Aku mencoba membuka mataku yang terasa masih berat. Aku merasa terganggu dengan suara Bunda yang sepertinya sedang bicara dengan suster. Setelah berhasil kubuka mataku, kulihat Bunda sedang menonton TV diruang rawatku
"Akhirnya bangun juga..."kata Bunda tanpa mengalihkan pandangannya dari layar TV
"Emang sekarang jam berapa sih?..jam 12? Ini jam 12 siang Bunda atau masih malem?" Tanyaku tidak percaya saat melihat layar di telepon genggam ku
" jam 12 siang lah cantik..itu kamu ga liat matahari udah terang begitu." Jawab bunda santai
"Gea mau pulang Bunda..kok Bunda nggak bangunin sih? Ayo kita pulang aja Bunda, Gea udah sembuh kok." Rengek ku pada Bunda
"Ih kamu apaan sih? Bangun2 kok ngelantur ngomongnya?kamu boleh pulang, tapi besok pagi. Hari ini masih ada antibiotik yang harus dihabisin."
"Tapi Bunda..Gea harus pulang..malem ini Aga berangkat ke London, Gea mesti ketemu dulu sama Aga."
Aku baru ingat kalo hari ini adalah jadwal keberangkatan Aga. Sebelumnya aku sudah janji untuk mengantarnya ke bandara, tapi sekarang bahkan aku tidak bisa hanya mengucapkan salam perpisahan.
"Iihhh Bunda kok malah pergi sih diajakin ngomong..Bundaa.."
Mood ku benar2 berantakan. Apalagi Bunda harapan terakhirku malah tidak memperdulikan rengekanku dan keluar ruangan meninggalkanku dengan segala ocehanku.
Sempat berpikir untuk kabur dari RS ini, tapi kasihan Bunda. Aku mencoba menghubungi Aga. Tapi sialnya sampai sekarang aku tidak tahu berapa nomor hapenya.
"Bodoh banget sih Gea." Gerutuku dalam hati
Ceklekkk..
"Bundaaa...mau pulaang." Aku masih merengek ketika melihat Bunda masuk keruangan
"Nih Bunda bawain yang dicari..jadi nggak usah ribut pulang lagi."
"Aga??" Aku memastikan setelah melihat Aga berjalan masuk mengikuti Bunda.
"Iya aku disini." Jawabnya lembut
Kulihat dia masih mengenakan pakaian yang sama seperti kemarin.
"Lo belum pulang?"tanyaku memastikan dan Aga hanya menggeleng dan tersenyum
"Aga itu semaleman nungguin kamu didepan ruangan ini. Dia nggak bisa pulang karena nggak bisa ninggalin kamu..khawatir banget dia sama kamu..makanya kamunya jangan galak2 sama Aga." Ceramahan Bunda tepat seprti tamparan diwajahku
"Bukannya nanti malam kamu berangkat ke London? Maaf ya aku nggak bisa menuhin janji untuk nganter kamu ke Bandara." Kataku dengan nada yang sedikit melemah
"Aku nggak jadi berangkat ke London, paling nggak sampe kamu bener2 sehat."
Jawaban Aga secara tidak aku sadari membuat mood ku kembali normal. Senyumku merekah tanpa aku sadari. Sampai aku sehat? Sepenting itukah aku buatnya? Apakah aku harus tetap sakit agar dia tetap disini? Terlalu egoiskah aku?
" langsung deh..seneng kaan..kemarin aja diusir suruh pulang." Bunda kembali meledek ku
"Yaudah..Bunda pulang dulu ya. Mau ada yang diurus dulu dirumah ntar Bunda balik lagi..tadi Ayah kamu telpon, katanya belum bisa pulang."lanjut Bunda
"Iya nggak apa2 Bun..biar Aga yang jagain Gea disini. Nanti biar Aga telponin supir untuk anter jemput Bunda ya."
"Calon mantu Bunda baik banget sih..tapi nggak usah ya, Bunda naik taksi aja..kalo tunggu supir kamu dateng malah kelamaan. Bunda cuma sebentar kok, kasian kamunya juga butuh istirahat. Nanti kalo bunda udah balik lagi, kamu pulang aja ya..istirahat di rumah."