Aku turun dari mobil Aga tepat di depan lobi kantor Satria Kingdom milik keluarga Aga. Hari ini memang aku ada janji untuk makan siang bersama Aga dan kedua orang tuanya di Mall yang terhubung langsung dengan kantor ini.
Aga menggandeng tanganku untuk masuk kedalam lobi.
"Selamat siang Tuan Muda..selamat siang Nona Muda." Satpam yang ada di depan menyapa kami dengan ramah. Aku ingat, dia adalah satpam yang dulu pernah mengusirku. Aku jadi senyum-senyum sendiri inget kejadian waktu itu. Jadi inget betapa langsung pucatnya wajah mereka.
"Selamat siang Tuan Muda..selamat siang Mba Gea." Kini giliran resepsionis yang dulu menyuruh satpam untuk mengusirku yang menyapa.
"Siang Mba..apa kabar?" Aku mencoba untuk mencairkan suasana karena melihat ekspresinya yang masih terlihat ketakutan dan merasa bersalah
"Eh..baik mba Gea..sekali lagi saya minta maaf mba Gea." Jawabnya kaget sambil membungkukkan kepalanya..aku hanya memberi isyarat dengan mengacungkan jempol tanganku sambil tersenyum
"Kok kamu kayaknya udah akrab banget sama resepsionis itu? Ngapain juga dia minta maaf sama kamu? Emang kalian pernah ketemu?" Tanya Aga saat kami masuk ke dalam lift
"Oh itu..aku dulu pernah kesini bareng Adit sama Bella buat ngajuin proposal untuk baksos. Aku mau ketemu Mami waktu itu, tapi diusir sama dia karena belum bikin janji. Pas Bella bilang aku calon menantunya yang punya kantor ini, malah dipanggilin satpam buat di usir..lucu juga kalo diinget-inget." Kataku
"Ini nggak lucu Gea..aku pastiin besok pagi mereka udah nggak kerja disini." Jawab Aga dengan ekspresi marahnya. Aku baru ingat harusnya nggak usah cerita sama Aga bakalan jadi begini kan
"Lebay deh kamu..mereka kan cuma menjalankan tugas aja. Lagiàn aku juga nggak apa2 kok..dulu mami dateng terus jelasin semuanya dan mereka udah minta maaf. Jadi jangan berani-beraninya kamu pecat mereka. Kasian kan mereka juga punya keluarga yang harus dinafkahi." Kataku mencoba menjelaskan
"Tapi aku nggak suka kamu diperlakukan nggak baik begitu. Apalagi dikantor ini. Nggak boleh ada yang nyakitin kamu termasuk aku."
"Namanya juga orang nggak tahu. Kalo mereka tahu aku siapa juga nggak bakalan gitu. Udah ah..nggak usah diperpanjang ya..I'm fine."
Ting..pintu lift terbuka dan aku mengikuti Aga keluar dari lift menuju sebuah ruangan yang ada diujun lorong. Di depan sebuah pintu besar, kami berpapasan dengan laki-laki seumuran Papi. Mungkin teman bisnis Papi Aga.
"Airlangga...om nggak nyangka ketemu kamu disini. Papi kamu barusan bilang kamu masih di London. Angel pasti seneng banget kalo tahu kamu ada dijakarta."
"Hai om..permisi saya mau ketemu dengan Papi saya dulu." Jawab Aga dengan ekspresi datarnya
"Oh iya silahkan..om juga mau pulang. Sering-sering main kerumah ya..Angel kangen sama kamu."
Setelah itu aku dan Aga langsung masuk kedalam ruangan yang aku yakin sebagai ruang Papinya.
"Papiiii..." kataku sambil berjalan kearah papi Aga yang sedang sibuk dengan berkas dimejanya
"Hai sayang..kalian udah dateng." Jawab Papi sambil berdiri dan memelukku sekilas
"Ngapain Om Suryo kesini Pi? Papi ada bisnis lagi sama dia?" Tanya Aga
"Nggak ada..hanya ketemu biasa aja."
"Papi..aku permisi ke toilet sebentar ya..dimana ya Pi?" Kataku karena sudah kebelet huang air kecil
"Kamu pake aja toilet ruangan ini..ada dipojokan situ."
Setelah selesai dengan ritual di kamar mandi, aku sudah lega dan rapi kembali. Saat keluar dari kamar mandi nggak sengaja aku mendengar obrolan Aga dengan Papinya.