Chapter 22

1.1K 170 4
                                    

Mataku membuka perlahan-lahan. Aku mendapati diriku sedang dirantai di kedua pergelangan tanganku. Tubuhku terasa lemah sekali akibat pukulan tadi. Aku berada di sebuah sangkar besi yang begitu besar di dalam sebuah tempat yang besarnya seperti coloseum. Tempat ini tidak terawat, banyak daun kering berserakan dan pasir dimana-mana.

Seluruh ruangan berwarna putih dengan noda cokelat. Beberapa cat sudah mengelupas dimakan umur. Lalu banyak sekali tanaman rambat di dinding, lumut pun mulai menjalari di lantai-lantai. Tempat ini memiliki beberapa jendela. Di luar sudah gelap. Berapa lama aku pingsan?

Grekkk...

Sebuah pintu terbuka, masuklah Tatara, anak kecil kemarin, dan laki-laki yang menyerang Suzuya. Laki-laki itu selamat? Bagaimana mungkin laki-laki itu bisa selamat dari Suzuya?

"Akhirnya kau tidak berdaya juga." Laki-laki itu tersenyum mengejek. "Kau terlalu lama kabur bersama para CCG."

"Sudah cukup Ayato." Ucap Tatara, ia berjalan mendekatiku dan berjongkok. "Senang bertemu denganmu Kusajishi Akina."

Aku tidak menjawab apapun. "Aku tahu kau pasti sangat terkejut mendapati dirimu di tempat seperti ini. Tapi percayalah, kau akan terbiasa."

"Bagaimana mungkin aku akan terbiasa?"

"Karena kau akan kami sekap di sini selama proses."

"Proses apa?"

Tatara terdiam. "Kau benar-benar tidak tahu apapun?" aku menggeleng. "Betapa malangnya dirimu. Kurasa Kamishiro Rize mati karena ketidaktahuanmu."

"Kau mengenal Rize?"

"Semua ghoul mengenal Rize. Dia wanita yang ganas dan memikat di saat yang bersamaan."

"Dia tidak ganas." Sergahku.

"Kau hanya tidak pernah melihat wujud aslinya saja." Tatara melirik kepada Ayato. "Ayato, ambilkan aku kursi."

"Baik." ia langsung menghilang dengan cepat. Tak lama kemudian ada dua orang memakai jubah berwarna biru tua membawa kursi kayu diikuti oleh Ayato di belakangnya.

Setelah Tatara duduk, ia kembali menatapku. "Nah, darimana kita mulai? Aku tidak ingin gadis ini mati sia-sia karena ketidaktahuannya."

"Apa maksudmu?"

"Kau akan segera dijelaskan oleh dia." Kemudian pintu terbuka, muncullah seorang laki-laki tua dengan jas lab miliknya.

"Bagaimana kabarmu, Akina-chan?" ia tersenyum ramah padaku. Bagaimana mungkin setelah apa yang ia lakukan padaku ia masih bisa tersenyum?

"Dr. Kanou, apa kau tidak merasa bersalah sama sekali? Kau telah membunuh ayahku!"

"Aku tidak membunuhnya. Ayahmu terbunuh." Ia tertawa. "Nah, aku akan menjelaskan beberapa hal yang perlu kau ketahui sebelum prosesnya dimulai."

"Proses apa yang kau bicarakan?" tanyaku dengan suara tajam.

"Hmm...sebenarnya agak rumit bila harus menjelaskan dari awal." Ia mengusap-usap dagunya. "Tapi apa boleh buat menceritakan hal ini pada anak temanku, maksudku almarhum anak temanku."

"Brengsek." Umpatku.

"Tidak sepatutnya seorang gadis berbicara seperti itu." Dr. Kanou tertawa. "Kita mulai penjelasannya. Kikuno, ibumu, memiliki DNA yang bisa memanipulasi ghoul sebanyak mungkin, kami namakan DNA tersebut dengan apel putih. Bila DNA tersebut disuntikkan pada sel tubuh manusia biasa, manusia tersebut akan berubah menjadi ghoul. Sayangnya, aku terlambat menyadari sehingga Kikuno sudah mempunyai keturunan, yaitu dirimu."

White Apple (Kaneki x Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang