Sudah direncanakan sebelumnya hari ini aku menginap di Roppongi. Karena dalam keadaan darurat para pendiri Fune Fondation tinggal di bangunan sebagai tempat mereka bekerja. Kamar untuk menginappun tersedia di lantai tiga, dimana kamar pria dan wanitanya terpisah. Aku satu kamar dengan Shinomiya Ayase-san, Tsugumi-san dan Kusama Kanon-san. Sedangkan Haruka-sensei kembali bekerja di labornya bersama para asistennya.
"Toyone-chan, ayo kita ke onsen sebelum para lelaki tiba," ajak Kusama Kanon-san. Yang lainnya juga telah siap dengan baju dan handuk masing-masing untuk pergi mandi.
"Di sini ada pemandian air panas. Waktu laki-laki nanti jam sepuluh, sebelum itu kita segera memakainya," jelas Shinomiya-san.
"Jika ada yang berani mengintip, aku yang akan menghajar mereka!" ungkap Tsugumi-san memperagakan ilmu bela dirinya.
Aku mengangguk, tersenyum, dan mengikuti mereka ke onsen yang ternyata ada dalam bangunan ini. Tak lah besar, juga tak sempit untuk kami berempat, bahkan menurutku masih bisa menampung sepuluh orang.
"Aya-ne, biar kugosok punggungmu~."
"Terimakasih, Tsugumi."
"Toyone-chan mau kugosok punggungmu?" tawar Kusama-san.
"A-ah, tidak usah," elakku gugup.
"Tak apa, jangan sungkan."
"Benar tak apa?" tanyaku ragu.
"Toyone Minori, kau harus menerima kebaikan hati seseorang!" ungkap Tsugumi-san kesal menunjuk ke arahku.
"Ma-maaf ... bukan seperti itu."
"Tsugumi, jangan terlalu keras," ingat Ayase-san, "Toyone-chan juga tak usah bersikap kaku terhadap kami, mulai saat ini kamu bagian dari kami. Jadi mohon kerjasamanya, ya."
"H-hai... mohon kerjasamanya juga," balasku segan dengan menundukkan kepala.
"Tentang temanmu kita sangat ikut berduka. Aku juga tak menyangka ini terjadi kembali. Tapi tenang saja, kami semua telah melewatinya bersama dan pasti akan membereskannya. Bagaimanapun Shu dan yang lainnya akan melakukan suatu hal."
Aku terdiam. "Aku ... kecewa pada diriku sendiri," ucapku lirih, "seharusnya aku meraih tangan Kayo, membawanya bersamaku, tapi aku malah lari sendiri meninggalkannya disana. Ia sangat...." Tak terbendung lagi kembali air mataku mengalir. "Ia malah menyuruhku pergi."
Aku merasa telah mengacaukan waktu saling berkenalan dengan para gadis Fune, teman seperjuangan Ouma-san. Aku terlalu terbawa emosi dan hanya mengerti perasaanku sendiri. Saat itu aku yang menangis dikelilingi dengan campuran emosi tak tahu harus berbuat apa dari mereka bertiga.
Shinomiya-san pun memutuskan untuk menyelesaikan acara mandi. Kami berempat pun kembali ke kamar. Lampu kamar telah diredupkan, kami tidur pada futon masing-masing, namun aku sama sekali tak bisa tidur. Bayang-bayang pria bertudung itu selalu menghantuiku.
"Eve..... Kembalikan Eve-ku...."
E..ve?
Kenapa aku baru ingat sekarang?
"Kau bukan Eve, juga bukan Adam! Kau bukanlah orang pilihan! Kenapa kamu terpilih mendapati Kekuatan Raja?!"
Eve? Adam? Kekuatan Raja?
Kepalaku sangat pusing memikirkan semua hal yang tak kumengerti.
Tanpa pikir panjang aku malah keluar dari kamar, aku ingin keluar mencari udara segar. Jika kubuka jendela kamar angin malamnya akan mempengaruhi mereka yang sedang tertidur, tak baik membangunkan mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
GC: The Righthand of Eve [END]
FanfictionToyone Minori ialah salah seorang anak yang selamat dari peristiwa Lost Christmast ke-4. Lima tahun telah berlalu dan kini ia seorang remaja SMA dengan kehidupan normalnya... Suatu hari ia bertemu dengan seorang pria bernama Ouma Shu... Beberapa min...