C-18 : unpredictable one

51 9 0
                                    

Setelah lima hari kota Aoyama dihujani oleh hujan buatan, para peneliti telah yakin bahwa tak ada lagi virus itu dalam kota ini maupun menyebar ke kota lain akhirnya warga Aoyama kembali melanjutkan aktivitas.

Lalu-lalang pejalan kaki dan kendaraan menuju tempat rutinitas sehari-hari mereka yang tertunda. Para pekerja yang kembali ke kantor, anak-anak yang kembali bersekolah, dan toko-toko yang kembali buka.

Setelah pembicaraan berat itu tubuhku terus diperiksa hingga seminggu. Tak ada perubahan yang berarti, cairan yang disebut void genome itu telah berhasil menangani virus dalam tubuhku seakan menghilang, tak tampak akan mengancam nyawaku, juga setelah cairan itu disuntik tubuhku terasa sangat sehat dan ringan.

Dan aku pun kembali bersekolah.

"Minori!!"

Teman-teman sekelasku mengerumuniku, mereka tampak cemas akan kondisiku. Aku sangat lega mereka tak marah karena aku telah 'kabur' dari bunkasai saat itu. bahkan Tamura Mariko memberiku kue buatannya sebagai perayaan kesehatanku.

"Toyonee!!"

Bahkan di klub pun begitu. Tak henti-hentinya mereka menanyakan keadaanku, Hasabaki-senpai meminta maaf telah meninggalkanku seorang diri, ia yang paling mewek, mengatai dirinya tak becus sebagai ketua klub.

Dan entah kenapa pembahasannya ia mengundurkan diri dari ketua klub dan langsung mengangkat Yugawa-senpai menggantikan posisinya. Dan ia pun mojok ke dinding untuk makan kue donat kesukaannya. Aku menahan tawa saat tahu merk kotak kue tersebut bertuliskan 'Tamura Cake'. Hasabaki-senpai telah menjadi pelanggan toko kue Tamura.

"Pulang sekolah kemana ya?" tanya Kayo.

"Ah, aku lagi gak mood jalan!" tolak Anko.

Kayo berdecak kesal. "Minori-chan~ ayo temani aku jalan-jalan! Anko gak asik!" pintanya manja.

"Jangan paksa Minori-chan, Kayo! Dia baru saja sembuh!"

"Minori-chan sudah sehat wal afiat, sangat!"

Lagi, dua temanku ini bertengkar.

"Sudah, sudah." Dan aku yang melerai mereka kembali. "Kita akan jalan bertiga," putusku. "Kemana?"

Kayo meloncat senang mendapat jawaban dariku. Sedangkan Anko langsung cemberut menatap Kayo kesal yang mencibir ke arahnya.

Bel pertanda pulang sekolahpun berbunyi. Untuk sepekan ini pihak sekolah mempercepat pulang para murid dan menghentikan aktifitas klub sementara waktu. Aku, Kayo dan Anko, kami bertiga pulang bersama meninggalkan gerbang sekolah.

Sesuai janji dengan temanku yang gigih ini, kami jalan bersama, tak ada tujuan hanya berkeliling tak jelas. Lalu singgah di tempat bermain, berlomba siapa yang paling bisa mengambil boneka di crane, lalu makan crape di tepi jalan.

"Oh iya," tiba-tiba Kayo seakan teringat suatu hal.

Kami berdua langsung menatapnya heran takut ada barang yang tertinggal di tempat penjualan crape.

Kayo melihatku dengan tatapan selidik. "Waktu hari kami menjenguk itu ... kenapa kau berduaan dengan Ouma Shu? Hayo~ bisa jelaskan padaku? Hm??"

"E-eehh?" kagetku. Aku tak menyangka Kayo mengingat kejadian minggu lalu.

"Oh iya, aku juga baru ingat," timpal Anko. Ia mengikuti gaya pandangan Kayo padaku.

"I-itu ... karena ... kece..lakaan?"

"Kecelakaan apa?" selidik Kayo menjadi.

"Tidak sengaja...."

"Ooooh, mungkin Minori-chan tak sengaja pulang sekolah ketemu Ouma-san, saling bertabrakan dan saling berkenalan. Ecie-cieee~" Kayo menerka peristiwa sesuka hatinya.

GC: The Righthand of Eve [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang