C-25 : The Birth of Eve

151 14 4
                                    

Dari jauh baku tembak terlihat di atas sebuah bangunan yang sudah tak berpenghuni-terlihat lumut-lumut telah menyebar di dinding-dindingnya. Kami tak tahu apa yang terjadi di sana, tapi dari suara saja kami tahu Samukawa Yahiro-san dan timnya masih bertarung dengan Ishii Hotaka.

Tampaknya pria itu sangat gigih akan usahanya kali ini. Dengan membuat Lost Christmast kelima, apa tujuannya yang sebenarnya? Jikalau hanya ingin menghancurkan Tokyo dan seisinya berarti ia benar-benar gila!

Shu-san dan Daryl-san menghentikan motor tepat di depan pintu utama masuk ke bangunan tua ini. Segera tanpa perintah kami melangkahkan kaki masuk ke dalam.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mamo-ni.

Aku yakin ia masih kebingungan dengan semua yang terjadi begitu mendadak. Namun aku maupun Shu-san tak sempat bersuara untuk menjawab pertanyaan itu.

Mamo-ni menarik tanganku mundur ke arahnya. "Minori-chan, apa yang akan kau lakukan di sini? Onichan yakin disini sangat berbahaya! Jangan mengikutsertakan dirimu ke situasi buruk seperti ini!"

"Mamo-ni, nanti kujelaskan semua tapi saat ini aku harus pergi!"

"Pergi? Pergi ke mana?? Onichan datang ke Roppongi menjemputmu pulang! Kasan sangat khawatir padamu! Ayo, sekarang pulang sama onichan!"

"Apa onichan tak membaca situasi saat ini? Semua orang panik akan vrus itu. pulang pun akan bernasib sama! Aku punya tanggung jawab yang harus kulakukan disini!"

"Tanggung jawab??" kening Mamo-ni berkerut, ia menatap tajam Shu-san yang ada di depanku. "Oh, pasti kau dalangnya! Kau bilang saat membawa Minori-chan hanya untuk pemeriksaan karena ibumu yang menangani adikku, kenapa kau malah menjerumuskannya dalam masalah besar seperti ini, HAH?!!"

"Maaf, Toyone-san, aku bisa menjelaskannya semua-"

"APA??"

"Mamo-ni!"

Duagh!

Mulut Mamo-ni terbungkam oleh bogem mentah yang dilontarkan Daryl-san. Wajah temannya itu sangat masam. "KAU BISA BACA SITUASI TIDAK??"

Mamo-ni menekan pipinya yang kena pukulan, meludah dengan gusarnya. "Kau tak tahu perasaanku sebagai seorang kakak sebaiknya kau tak ikut campur!"

"Heh, tak ikut campur?? Kau sendiri yang memintaku mengantarkanmu ke sini! Kita sudah terlanjur 'ikut campur' akan masalah ini! Lihat sekelilingmu! Kita ... ada di zona dimana virus kembali menyebar!"

Mamo-ni terdiam, ia tahu tapi ia tak mau tahu. Tujuannya datang ke Roppongi hanya ingin membawaku pulang, ia lebih fokus akan tujuannya daripada keadaan darurat seperti ini.

"Apa yang dikatakan Daryl benar, Toyone-san. Kita tak punya waktu, aku dan Minori harus segera menangani orang yang telah membuat keadaan menjadi seperti ini," ujar Shu-san kemudian. "Aku janji akan melindungi Minori, ia tak akan masuk dalam area pertempuran."

Kata 'melindungi' yang terlontar dari bibir Shu-san membuat jantungku berdegup sesaat.

"Ouma, jangan bilang kalau adik dari orang bodoh ini memiliki kekuatan yang sama dengan gadis penyanyi itu?" terka Daryl-san. Wajah Mamo-ni seketika jengkel saat ditunjuk oleh temannya dengan kata 'orang bodoh ini'. Aku tertawa dan membenarkannya dalam hati.

Shu-san menggeleng. "Lebih tepatnya Minori memiliki kekuatan yang sama denganku dulu."

Daryl-san terdiam sesaat. Ia mengamati tangan kananku. "Menarik. Coba keluarkan void-ku. Aku akan ikut bertarung dengan kalian."

Aku terkejut, kenapa Daryl-san tahu akan ... kekuatanku? Kulihat Shu-san, aku baru sadar dari awal mereka bertemu memang sudah terlihat tak asing satu sama lain. Apa dulu mereka pernah bertemu?

GC: The Righthand of Eve [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang