Saat itu, aku masih kecil tak tahu apa-apa.
Namun kedua orang tuaku sangat protektif terhadapku, mengontrol kemanapun aku pergi dan tak boleh bermain di luar bersama teman sebayaku.
Padahal selama penglihatanku tak ada satupun teman sekolah yang memiliki penyakit itu. Jika adapun mereka tak akan pergi sekolah, ditangani oleh pihak rumah sakit untuk menjalani pengobatan. Itu yang kutahu.
Mentari perlahan menuju tempat peristirahatannya, hari itu jalanan begitu lengang tanpa kendaraan. Dari balik kaca jendela kamar aku hanya bisa menghembuskan napas, membuat gambar bunga tanpa tangkai, mengamati keadaan di luar dengan bosannya.
Sudah seminggu sekolah meliburkan para murid, tak ada kegiatan sekolah, tak boleh keluar rumah, bahkan tak ada listrik untuk menghidupkan televisi. Satu-satunya yang bisa menghiburku hanyalah mp3 yang kini memutar lagu kesukaanku, Euterpe.
“Minori, sebentar lagi makan malam selesai. Keluarlah dari kamar!” Ibu masuk tanpa mengetuk pintu, mengingatkan makan malam dan pergi begitu saja tanpa menutup pintu.
“Haai’...”
Aku bangun, mengalihkan pandangan ke dalam. Sebelum beranjak keluar kamar aku kembali menatap langit yang mulai gelap. Cahaya oranye yang semakin gelap, langit siap menyambut kegelapan. Namun tak ada yang menyangka kegelapan itu yang membawa umat manusia dalam malapetaka.
Sedetik kemudian langit tanpa sinar menggelapkan pandangan. Tanpa lampu aku tak bisa memastikan apa yang terjadi. Kedua mataku terbelalak dalam kegelapan.
Di ujung langit sana entah sinar dari mana berwarna kemerahan menyambut, langit seperti gaun hitam yang dihiasi pita merah. Saking takut apa yang akan terjadi aku segera melangkah mencari ibu keluar.
“Ibu—”
Namun aku tak berhasil melangkah sedikitpun. Tiba-tiba seluruh tubuhku mengeras, suaraku tercekal, napasku tersengal, dan terakhir yang bisa kurasakan hanyalah pandangan yang kabur dan semakin gelap.
Gelap menuju kehampaan. . . .
============================
Tidaaakk!!!! (⌇ຶД⌇ຶ)
Tolong jangan mati lampu! Tolong jangan padamkan cahayakuuu karna ... hidupku telah gelap gulita Ծ_Ծ *curhat* #plakk *digampar pembaca*Heheee~ nante nee~ (。⌒∇⌒)。
Baru chapter awal~
Tenang~ langsung ke cerita kok, chap-1 langsung ku-post~!Sore jyaa~
Silahkan lanjut ke laman berikutnya~ (* ̄▽ ̄*)ブ
KAMU SEDANG MEMBACA
GC: The Righthand of Eve [END]
Fiksi PenggemarToyone Minori ialah salah seorang anak yang selamat dari peristiwa Lost Christmast ke-4. Lima tahun telah berlalu dan kini ia seorang remaja SMA dengan kehidupan normalnya... Suatu hari ia bertemu dengan seorang pria bernama Ouma Shu... Beberapa min...