Chapter 26

2.3K 246 27
                                    

Tidak banyak yang berubah sejak kejadian itu. Perang dengan Aogiri berakhir begitu saja setelah kematian Tatara. Ternyata pada saat aku berada di laboratorium, seorang agen senior CCG bernama Arima Kishou bersama seorang lagi melawan Tatara, tidak kusangka mereka berhasil mengalahkan sesosok ghoul yang begitu kuat.

Aku tinggal di Anteiku selama beberapa waktu sampai rumahku selesai direnovasi. Hari-hariku mulai kulalui seperti biasa, aku mulai merasa normal seperti siswa SMA seharusnya. Namun pengalamanku tentang perlawanan melawan Aogiri tidak akan pernah kulupakan. Aku tidak akan pernah melupakan pemandangan ketika teman-temanku datang untuk menyelamatkanku. Pemandangan seperti itu serasa lebih indah dari pemandangan dari gunung manapun.

Aku bisa kembali sehat seperti dahulu karena DNA apel putih milikku tidak sepenuhnya tersedot habis, karena masih memiliki sedikit sehingga DNA-ku berkembang kembali menjadi normal. Sepertinya DNA apel putih ini tidak bisa dihilangkan kecuali aku mati. Bila tersisa, DNA ini akan kembali berkembang seperti sebelumnya.

Sudah dua tahun sejak pertempuran dengan Aogiri. CCG menduga ada beberapa ghoul yang berhasil kabur sehingga masih perlu dilakukan penyelidikan lebih lanjut. Shinohara-san sampai sekarang masih aktif melakukan pekerjaannya, begitu pun dengan Amon-san dan Suzuya. Shinohara-san pernah mendatangiku dan berkata bahwa rata-rata CCG yang ada di lab ketika Kaneki menghancurkan kubah telah mengundurkan diri. Mereka merasa, mereka telah membunuh makhluk yang hampir sama seperti manusia. Hmm...begitu ya, jawabku saat itu.

Aku tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Aku tidak tahu apakah itu langkah yang benar atau buruk karena ghoul sama saja seperti manusia, ada yang baik dan ada yang buruk. Oh ya, sekarang aku sudah masuk ke Universitas Tokka. Aku bersama Touka-chan menjadi teman sekamar meski kami beda jurusan. Lalu kami juga masih bekerja di Anteiku, hanya saja kini yang menjabat bagi tenchou adalah Koma-san.

Selama beberapa bulan terakhir aku sudah bisa membuat kopi sendiri sesuai standar Anteiku. Aku bangga sekali. Bila nanti aku sudah lulus, aku bercita-cita ingin membuat cabang Anteiku satu lagi. Jujur saja, aku merasa semuanya normal setelah pertempuran bersama Aogiri. Meskipun begitu aku masih tidak bisa melupakan betapa banyaknya orang yang meninggal sebelumnya. Aku merasa benar-benar kehilangan.

"Akina-chan! Espresso dua!" seru Nishiki-san. "Hei, jangan melamun."

"Hehe, maaf." Aku menggaruk-garuk kepalaku. "Dua espresso sedang dibuat." Dengan gesit aku langsung menggambil alat untuk menyaring kopi. Espresso di Anteiku sangat khas, kopinya terlihat kental dan beraroma nikmat, namun terasa ringan ketika meminumnya. Selain itu, kopi juga selalu mengingatkanku akan seseorang yang berharga.

"Akina-chan, sudah jam empat, katanya kamu mau pulang cepat." kata Irimi-san sambil menghampiriku.

"Ah, iya. Hanya perlu menyelesaikan satu pesanan ini saja lalu aku akan berangkat."

"Baguslah kalau begitu." Irimi-san tersenyum. "Sudah lama kamu tidak mengunjungi dia karena sibuk belajar. Iya kan?"

"Begitulah." Sahutku, kutuangkan cairan kopi kental tersebut ke dalam dua cangkir.

"Bunga apa yang akan kau bawa untuknya?"

"Hmm..." aku berhenti untuk berpikir. "Aku sudah pernah memberikannya bunga tulip, kurasa aku akan memberinya bunga lily putih."

"Aku suka lily putih, mereka begitu indah."

"Iya kan! Pasti dia suka." Kataku riang. "Nishiki-san, pesanan dua espresso siap."

"Aye, aye, kapten." Nishiki-san datang dengan nampan di tangan kanannya.

Setelah memastikan kopi buatanku tidak ada masalah aku langsung pergi menuju loker untuk mengganti pakaianku. Kumasukkan semua barang yang kuperlukan ke dalam tasku lalu beranjak keluar. Ketika aku berada di lorong aku bertemu dengan Hinami-chan.

White Apple (Kaneki x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang