Chapter 1

4.6K 389 3
                                    

Dunia ini sudah kacau. Ayah selalu mengatakan hal itu padaku, aku yakin itu tidak benar. Ayah selalu meyakinkanku kalau dunia sudah mati dan tidak bisa dipercaya, aku yakin itu tidak benar. Aku selalu menentang pernyataan ayah dalam hati, aku tidak pernah mengucapkannya karena itu hanya akan membuat pertengkaran. Aku tidak yakin yang dikatakan ayahku benar. Pasti ada alasan kenapa dunia bisa kacau, pasti ada alasan yang jelas, mungkin saja dunia memang dikehendaki kacau oleh Tuhan agar manusia tidak seenaknya. Semua itu mungkin.

Hampir setiap hari ayah menanamkan pikiran negative tentang satu makhluk di dunia ini. Makhluk itu bagaikan sampah bagi ayah, mereka tidak berharga, hanya parasite. Ayah selalu berusaha menanamkan di pikiranku kalau makhluk itu jahat dan selalu mengambil keuntungan pada manusia. Makhluk itu adalah ghoul. Fisik mereka seperti manusia, tapi mata mereka hitam dengan pupil merah, mereka juga punya sesuatu yang muncul di punggung belakang mereka. Dahulu, ketika aku di sekolah dasar, aku sangat ketakutan dengan ghoul sampai aku tidak berani keluar rumah. Tapi pada akhirnya aku sadar, ketakutanku ini tidak akan membawaku ke manapun, aku hanya akan selalu takut sampai dewasa. Jadi, aku menghapus rasa ketakutanku sampai-sampai apapun perkataan buruk tentang ghoul tidak mempan padaku. Kalaupun mereka memang jahat, mereka pasti punya alasan. Alasannya sih jelas, mereka butuh manusia untuk makan.

Apa yang ayah katakan sangat bertolak belakang dengan apa yang ibuku katakan. Ibuku selalu berkata kalau ghoul punya hati yang baik, ibuku bahkan mengaku memiliki teman seorang ghoul tetapi ia tak pernah mengatakannya pada ayah. Aku bisa mengerti itu. Jadi, aku lahir dalam dua opini tersendiri tentang ghoul. Mereka jahat tapi di saat yang sama mereka juga baik. Sampai aku SMA pun aku tidak bisa memutuskannya.

"Bisa aku lihat kartu pelajarmu?" Tanya seorang wanita berambut hitam panjang. Wajahnya sangat ramah, hampir keibuan. Setiap kali aku datang ke café ini, aku tidak pernah tidak melihatnya tersenyum.

"Ini." Aku mengeluarkan kartu pelajarku.

Nama : Kusajishi Akina
Nomor Induk : 6056
Alamat Sekolah : Miwaki Gakuen

"Ah, kamu sekolah di Miwaki Gakuen." Ucap wanita itu. "Kamu pasti anak yang sangat pintar ya."

"Ahaha, tidak juga kok. Masih banyak anak yang lebih pintar dariku." Aku kembali meminum kopi. "Jadi, apa aku bisa bekerja sambilan di sini?"

"Tentu."

"Benarkah?!" aku terperangah tak percaya.

"Tapi ini sudah tahun ketigamu. Apa kau tidak apa-apa mengambil pekerjaan saat ini?"

Aku meringis kecil. "Aku tidak punya pilihan lain." Gumamku, tapi aku tidak yakin wanita di depanku ini dapat mendengarnya.

"Eh?"

Bisa terdengar? Pendengarannya tajam juga. "Aku bisa mengatur waktuku kok. Sama sekali tak menggangu."

"Oh, begitu." Wanita itu kembali tersenyum. "Kalau begitu, sekalian berkenalan yuk. Namaku Irimi."

"Yoroshiku Irimi-san."

"Yoroshiku Akina-chan. Selamat bergabung di Anteiku."


White Apple (Kaneki x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang