Part 6

128 6 0
                                    

Siang ini ada acara makan siang keluarga. Ada keluarga ku lengkap dan juga keluarga Mas Aji. Kami memang sangat dekat walaupun hanya keluarga besan.
Setelah selesai aku langsung menuju tempat latihan, untung Mas Aji mai mengantar ku sehingga aku tidak terlambat. Kulihat Aga juga baru turun dari mobilnya saat aku sampai di tempat latihan.

"Hai." Kusapa dia

"Ganti lagi pacaranya?"tanyanya sinis sambil melihat ku tajam

"Ih apaan sih?sok tau banget." Jawabku meminta penjelasan maksud dari perkataannya..dia hanya diam sambil melihat ke arah mobil Mas Aji yang berlalu keluar dari gedung latihan ku.

" Itu kaka ipar gue kali." Jawabku sambil meninggalkannya yang tiba2 tersenyum

Aneh kupikir..kenapa aku harus menjelaskan itu sama Aga. Kenapa juga dia harus bertanya. Entahlah..dia memang begitu terkadang sikapnya sangat menyebalkan tapi tiba2 bisa jadi malaikat penolong ku.

Latihan sudah mulai rapih..semua tim sudah mulai betlatih bersama. Aku baru tahu kalau Aga jadi pemeran utama. Ku pikir dia hanya jago akting, ternyata suaranya juga bagus.

"Gea..sory ya..gue nggak bisa kasih lu tumpangan, soalnya mesti jemput nyokap dulu." Kata Bela

"Iya nggak apa2. Masih sore gue bisa naik angkot." Jawab ku

"Nah..lu pulang bareng Aga aja. Boleh kan Ga?"tiba2 Bela menarik tangan Aga yang kebetulan jalan d depan kami. Aga hanya mengangguk dan tersenyum

Dengan terpaksa aku mengikuti omongan Bela. Memang ini bukan pertama kali aku naik mobilnya tapi entah kenapa rasanya tetep sama seperti pertama kali, jantung ku berdegup kencang. Masa iya aku masih grogi? Bukannya aku sudah mengenalnya? Atau gara2 naik mobil sport sekelas Lamborgini jadi rasanya beda..mungkin saja, karena tidak semua orang bisa naik mobil seperti ini. Aku semakin penasaran dengan siapa sebenarnya Aga, bagaimana keluarganya sehingga dia bisa naik mobil semewah ini. Ah sudahlah...

"Sory ya..gue jadi ngerepotin lu lagi."

" nggak kok." Jawabnya lembut disertai senyumnya yang entah mengapa rasanya saat ini sungguh manis

"Oia..sekali lagi makasih ya kemarin udah nolongin gue..eh tapi gimana cara lo bisa ada disana?"kataku mencoba mencairkan suasana

"Udah Takdir mungkin." Jawabnya sambil tetap menatap kedepan

Begitulah Aga..sedikit misterius..nggak banyak omong..kadang jutek sombong tapi tiba-tiba bisa jadi kaya malaikat. Tapi aku juga nggak tau kenapa cewe-cewe itu pada naksir sama dia. Hampir setiap latihan, semua temen ku ngeributin Aga.

"Aga stooppp."tiba2 aku berteriak membuat mobil Aga mengerem mendadak. Aga hanya melemparkan pandangan bingungnya padaku

"Kesana yuk." Aku menunjuk tempat yang ada di seberang jalan

"Pasar malam??"tanya Aga tak percaya..aku hanya mengangguk dan turun dari mobil

Dengan semangat aku berjalan menuju pasar malam..aku memang suka pasar malam, keramaiannya sederhana, tidak berlebihan. Di tempat ini aku bisa bebas seperti anak kecil tanpa mempedulikan masalah apapun yang terjadi.

"Yaahh..kok masih sepi sih?"kataku sambil melihat sekeliling

"Kan masih jam 5 sore." Kata Aga

"Beli es krim aja yuk." Kataku saat melihat ada tukang es krim disana.

"Mau?"kutawari dia tapi dia menolak

"Beneran?? Gue kasih tau ya..es krim coklat itu bisa bikin otak sama perasaan kita adem dan ngerasa nyaman..." kataku sambil menikmati es krim coklat..dia hanya diam dan menatapku tanpa berpaling..tatapan matanya tajam membuat jantung ku berdegup lebih kencang

"Eh sory...kok gue malah ngajakin lo kesini sih..maap ya, klo lo mau duluan gapapa kok ntar gue bisa pulang sendiri..takutnya pacar lo lagi nunggu atau..." kataku

"Pacar? " dia balik bertanya sambil memperlihatkan ekspresi meminta penjelasan

"Loh bukannya lo udah punya pacar? D Instagram lo banyak kan caption kata- kata romantis..ya walaupun nggak ada foto cewe di IG lo." Kataku menjelaskan

"Lo follow Instagram gue?" Tanyanya sambil tersenyum

"Nngggak...gue aja nggak punya sosmed...gue liat dari IGnya Bela..dia seneng banget waktu lo folback." Jawab ku

"Kirain.."jawabnya santai tapi tidak menjawab pertanyaan yang aku sampein. Tentang perempuannya yang selalu menjadi caption di setiap fotonya.

"Lo kok suka banget sih update status di Instagram?"tanyaku heran karena cowo misterius kaya dia bisa terbuka banget di sosmed ya walaupun semuanya di private tapi seseorang yang tertutup biasanya tidak mudah mengunkapkan dirinya di sosial media

"Aku suka aja bercerita lewat foto." Jawabnya dengan senyuman mautnya.

"Tapi kok nggak ada foto cewe lo?semua foto dg caption love pasti semuanya d edit ada efek blurnya." Kataku yang kali ini memandangnya dan tiba2 dia menganbil gambarku

"Mau aq upload nggak fotonya? Biar IG aku ada foto cewenya?"tanyanya sambil menunjukkan hasil fotonya tentang aku

"Jangan ah..nggak enak sama cewe lo..lagian gue nggak mau di bully sama fans2 lo itu."jawab ku sambil beranjak menuji mobil sambil menyembunyikan perasaan canggung ku.

Apa makssudnya dia bilang begitu?sejujurnya sih aku merasa tersanjung dengan perkataannya. Coba aja bayangin, Aga mau upload foto aku di Instagramnya yang selama ini nggak ada satupun foto cewe. Termasuk cewenya yang selalu dia samarkan. Kenapa tadi nggak aku iyain aja ya? Ah..sudahlah..aku hanya tidak mau banyak berharap. Pengalamanku dengan Adit membuatku harus lebih hati2 membuka hati.

"Mampir dulu yuk. Aku kenalin sama Bunda." Kataku saat kami sampai di depan rumahku. Dia hanya mengangguk dan mengikutiku masuk rumah. Aku sudah mulai terbiasa dengan sikap diamnya.

"Hai Bunda..loh ada Odi juga, ponakan onty yang paling ganteng." Kataku saat melihat Bunda sedang sibuk menyiapkan makan malam. Ternyata Kak Anya sedang ada di rumah

"Bunda..kenalin ini Aga, temen Gea yang kemarin nolongin Gea."

"Hallo tante, apa kabar?" Sapa Aga dengan ramah. Aku heran kenapa sikapnya dengan Bunda bisa begitu ramah dan hangat, sedangkan denganku atau teman2 yang lain dia terkesan dingin dan diam.

"Hallo Aga..nggak usah panggil tante..panggil Bunda aja ya..nah kebetulan Bunda lagi nyiapin makan malem, Aga sekalian ikut makan bareng aja ya." Kata Bunda sambil menarik Aga untuk duduk di kursi makan

"Bunda apaan sih? Kan Aganya sibuk, nggak bisa lama2 disini." Protesku

"Nggak apa2 kok Ge..aku nggak ada acara..lagian aku juga udah lama nggak makan rame2 bareng keluarga kaya gini." Kata Aga dengan senyum manisnya

"Tuh kan..sok tau sih kamu Ge..Nah Aga makan yang banyak ya..semoga suka sama masakan Bunda..Anggep aja ini sebagai rasa terima kasih Bunda kemarin kamu udah nolongin Gea..oia, orang tua kamu dimana?kok kamu makan sendiri?"

Bunda sudah mulai jurus interogasinya. Begitulah kebiasaan Bunda jika aku membawa teman ku kerumah. Bunda akan selalu cari tahu siapa dia, kalo kata Bunda sih biar Bunda juga kenal dengan teman2 ku..jadi kalo ada apa2 bisa gampang hubunginnya

"Aku tinggal sendiri Bunda..eh nggak sih..sama mbok Inem dan Pak Budi.hehe..orang tua Aga di London." Jawab Aga ramah

"Ehm..jadi ini yang bikin langsung move on."tiba2 kedatangan Kak Anya mengagetkan ku

" Kak Anya apa2an sih?"kataku protes

" Hai..Aga..aku Anya..kakaknya Gea..yang sabar ya kalo ngadepin Gea, dia kadang masih kaya anak kecil..Odi aja kalah manjanya sama dia." Kata kak Anya sukses mendapat tatapan protes dari ku. Kulihat sekilas Aga hanya tersenyum.

Malam itu rasanya menyenangkan. Semuanya terjadi dengan tiba2 dan nggak terencana. Tapi aku suka..entahlah..

Catatan Hati GEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang