8.|| Cukup

262 14 6
                                    

Ketemu lagi, nih sama Cia dan Arya!!

Apa kabar, readers? Semoga lu pada baek2 aja yaaak
Udah, deh daripada gua banyak bacot mending langsung aja ding

....

"WOY! MAIN FOBAS, YOK!"

Ahmad berteriak di depan kelas. Beberapa gerombolan kelas menoleh ke arahnya dengan pandangan antusias. Terutama Erza, Dimas, dan Arka. Menurut mereka, fobas itu adalah ajang untuk mengungkapkan perasaannya kepada orang yang mereka suka.

Rata-rata anak XI-IPA-2 suka dengan teman sekelas mereka. Cia sangat tahu hal itu karena ia adalah mak comblang handal di kelas. Sudah ada beberapa pasangan di kelas yang jadi karena Cia.

Sekarang anak XI-IPA-2 telah berkumpul di depan kelas membentuk lingkaran besar. Persis seperti sedang mengadakan pembicaraan penting.

Dimulai dari Adzra yang mengemukakan ketidak-sukaanya kepada beberapa anak di kelas. Beberapa cewek-cewek hanya mengemukakan ketidak-sukaan kepada temannya saja disertai acara nangis bombay.

"Sekarang giliran Dimas, nih!"

"Oke, jadi di kelas ini lo nggak suka sama siapa, Dim?"

Dimas tampak berpikir sebentar sebelum menjawab dengan tampang serius. "GUE NGGAK SUKA SAMA KALIAN SEMUA!"

Semua yang berada di kelas terkejut dan menatap Dimas aneh. Beberapa berbisik yang katanya seperti ini 'Ngapain juga harus teriak-teriak, sih.'

Bagian belakang kelas adalah komplotan yang suka nonton film drama-drama korea. Mereka sangat terganggu dengan teriakan Dimas yang agak melengking.

"Emang apa alasan lo nggak suka sama kita semua?" tanya Cia heran sambil menggaruk pipinya.

"Ya jelaslah gue nggak suka. KAN, GUE SUKANYA SAMA YAYANG LIZA!"

Seketika kelas hening. Sedetik kemudian, tawa pecah dari seisi kelas karena tiba-tiba Dimas berlari menuju Liza yang duduk tidak jauh darinya. Lelaki konyol itu mengaitkan lengannya di lengan Liza. Membuat gadis itu melotot kaget.

"DIM! Lo, tuh modus banget, sih. Jauh-jauh sana! Anjrit, gue geli tau sama cowok macem elo."

Dimas tertawa geli dengan wajah penuh maksud. Sementara Liza terlihat jijik dengan Dimas. Cia, Shereen, Dea, dan Arifah tertawa sampai menggebrak-gebrak meja guru. Membuat kelas jadi sangat berisik padahal dibawah tepat ruang guru.

"DEA! BANTUIN GUE, PLISSS!" seru Liza dengan pandangan memohon. Dea bangkit berdiri dengan sisa tawanya dan memisahkan Dimas dari Liza.

Dengan bibir manyun, lelaki itu mendumel kesal. "Lo, tuh ganggu kesenengan gue aja."

"Ya elonya seneng. Lah gue menderita , goblok. Ew, jiji gue."

"Hati-hati, loh nanti lo dapet karma." celutuk Erza sambil menunjuk Liza dramatis.

"Najis, ya allah maafkan hambamu."

***

Setelah bel berbunyi nyaring, anak kelas XI-IPA-2 berhamburan ke luar kelas dengan wajah ceria. Ada yang merencanakan ingin makan di Cafe dekat sekolah, ada yang ingin ke mal meet up sama teman lama, dan ada yang janjian dengan teman yang berbeda kelas. Cia yang hampir menjatuhkan kakinya di tangga terakhir terhenti ketika tasnya ditarik dari belakang. Ia menoleh ke belakang dan melihat Arya sedang menatapnya.

Ia menyingkir sedikit agar memberi jalan untuk teman-temannya yang ingin melewati tangga.

"Kenapa?"

AtresiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang