part 11

119 7 3
                                    

Pagi ini aku sudah bersiap karena nanti siang aku bisa pulang.

Bunda masih menyelesaikan urusan administrasi. Aga masih setia disini nungguin aku. Gimana aku nggak melted dengan sikapnya yang seperti ini?

"Udah siap semua?yuk kita pulang."Bunda datang bersama suster memberitahuku kabar terindah

"Silahkan Mba Gea." Kata suster itu menyodorkan kursi roda untuk aku pakai sampai keluar RS

"Biar saya aja suster..kamu bisa turun sendiri?atau mau.."

"Nggak usah..gue bisa turun sendiri. Sebenernya gue juga bisa jalan aja ke depan, tapi dari pada kalian heboh ceramah gue setuju pake kursi roda." Aku langsung menyela sebelum Aga melanjutkan perkataannya. Hati kecilku sangat ingin di gendong dia, tapi akal sehatku menolak..sepertinya pergolakan seperti ini akan terus ada kalo aku bersamanya

Jakarta sabtu siang masih saja macet. Aku menatap punggung Aga yang duduk di kursi depan. Ya kali ini aku bukan duduk di Lamborgini merah milik Aga, kali ini dia menggunakan supirnya dengan mobil Alphard hitamnya. Bagaimana  dia bisa menyiapkan ini semua. Tapi aku mensyukurinya, paling tidak Bunda jadi sedikit terbantu karena Kak Anya sedang keluar negeri bersama suaminya.

Akhirnya sampai juga dirumah. Rasanya sudah bertahun2 aku nggak pulang..agak lebay sih.hehe..tapi beneran deh tiga hari di Rumah Sakit itu rasanya lamaaaaa banget. Aku langsung merebahkan tubuhku d sofa ruang tengah. Rasanya nyaman.

"Aku pulang ya." Kata Aga berdiri disamping ku

"Jangan." Reflek ku tahan lengannya. Dan aku merutuki kebodohan ku. Gimana kalo dia mengira aku terlalu memaksa. Kenapa alam bawah sadarku keluar begitu saja

"Sori..maksud gue, paling nggak makan siang dulu aja." Buru2 aku mencari alasan agar Aga tidak curiga

"Ok..tapi biarin aku tidur sebentar ya." Jawabnya langsung memgambil posisi tidur di sofa dengan posisi kepalanya dipangkuanku...

Whaaattt..Aga tidur dipangkuanku. Aku harus apa? Memaksanya bangun dan mencari tempat lain? Ah itu rasanya terlalu kejam pikirku. Dia sudah tiga hari ini menemaniku di Rumah sakit dan kurang istirahat, anggap saja ini balas budi.ya begitu saja..

Aku tidak bisa memungkiri bahwa wajahnya tampan..rahangnya sempurnya, rambutnya hitam, kulitnya putih bersih. Mungkinkah aku....kutepis langsung apa yang ada dipikarnku

Hampir satu jam Aga tidur nyenyak dipangkuanku. Anehnya aku tetap merasa nyaman atau tidak merasa terganggu sama sekali. Bunda hanya sesekali menggodaku kemudian kembali ke dapur untuk membantu bibi menyiapkan makan siang.

Perhatianku ke televisi beralih saat merasakan Aga menggerakan tubuhnya. Kulihat dia membuka matanya.

"Aku tidurnya kelamaan ya?"katanya tersenyum sambil menegakkan tubuhnya

"Nggak kok..makan yuk. Bunda udah siapin tuh."kataku sambil berjalan menuju meja makan dan diikutinya

"Waaahhh...akhirnya bisa makan masakan rumah lagi..makanan di rumah sakit nggak enak."kataku

"Bunda maaf ya tadi Aga ketiduran, tadinya mau pulang tapi Gea bilang suruh makan siang dulu."

"Nggak apa2 mantu, mau nginep juga boleh, kamar tamu kosong kok.."

"Apaan sih Bunda.." protesku..semoga mereka tidak melihat pipiku yang bersemu merah karena malu

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Aga langsung pamit pulang dan aku langsung menuju kamarku untuk tidur siang seperti pesannya tadi.

******

Pagi ini aku bangun dengan lebih baik. Badanku sepertinya sudah sehat kembali. Selesai sarapan aku  menonton televisi. Kulihat Bunda masih sibuk di dapur.

Catatan Hati GEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang