Part 8

115 5 0
                                    

***

"Kamu nggak perlu jawab apa2. Aku cuma mau kamu tahu gimana perasaan aku. Aku nggak mau egois untuk memaksa ingin tahu bagaimana perasaan kamu."

Aku hanya terdiam karena nggak tahu apa yang harus aku jawab. Ini diluar dugaan ku, semua tidak bisa aku cerna dengan mudah. Aahhh..ada apa sih dengan otak ku ini. Untunglah Aga pun tidak mengeluarkan kata2 lagi. Sepanjang perjalanan hanya diam diantara kami.
Aku langsung menuju kamarku sesampainya dirumah. Langsung kubersihkan badan ku dari lelahnya hari ini.

" Gea..makan dulu yuk." Teriak Bunda dari luar kamar

" ntar aja Bun..Gea belum laper..tapi ngantuk banget." Jawabku sambil merebahkan tubuhku di kasur.

Rasanya lelah hari ini. Kututup mataku berharap ketika bangun nanti semuanya akan kembali seperti semula, sesuai apa yang aku harapkan.

****

Tenaga ku semakin terkuras akhir2 ini. Jadwal padat latihan yang semakin memaksaku untuk pandai membagi waktu. Tak jarang aku harus meninggalkan jam makan ku untuk latihan atau rapat OSIS. Semoga saja tubuhku mau di ajak kompromi dan selalu kuat.

Jangan tanya soal Aga. Dia masih misterius seperti biasanya. Tapi dia masih tetep ganteng dan romantis. Alah apaan sih Gea..
Untung Aga bener-bener menepati janjinya, dia tidak pernah menuntutku untuk mengatakan bagaimana perasaan ku. Satu lagi, aku sudah mulai berkompromi dengan situasi dimana sekarang aku punya orang2 yang terus memperhatikan kesalahan2ku atau kalo artis2 sih bilangnya haters.

Akhirnya hari pertunjukan pun tiba. Semua sudah bersiap di posisinya. Jantungku rasanya nggak karuan, maklumlah ini pertunjukan pertama ku di tingkat nasional dalam bentuk drama musikal, biasanya kami hanya tampil dengan tim paduan suara kami.

"Gue deg2n nih Be..kalo suara gue tiba2 ilang gimana?" Kataku

"Ah lo mah bikin gue tambah deg2n aja nih." Kata Bela

"Tenang aja..kamu pasti bisa." Tiba2 Aga muncul sambil mengelus pucuk rambutku

Kilihat dia yang tersenyum. Bukannya menenangkan, perlakuannya tambah bikin jantungku nggak karuan. Aku harus fokus dan berkonsentrasi. Sekilas aku melihat dijajaran penonton sudah ada Bunda, Ka Anya dan Adit juga teman2 sekolahku yang lain.

Syukurlah pertunjukan berjalan dengan lancar. Setidaknya terbayar sudah kerja keras kami selama ini.

"Cheerrsss..untuk kita semua." Kata Mr.Robi saat kami semua sudah berkumpul seusai pertunjukan.

Kami semua mengadakan acara syukuran sekaligus perpisahan dengan semua tim yang sudah terlibat dalam pertunjukan ini. Acara ini dilakukan disebuah tempat makan yang tidak jauh dari gedung pertunjukan. Ini dianggap perlu karena memang tim ini terdiri dari berbagai latar belakang dan sekolah, jadi setelah ini mungkin kami tidak akan bertemu.

Aga...apa mungkin ini juga pertemuan terakhir kita?

"Aga..thanks untuk semuanya..akting dan nyanyi mu sempurna..kamu berbakat. Sayang kamu harus balik sama kuliah mu..nanti kalo kamu balik lagi ke jakarta..hubungi saya ya, biar kita bisa kerja sama lagi." Kata Mr. Robi sambil memeluk Aga

Aku hanya terdiam diantara keramaian ini. Mungkin tubuhku sudah mulai memberontak dan ingin isrirahat. Dan kata2 Mr.Robi sontak membuat ku semakin melemah..aku juga nggak tau kenapa akhir2 ini seolah aku tidak mengenal diriku sendiri. Apa yang aku rasakan dan aku pikirkan seolah tidak sejalan.

"Be..pulang yuk..pusing gue." Kataku pada Bela

"Yaahhh..kita kan masih mau ngumpul Ge..belum tentu besok2 kita bisa ngumpul lagi kaya gini." Jawab Bela

"Yaudah gue pulang duluan aja ya."

" beneran nggak apapa?" Tanya bela dan aku hanya mengangguk

" Aku antar kamu pulang." Seperti biasanya Aga muncul dengan tiba2 seolah tahu apa yang aku pikirkan.

Mobil Aga melaju membelah jalanan ibukota yang cukup padat d malam hari ini. Jam pulang kerja memperparah situasi kemacetan di jalan raya.

" Kamu kapan balik ke UK?"aku memberanikan diri untuk bertanya tanpa berani untuk menatapnya. Aku tidak mau dia melihat kesedihan di wajahku

"Minggu depan."

"Secepet itu?" Tanya ku kaget dan spontan berbalik menatapnya, dia terdiam sejenak, matanya tepat menembus mataku kembali berhasil mengobrak abrik detak jantungku.

"Kecuali kalo kamu mau aku disini."

Aku bingung apa yang harus aku jawab. Benarkah aku tidak rela Aga pergi secepat ini?tapi apa hak ku melarangnya pergi.

"Selama seminggu ini, boleh nggak tiap hari aku jemput kamu? Paling nggak masih ada waktu seminggu aku bisa ngeliat kamu." Katanya lagi dan kali ini aku langsung mengangguk.

Lelah tubuhku sepertinya sudah semakin terasa. Istirahat sehari tidak cukup menghilangkan rasa lelahnya. Tapi aku harus bertahan karena masih ada tugas untuk kegiatan Inagurasi siswa baru lusa besok.

Seperti janji Aga, dia setiap hari menjemputku sepulang sekolah, tak jarang dia harus menunggu beberapa jam karena aku masih harus rapat OSIS. Untungnya dia memilih untuk menunggu didalam mobilnya, paling tidak teman2 ku tidak jadi heboh dengan keberadaannya.

*****

Akhirnya hari Inagurasi anak kelas X datang juga. Semuanya sudah kita persiapkan dengan sebaik mungkin. Acara dimulai dengan sambutan dari Kepala Sekolah, dilanjutkan dengan penjelasan mengenai lingkungan dan budaya sekolah oleh Adit selaku ketua OSIS, dan aku yakin setelah ini anak2 baru itu otomatis menjadi fans Adit yang memang kharismatik.

Aku mencoba untuk kuat, tapi sedari malam kepalaku terasa pusing dan dadaku agak sesak. Teriknya siang ini semakin membuat berat kepalaku, dan acara yang dilaksanakan di lapangan sekolah ini melengkapi penderitaan ku.

Tatapan ku lama kelamaan menjadi tidak fokus..kenapa tiba2 teriknya matahari semakin memudar? Ku kerjap2kan mataku tapi semakin membuyar pandangan ki dan akhirnya semua menjadi gelap. Aku tidak tahu apalagi yang terjadi setelah itu.

*********************


Catatan Hati GEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang