bagus utarakan pada kita semua. Tapi untuk jaga-jaga, Miyazaki, Kagoshima, kalian berdua pakai kamera klub untuk mengambil gambar sekitar sekolah sebagai latar, entah kita akan bikin dokumenter atau drama, yang punya camera digital juga boleh merekam sekitar sekolah atau apapun yang kalian suka. Pakai kamera handphone, kalau dapat kualitas HD. Mengerti?"

Kami semua tertegun mendengar serentetan perintah Yugawa-senpai. Dia malah lebih seperti ketua yang sesungguhnya!

Yugawa-senpai terlihat terkejut melihat reaksi kami yang hanya diam. "Maaf, apa aku bicara seenaknya?"

"Aah, tidak, tidak," kami langsung menggeleng, tersenyum menerima idenya.

"Oke, semuanya. Ayo kita kumpulkan ide!" usul Miyazaki-senpai.

Kami serempak menaikkan tangan bersama. "Ooo!!"

Wah, apa aja ya? Kalau begini aku juga bisa mengambil gambar. Hm, mulai dari mana ya??


**GC: TRoE**


Aku mengangkat handphone, memposisikannya kameranya membujur untuk merekam keadaan kelas saat istirahat. Akupun merekam Anko yang sedang membukan bento-nya, ia langsung membuang muka karena tak suka diambil gambar tiba-tiba.

Lalu Kayo, ia langsung tersenyum manis dengan pose tangan peace dua jari. Kemudian kuarah kamera ke seluruh ruangan, yang makan bento bersama, bercanda dengan teman, memperebutkan manga, mengganggu yang belum mengerjakan tugas, dan lainnya.

"Tumben ambil gambar kelas," ucap Kayo.

"Untuk cari ide buat drama klub." Kutekan tombol stop dan simpan.

"Trus yang kemarin?" heran Kayo.

Aku tertawa kecil. "Syukur banget gak jadi!"

"Serius? Trus si gendut aduhai itu terima untuk merubah naskah?"

"Gak sih. Hasabaki-senpai malah marah terus gak lagi balik ke ruangan. Dia kesal banget!"

Aku dan Kayo tertawa membayangkan wajah kesal Hasabaki-senpai.

"Trus kedepannya klub cinematography buat apa?" tanya Anko.

Aku terdiam.

"Sebenarnya... kami belum dapat ide untuk mengganti ide naskah Hasabaki-senpai, tapi kita tetap gak mau ambil idenya yang gak karuan itu. Karena itu Yugawa-senpai mengusulkan ide untuk mengambil gambar apapun sebagai latar nantinya, entah untuk dipakai buat film dokumenter atau mini drama."

"Karena itu kamu ambil gambar kelas?"

Aku mengangguk. "Betul. Jadi, Anko-chan~ perlihatkan wajahmu demi kesuksesan film klubku~."

Aku langsung mengangkat handphone, menghadapkan kamera untuk menangkap wajah Anko, tapi anak itu tetap membuang muka.

"Ayolah~," pintaku. Perlahan ia menolehkan wajahnya padaku dengan malu-malu. "Senyum~," pintaku sekali lagi.

Gambar yang sangat langka kudapati! Wajah Anko yang tersenyum manis terekam dalam kameraku!

"Kayo-chan! Anko imut banget! Nih lihat~," pamerku.

Kayo langsung mengambil kameraku. "Ya ampun~ foto langka! Bagi, bagi!" Ia mengambil kamera untuk menghidupkan bluetooth.

"Jangan disebar ya, aku malu!!" ucap Anko, wajahnya benar-benar memerah.

"Eh~ sayang banget. Masukin ke insta~!" goda Kayo.

"Jangan Kayo!!"

"Yes, udah selesai!"

"Selesai kamu pajang di instagram?" shok Anko.

"Selesai ngirim baru," ujar Kayo dengan wajah pokerface. Wajah itupun berubah jahat dengan dua tanduk tumbuh di atas kepalanya. "Lalu kupajang di insta-"

"JAANGAAAAAN!!!"

GC: The Righthand of Eve [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang