Ini adalah hari pertama masuk sekolah setelah liburan selama dua minggu. Aku tersenyum melihat pantulan diriku di cermin. Nggak kerasa sekarang sudah kelas XII, padahal rasanya baru kemarin aku lari- larian masuk sekolah untuk mengikuti MOS. Waktu memang berjalan sangat cepat, jadi kita tidak boleh tetap berdiri ditempat yang sama kalau tidak mau ketinggalan.
suara deru mobil dari depan rumah menyadarkanku dari lamunanku. Langsung kuambil tas sekolah ku dan menuju ke depan. Setelah pamit dengan Bunda dan membawa bekal untuk sarapanku, aku langsung keluar rumah, menemui Aga yang sudah menjemputku.
"Selamat pagi cantik...berangkat sekarang?"
"Iya..langsung aja, aku udah pamit ama Bunda tadi..yuk biar nggak telat."
Aga membukakan pintu penumpang yang ada didepan. Setelah aku masuk, dia berjalan memutari mobilnya untuk masuk ke pintu kemudi.
"Pagi Gea!!!"
"Astaga...kalian ngagetin gue tahu nggak." tiba- tiba sapaan dari arah belakang membuatku kaget, ternyata dua sepupu tersayang Aga.
"Kalian mau berangkat sekolah juga?" dan mereka hanya mengangguk "Baik banget sih Aga mau nganterin kalian juga ke sekolah." kataku sambil terenyum ke arah Aga, dia memang terlihat sayang banget sama keluarganya, termasuk dua sepupunya ini.
"Mau sarapan? Bunda tadi bawain roti bakar nih." aku menyodorkan kotak bekalku ke arah Aga yang sedang fokus menyetir, dia hanya menengok sekilas dan membuka mulutnya. Aku hanya tersenyum dan paham dengan maksudnya. Lama kelamaan aku sedikit banyak memahami sifat pacar kesayanganku ini. Kadang dia dinginnya ngalahin es batu tapi seketika bisa menjadi hangat udah kaya kuah bakso. Kadang dia bisa dewasa dengan segala pemikiran bijaksananya tapi seketika bisa menjadi seperti anak kecil yang manja.
"Kaka Ipar..gue mau sarapan juga dong, sekalian disuapin."
"Nih makan.." Jawab Aga mengepalkan tangannya ke arah belakang tapi tetap fokus dengan kemudinya.
aku menengok ke belakang sambil memeletkan lidahku ke arah Tomi "Udah tahu yang punya galak galak.He..he..he.."
"Ckck..emang dua piring nasi goreng belum cukup Tom?" jawab Kayla menyindir Tomi
aku hanya tersenyum melihat kaka beradik yang selalu tidak pernah absen berdebat saat bersama, tapi akan saling mengkhawatirkan jika mereka tidak tahu keberadaan masing- masing saudaranya.
setelah tiga puluh menit perjalanan, akhirnya sampai depan gerbang sekolah. suasana sudah ramai dipebuhi siswa baru dengan segala atribut MOS mereka. Jadi inget masa- masa itu. Untung sekarang udah nggak ngurusin OSIS lagi, jadi bisa menikmati pemandangan gimana siswa baru yang masih polos dan dengan semangat 45 mengikuti kegiatan MOS.
"Eh..eh..kok mobilnya masuk gerbang? nganternya ampe depan aja. Aku nggak mau ya jadi pusat perhatian." Kataku waktu menyadari Aga tetap melajukan mobilnya masuk ke area parkir sekolah, tidak ada jawaban kecuali senyuman yang bikin perasaanku semakin tidak enak. Kayaknya sesuatu bakalan terjadi.
"Kok kalian ikut turun juga?" Kataku lagi saat sadar Tomi dan juga Kayla ikut turun dari mobil. Fix aku akan jadi pusat perhatian setelah ini. Aku melirik kesana kemari dan menyadari puluhan pasang mata itu menatap ke arahku. Lebih tepatnya ke arah Tomi dan Kayla.
"Kita kan mau sekolah Kaka Ipar." Jawab Tomi enteng sambil membenarkan letak kacamata hitamnya.
"Jangan bilang lo belum cerita sama Gea?" kini giliran Kayla yang berkomentar. Aku langsung saja melihat Aga yang sudah berdiri di sebelahku
"Kok kamu pakai seragam sekolah aku????...kamu mau ngapain?...." kataku masih syok
"Mau sekolah dong sayang...mulai hari ini, kita satu sekolah." aku masih melongo tidak tahu harus berkomentar apa. Ini sekeluarga pada gila apa ya? Bukannya Tomi dan Kayla sudah bersekolah di International School dengan fasilitas super mewahnya itu? kenapa mereka mau pindah ke sekolah ku yang tidak selevel dengan sekolah mereka sebelumnya? Dan Aga..bukannya dia sudah berstatus sebagai mahasiswa?
"Bukannya kamu udah kuliah? mana bisa masuk SMA lagi? kamu mau cari ijazah SMA lagi? buat apa?"
"Sayang...kita itu sekolah biar pinter..bukan nyari ijazah..daripada otak aku yang cerdas ini nggak digunain selama aku cuti kuliah, mending aku pake buat mikir pelajaran di SMA." aku masih melongo "Aku udah nggak sabar jadi anak SMA lagi..kemarin cuma sempet ngerasain satu tahun jadi anak SMA, nggak seru..kali ini kayaknya bakalan seru deh karena jadi anak SMA yang udah punya pacar..tiap hari pasti semangat berangkat sekolahnya."katanya tersenyum
aku masih memijat pelipisku. Masih belum habis pikir dengan cara pandang lelaki disebelahku ini, dia memang penuh kejutan. Tapi sumpah yang ini sama sekali nggak kepikiran.
"Aku kan udah janji bakalan selalu ada buat kamu, jadi dimanapun kamu pasti aku ada. termasuk di sekolah ini."
"Tapi kan nggak nyampe gini juga." AKu menghela nafasku sebentar.."atau jangan- jangan kamu mau tepe- tepe sama cewe- cewe disini ya?" akhirnya kalimat yang meluncur dari mulutku. Saking kesalnya aku sudah nggak bisa lagi mikir
"oo..ooww...bakalan ada perang dingin nih Kay..kita duluan aja yuk." Tomi dan Kayla akhirnya meninggalkan aku dan Aga yang masih di parkiran. Hening..tidak ada jawaban apapun dari Aga. Akhirnya aku menengok kearahnya.
"Kenapa senyum- senyum gitu? bener kan kamu lagi tebar pesona? pantesan aja dari tadi anak- anak pada ngeliat kesini...awas ya kalo berani macem- macem!!!" Kataku kesal
"Kamu lucu kalo lagi cemburu...pertahakan ya..aku suka." Jawab Aga singkat sambil mengedipkan sebelah matanya ke arahku. aku hanya mendengus pelan
Grepp..
kaget. tiba- tiba ada yang menarik lenganku dari samping dan memelukku erat. Bukan, ini bukan Aga, wanginya beda.
"Ge...gue turut berduka atas meninggalnya bokap lo..sorry gue baru tahu semalem..sorry gue nggak ada waktu lo lagi butuh gue.."
"Ehm.."
Tiba- tiba pelukan itu terlepas, dan aku bisa melihat dengan jelas siapa yang memelukku. Adit ya dia yang tiba- tiba memelukku, dan yang tadi berdehem tidak lain dan tidak bukan adalah Aga. Janjtungku masih berdegup kencang, bukan karena pelukan Adit, tapi karena khawatir dengan reaksi Aga. Aku takut dia marah dan salah paham. Aduh..tolong Gea ya Allah...
"Aku ke ruang guru dulu..sampe ketemu di kelas." Kata Aga sambil pergi meninggalkan aku dan Adit
"Dia Aga kan? kok dia pake seragam sekolah kita?" Tanya Adit dan aku hanya mengangkat bahu, malas menjawab pertanyaan Adit. "Yaudah yuk kita ke kelas, semoga tahun ini kita sekelas ya." katanya lagi.