Dengan penuh perjuangan akhirnya Part ini bisa selesai.
thanks udah masih mau nungguin cerita ini. Maaf karena updatenya lama.
Happy reading..semoga feelnya ngena dihati ya..
dont forget to voment.
****
Ini Tuan Muda." Jawabnya sambil memberikan sebuah tablet kepada Aga. Sepertinya ada sebuah informasi dari gadget tersebut.
"SHITTT!!!"
PENGUSAHA SEKALIGUS PEMILIK SATRIA KINGDOM TERJERAT KASUS PENGGELAPAN PAJAK
begitulah headline sebuah media online yang sedang dibaca oleh Aga. Aku masih bingung sebenarnya apa yang terjadi. Itu maksudnya Papi? Nggak mungkin kan? Tapi ngeliat gelagat Aga dan bagaimana semuanya terjadi, pasti ada sesuatu.
"Is everything fine?" Akhirnya kalimat itu yang keluar dari mulutku dari sekian banyak pertanyaan yang ada di otakku.
"I hope so." Jawabnya sambil meremas telapak tanganku semakin erat seolah mencari pegangan dan ketenangan disana.
Pagi ini seperti biasa Aga menjemputku untuk ke sekolah. Tapi ada yang beda dengan penampilannya pagi ini.
"Kok kamu nggak pake seragam?"
"Hari ini aku nggak sekolah, habis anter kamu aku langsung ke kantor bantuin Papi. Nggak apa-apa kan?"
"Kamu bantuin Papi di kantor?"
"Yups..sebenernya udah dari aku pindah ke London waktu itu aku mulai ikut ngurus kantor. Itung-itung orientasi sebelum nanti akhirnya aku beneran kerja."
"Sekalian juga aku siap-siap siapa tahu kamu tiba-tiba minta dinikahin sama aku, kapanpun aku siap karena aku udah kerja dan bukan pengangguran. Jadi aku bisa nafkahin kamu sama anak-anak kita nanti."
"Lebai ih..masih lama tahu. Aku aja masih SMA, belum nanti kuliah, aku juga mau kerja dulu."
"Yang penting kan kamu udah tahu kalo aku sebagai laki-laki udah siap lahir batin kapanpun kamu minta di nikahi."
"Ok..daripada kamu makin kejauhan ngomongnya, mending sarapan dulu aja ya? Ni aku udah bawain bekal.."
"Tapi suapin.."
Akhirnya aku menuruti kemauannya. Pacarku yg dinginnya kaya puncak everest ini kalo udah manja udah ngalahin Odi.
Hari ini sekolah terasa hampa tanpa Aga.halah..kenapa aku jadi baper gini sih.
Seharian ini Aga tidak memberiku kabar apapun. Aku khawatir dengan kondisi perusahaan Papi. Semoga masalah itu bisa cepat selesai.
"Ge..pulang gue anter ya. Tadi Aga bilang dia nggak bisa jemput dan minta gue anterin lo."
"Ok Dit..tapi gue nunggu d depan gerbang aja ya. Males kalo mesti ikut ke parkiran, jauh panas.hehe"
"Males banget sih lo..tambah gendut nanti."
"Bodo amat."
Akhirnya aku mendahului Adit yang masih membereskan tasnya. Aku memilih menunggu Adit di depan gerbang sekolah karena malas memutar jalan kalo ke parkiran dulu. Aku memilih memainkan Hp sambil menunggu Adit. Sekalian mengecek apakah ada pesan dari Aga, dan ternyata tidak ada.
Aku mendesah kecewa dan jadi makin khawatir. Apa masalahnya serumit itu sampe Aga nggak bisa kasih kabar?
"Gue mau ngomong sebentar." Aku kaget tiba-tiba Angel sudah berada didepanku