Aku membuka tirai jendela kamarku. Mentari pagi ternyata sudah memperlihatkan kilau cahayanya. Kulirik jam yang ada di dinding, benar saja sudah pukul 10 pagi.
Seperti biasa weekend adalah saatnya bermalas-malasan.
Aku baru bangun pukul 9 pagi tadi. Karena satu dan lain hal akhirnya aku memilih mandi dulu dan sekarang saatnya makaaan.
"Pagi Bunda sayang."
"Tumben jam segini udah wangi, biasanya juga masih hibernasi."
"Habis tadi bangun tidur langsung kebelet, jadi sekalian mandi deh." Jawabku sambil nyengir dan mulai mengunyah sarapanku
"Oia..dari tadi Aga nelpon kamu tapi HP kamu mati, jadi dia telpon Bunda."
"Terus Bunda bilang apa?"
"Bunda bilang aja kalo anak Bunda masih tidur kalo jam segini, paling cepet juga jam 10 baru bangun..dia bilang kalian ada janji."
"Ya ampuuunn...Gea lupa.."aku langsung menepuk jidatku dan lari ke kamar untuk ganti baju ambil dompet dan HP.
Aku setengah berlari menuruni tangga, aku samber kunci motor dan pamit pada Bunda
"Bunda, Gea ke rumah Aga dulu ya. Lupa kalo udah janji sama dia."
"Nggak mau bareng Bunda aja? Nanti pas makan siang Bunda juga mau kesana ada janji sama Tante Meri."
"Kelamaan Bunda..udah telat nih..dah Bunda."
Aku langsung melajukan motor ku kearah rumah Aga. Shitt..bensinnya udah mau habis lagi, terpaksa harus memilih arah yang berbeda untuk mengisi bensin dulu.
Jalanan hari ini cukup lengang memungkinkan aku melajukan motorku dengan kecepatan penuh. Aku harus mengejar waktu untuk sampe di rumah Aga.
Doble SHHIIITTT!!!!
Aku tidak sempat menarik rem motor ku ketika tiba-tiba beberapa mobil di depan bertabrakan. Aku merasakan motorku membentur belakang mobil depanku dan mau tidak mau aku terpental dan terseret beberapa meter di aspal.Aku meringis merasakan perih ditelapak tangan kiriku, darah sudah mengucur darisana, sepertinya ada yang robek karena terseret aspal tadi.
Keadaan sekitarku tidak jauh berbeda, lebih dari 4 mobil dan 5 motor bertabrakan secara beruntun. Aku sempat lihat beberapa korban bahkan keadaannya lebih parah dariku.
"Mba..ayo mba kita bantu bawa ke RS terdekat." Tiba-tiba beberapa orang menolongku berdiri dan membawaku ke RS terdekat.
Aku langsung dibawa ke IGD setelah sampai di RS. Tak lupa aku ucapkan terima kasih kepada mereka yang sudah menolongku. Untunglah lukaku tidak terlalu parah..hanya lecet kecil di beberapa bagian dan telapak tanganku yang berdarah.
"Tangannya robek, harus dijahit dulu..suster, tolong siapkan prosedurnya ya." Kata seorang dokter yang memeriksa lukaku
"Parah banget ya dok?" Tanyaku
"Nggak kok, hanya beberapa jahitan aja.."
Setelah itu dokter dibantu suster memulai prosedur untuk mengobati lukaku. Tangan kananku sudah terpasang infus, dan dokter sepertinya sedang mengobati luka di tangan kiriku. Entah karena efek obat bius atau karena memang ngantuk tidak terasa mataku terpejam.
Aku mngerjapkan mataku. Sepertinya aku emang ketiduran. Setelah sadar sepenuhnya, aku menyadari kalo aku masih di rumah sakit.
"Suster..sekarang jam berapa ya?"
"Jam 3 sore mba..gimana perasaan mba? Apa masih ada yang sakit?"
"Udah baikan kok sus, luka ditangan saya juga udah nggak sesakit tadi." Jawabku "oia sus..bisa saya pinjem HPnya? Saya mau hubungi keluarga saya."