Aku dibawa oleh Shinohara-san menuju markas CCG atau bisa disebut induk tenda tempat semua persenjataan dan suplai makanan. Namun perjalanan kesana tidaklah mudah. Jarak antara Anteiku dengan induk tenda berjarak satu kilometer.
Sepanjang perjalanan aku terus mendengar suara ledakan. Sepertinya para pasukan CCG pun berjuang keras melawan ghoul yang lain. Di saat seperti ini aku tidak bisa berhenti memikirkan keselamatan Hinami-chan dan Touka-chan, bagaimana kabar mereka? Atau Irimi-san dan Koma-san? Apa mereka juga sudah bergabung dengan tenchou.
"Hei, sembunyi." Amon-san menarikku ke balik tembok. Kami bersembunyi dari ghoul yang memakai jubah ungu. "Kurasa mereka salah satu anak buah Aogiri. Aku akan menyerangnya."
"Baik, aku tunggu." Sahut Shinohara-san.
Amon-san membunuh ghoul itu dalam sekali tebas. Kurasa ia bukan ghoul yang kuat. Mereka hanya pasukan biasa. Kami segera keluar dari tempat persembunyian dan melanjutkan perjalanan kami. Sial, malam ini terlalu dingin, jari-jariku mulai membeku.
Tak lama kemudian, mulai bermunculan lebih banyak ghoul. Mereka semua memakai jubah, aku tidak bisa melihat wajah mereka sama sekali. "Shinohara-san berikan aku senjata."
"Baik." ia melemparkan aku pistol. Aku menembaki mereka dari arah jauh, untung saja aku terlatih dalam hal ini. Aku menembak mereka tepat di kepala sehingga mereka butuh waktu lama sebelum memulihkan diri dan sebelum waktu itu datang Suzuya sudah menebas mereka.
Kami melawan setidaknya puluhan ghoul. Sial, mereka banyak sekali. Kurasa mereka sudah mengetahui. Kemudian ada seorang ghoul berlari dengan cepat ke arahku, aku sudah membidiknya namun semua tembakanku meleset. Ia begitu gesit.
Ghoul itu sudah ada di hadapanku. Ia mendekatiku dan membekap mulutku. "Ssssttttt..."
"Ummmphh..." aku tidak berbicara sama sekali. Ghoul itu adalah Kaneki. Kaneki membawaku ke tempat yang lebih sepi. Suzuya sempat mengejar kami, namun ia tertahan oleh banyaknya pasukan ghoul. "Kaneki, apa yang kau lakukan?"
Ia melepas tudung jubahnya. "Lebih tepatnya apa yang kau lakukan? Kau meninggalkan note ini?" Kaneki menunjukkan pesan yang kutulis tadi di rooftop, aku hanya bisa mengangguk. "Aku tidak akan membiarkan mereka menangkapmu."
"Lalu kapan ini akan berakhir?" tanyaku. "Mereka mengejar data yang kumiliki. Mereka menginginkannya. Mereka juga menginginkan Dr. Kanou."
"Mereka bukanlah orang yang baik, Akina." Ucap Kaneki. "Kau..." Kaneki menahan sesuatu di mulutnya. "Aku tidak ingin kehilanganmu." Ia mencengkeram kedua bahuku.
"Kau tidak akan kehilanganku. Aku harus selesaikan ini Kaneki." Tegasku. "Aku harus membawa CCG kepada Tatara, agar Tatara terbunuh."
"Meskipun ia terbunuh apakah ghoul akan berhenti menyerang manusia? Tidak kan?"
"Tapi, Tatara menginginkan data itu. Aku-lah yang membawanya. Bila dia tidak mendapatkannya, ia akan memburu semua orang terdekatku. Mereka semua akan mati. Aku tidak ingin itu terjadi! Mereka akan mati sia-sia, Kaneki."
Kaneki terdiam. "Lebih baik mereka yang mati daripada dirimu."
"Tidak sepatutnya kau berbicara begitu." kataku. "Tenchou melakukan semua yang ia bisa lakukan untukmu dan untukku. Dia tidak sepatutnya mati. Dan semua orang terdekatku, tidak sepatutnya mati."
Kami berdua terdiam. Kami berdua hanya saling menatap. Entah apa yang ada dalam pikiran Kaneki saat ini, tapi isyarat matanya menyatakan apa yang kulakukan adalah suatu kesalahan. Kaneki mendekatkan wajahnya padaku dan mencium bibirku. Bibirnya dingin namun lembut, seperti mencium sebuah mochi.
"Aku biarkan kau bersama CCG, bila kau terkepung oleh Tatara, kupastikan kau akan tertangkap olehku. Aku akan mengawasimu."
"Arigatou, Kaneki."
Aku tidak bisa melihatnya tersenyum atau tidak karena tempat kami berdiri memiliki pencahayaan yang kurang. Kaneki kembali menggendongku di punggungnya, ia akan membawaku kembali bersama Shinohara-san. Jika ia masih hidup.
"Sampai bertemu nanti." Kataku, Kaneki hanya mengangkat tangannya lalu segera pergi. Aku berlari ke posisi Shinohara-san tadi. Mereka sedang beristirahat di antara ratusan mayat ghoul.
"Nona Akina! Kau baik-baik saja?" Suzuya mendekatiku dengan riang. "Maaf aku tidak bisa mengejarmu. Tadi ada begitu banyaaaakkkk ghoul." Kedua tangannya ia rentangkan seolah sedang mendeskripsikan. "Kau melewati banyak ghoul. Tadi sangattt seru." Suzuya meloncat riang.
"Benarkah? Tadi aku sedikit kewalahan melawan ghoul yang membawaku. Namun aku selamat."
"Nona Akina, hebat!!!"
"Benarkah? Terima kasih!!"
"Hei, hei, Suzuya lain kali jangan lepaskan Akina." Tegas Shinohara-san. "Kami bersyukur kau selamat.
Aku mengangguk. Kami mulai berjalan dengan kewaspadaan menuju induk tenda. Sambil berjalan aku menerima pesan dari Touka-chan, ia berkata bahwa ia menemukan Irimi-san dan Koma-san di sebuah gedung. Mereka berdua baik-baik saja. Irimi-san berkata bahwa ia dan Koma-san diselamatkan oleh Kaneki.
Benarkah? Dia memang luar biasa. Aku tersenyum mendapatkan pesan itu. Aku melihat sekitar, meskipun aku tak melihatnya, aku bisa merasakan kehadirannya. Seperti itulah kehadiran Kaneki bagiku. Dia sangat misterius, namun memikatku.
Sekitar beberapa menit kami berjalan. Tiba-tiba Shinohara-san mengangkat tangannya, sinyal bahwa kami harus berhenti. "Ada apa?" tanyaku.
"Ada yang aneh. Suasananya terlalu sunyi."
"Bukankah sedari tadi sunyi?" tanyaku lagi.
"Bukan itu sunyi yang Shinohara-san maksud, tapi sunyi yang akan diikuti oleh ledakan. Suaranya seperti BOOM!!!" seru Suzuya.
BOOM!!!!!
Ledakan itu benar-benar terjadi. Aku menyipitkan mataku untuk menghindari debu masuk. "Tuh kan, ada ledakan." Tambah Suzuya.
Astaga, anak ini. Aku mempertajam penglihatanku setelah asap ledakan sedikit mereda. Di depan terlihat sesosok orang berdiri tegak. Ia memakai jubah biru tua, lalu wajahnya tertutupi oleh benda berwarna merah seperti masker di mulutnya. Di sampingnya terdapat seseorang lagi dengan tinggi seperti Suzuya, sekujur tubuh anak itu dibalut perban, namun ia tidak terlihat kesakitan sama sekali. Justru anak itu sangat lincah.
Selain kedua ghoul itu, ada beberapa di atap rumah sekitar kami. Aku rasa aku benar-benar terkepung. Mereka semua memakai jubah berwarna langit malam. Aku benar-benar tidak bisa melihat wajah mereka.
"Bersiap. Dia Tatara." Ujar Shinohara-san.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Apple (Kaneki x Reader)
Hayran KurguKusajishi Akina adalah anak dari Kusajishi Hiro dan Kusajishi Kikuno. Kikuno meninggal karena kanker, maka dari itu Hiro menikah lagi dengan wanita lain. Namun Akina tetap tidak mau mengakui wanita baru itu sebagai ibunya dan menetap di rumah lamany...