Hari ini adalah hari libur, jadi aku melakukan pekerjaan dimulai dari jam 8 sampai jam 1 siang di Anteiku. Aku membuat sarapanku berupa roti panggang dan selai, beserta teh hangat. Lalu aku mengambil mantel untuk pergi ke luar. Di rumahku yang luas ini, salju menumpuk tinggi di halaman, sepertinya aku harus menyingkirkan saljunya nanti sepulang dari kerja. Semakin deras salju, gundukan salju di rumah semakin meninggi layaknya kerajaan semut.
Sesampainya di Anteiku aku baru melihat Irimi-san dan Koma-san yang sudah melakukan persiapan.
"Ohayou gozaimasu!"
"Ohayo, Akina-chan." Sahut Irimi-san dan Koma-san.
"Dimana yang lain?"
"Kurasa mereka masih tertidur." Irimi-san tertawa. "Tenchou sedang berada di kantornya."
"Ah, begitu." aku melepas mantelku sambil berlalu menuju lokerku di ruang belakang. Aku menggantung mantelku dan mengganti bajuku menjadi seragam Anteiku. "Irimi-san, hari ini cuacanya semakin dingin ya."
"Betul sekali." Sahut Koma-san. "Aku mengantuk setengah mati."
"Aku berbicara pada Irimi-san loh..."
"Eh, benarkah? Ahahaha."
Sambil menyapu aku merapikan setiap detail yang ada di Anteiku. Lalu bila aku ada waktu luang, diam-diam aku memperhatikan cara Irimi-san membuat kopi. Beberapa menit setelah kedatanganku mulai banyak pelanggan yang datang. Mereka pasti mencari makanan dan minuman hangat.
"Akina-chan, persediaan sup kita habis. Tolong kamu ambilkan di dapur belakang, ada satu panci penuh." Kata Koma-san.
"Hai'."
Ketika aku sampai di dapur, aku melihat Hinami-chan sedang meletakkan sesuatu di piringnya. Sesuatu berwarna merah dan berbau amis.
"Hinami-chan." Panggilku. Spontan Hinami-chan berbalik, ia memekik saking terkejutnya.
"A-Akina-san?" ia terlihat seperti orang yang tertangkap basah. Air muka wajahnya memperlihatkan kalau dia panik.
"Ada apa? Kau ingin memasak daging itu?" tanyaku sambil menunjuk pada sepiring daging yang ia bawa.
"Tidak." Ia menggeleng cepat. "A-aku mau memberi makan seekor anjing. Jangan beritahu siapapun ya." kata Hinami-chan sambil berjalan melewatiku.
"Um, baiklah." Aku menjawab tanpa kecurigaan apapun. Aku tahu daging itu pasti daging sapi atau ayam atau bahkan domba. Tapi aku tidak tenang melihat bentuknya yang seperti tangan manusia. Aku pasti salah lihat! Salah lihat!
Aku mengangkat panci penuh berisi sup lalu membawakannya ke bar depan untuk memenuhi pesanan pelanggan. Aku tidak menyangka aku berprasangka buruk tenang Hinami-chan, tidak mungkin dia seorang ghoul kan?
Aku mulai menuangkan sup ke dalam mangkuk untuk pesanan tiga meja. Tak lama kemudian Koma-san muncul setelah mengambil pesanan dan mengambil senampan penuh berisi mangkuk-mangkuk sup untuk diantarkan ke para pelanggan.
"Koma-san, aku saja yang mengantarkannya. Ada tiga pesanan kopi lagi yang sedang menunggu."
"Terima kasih." Katanya sambil menyerahkan nampan tersebut.
Kliningg...
Lonceng tanda pelanggan masuk berbunyi. Muncullah Hide dengan mantel hitamnya. Ia terlihat ceria seperti biasa. "Ohayo, Hide." Sapaku.
"Ohayo, Akina-chan."
"Hari ini tidak mengantar surat?" tanyaku.
Hide menggeleng. "Aku bisa libur juga kan. Koma-san satu kopi hitam panas ya." katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Apple (Kaneki x Reader)
FanficKusajishi Akina adalah anak dari Kusajishi Hiro dan Kusajishi Kikuno. Kikuno meninggal karena kanker, maka dari itu Hiro menikah lagi dengan wanita lain. Namun Akina tetap tidak mau mengakui wanita baru itu sebagai ibunya dan menetap di rumah lamany...