Part 12

98 6 0
                                    

Sorry baru update..bener2 mentok di part ini..semoga hasilnya memuaskan ya..hehe..

Happy Reading..


******

Sudah tiga hari aku tidak bertemu Aga. Dia benar2 menuruti kata2 ku untuk menjauh, atau memang benar2 dia merasa bukan masalah yang penting hingga dia tidak perduli.

Teman2 masih bersikukuh memaksaku untuk mengajukan proposal ke perusahaan keluarga Aga di acara Bakti Sosial. Aku bersikukuh menolaknya.

"Pokoknya gue nggak mau tahu..lo harus ngomong sama Aga dan bikin dia mau kasih sponsor."kata Bela kekeh saat kami sedang nongkrong di warung es krim sepulang sekolah

"Gue nggak mau..lo aja sana, kan lo yang pengen ketemu dia." Jawabku ketus sambil menikmati es krim coklatku

"Gea..walaupun kalian lagi berantem, lu tuh harus tetep profesional dong."

"Sok tau lo."

"Gue nggak tahu ada masalah apa dengan kalian..tapi kali ini gue mohon Ge, lu bantu kita ya..anggep aja buat amal ibadah lu, kan ini buat baksos."Adit menimpali

"Kan nggak mesti ke perusahaan dia Dit..ke perusahaan bokap lu kan bisa." Jawabku tak mau kalah

"Gue juga udah minta bantuan ke bokap gue untuk masalah transportasi, tapi kalo kita bisa dapet bantuan dari Satria Kingdom kita bisa dapet bantuan sembako dan bahan makanan yang besar Gea.. mereka kan punya Ritel terbesar di Indonesia ini." Jawab Adit

"Gini aja deh, gue mau bantu..tapi kita nggak usah ketemu Aga, langsung aja ke perusahaan mereka bawa proposalnya, lebih profesional kan." Kataku memberi ide

"Ok deal..kita jalan sekarang..lu bawa proposalnya kan Be?"kata Adit dan Bela hanya mengangguk

Kita bertiga langsung bergegas menuju ke perusahaan Satria Kingdom. Kami langsung menuju ke resepsionis setelah bertanya pada satpam.

"Selamat siang..ada yang bisa dibantu?" Seorang respsionis cantik memyambut kami

"Siang Mba..kami kesini mau mengajukan proposal untuk kegiatan bakti sosial di sekolah kami." Kata Adit menjelaskan

"Baik..saya terima."

"Kira-kira kapan ya mba kami bisa dapat balasan?"tanyaku

"Belum tahu ya Dek..nanti paling dikabari."jawab sang resepsionis

"Bisa kita ketemu dengan pejabat yang berwenangnya mba? Sebentar saja, hanya untuk menjelaskan program kami." Kataku melanjutkan

"Maaf Dek..kalo tidak buat janji, nggak bisa. Mereka sibuk." Jawabnya

"Mba..tolong bilangin sama Direkturnya, tunangan anak yang punya perusahaan ini mau ketemu. Pasti deh bisa." Kata Bela dan aku hanya melihatnya kesal

"Maaf ya adek2 sekalian..saya sedang sibuk, jadi jangan diajak bercanda, silahkan pergi dari sini atau saya panggil satpam."

Dengan perasaan kesal kita balik badan dan meninggalkan mbak resepsionis yang jutek itu.

"Gea..." kita spontan membalikan badan saat mendengar panggilan itu. Siapa yang mengenalku di sini? Batinku.

"Mami." Aku kaget saat melihat Tante Mira yang memanggilku

"Hai sweety..kok disini nggak bilang sama mami?" Katanya memelukku

"Habis ngajuin proposal sponsor untuk kegiatan baksos." Jawabku

"Tapi nggak boleh masuk sama mbak resepsionisnya." Kata Bela yang langsung aku hadiahi tatapan tidak setuju

Tante Mira langsung membawaku ke resepsionis yang tadi.

"Mba...cewe cantik ini adalah calon menantu saya. Jadi dia punya akses penuh untuk masuk ke kantor ini..tolong proposal yang tadi bawa ke ruangan saya." Kata Tante Mira

"Baik bu..maaf Bu Gea, saya tidak tahu."

"Nggak apa2 mba..dan panggil Gea aja saya masih SMA."

"Makanya...nggak percaya sama saya sih..calon menantu nih." Bela masih saja mengintimidasi resepsionisnya.

"Kalian semua ke ruangan saya dulu ya, nanti saya suruh orang untuk urus sponsor itu."

"Jadi mami mau bantu kita?"tanyaku antusias

"Absolutely sayang. Apapun yang bikin kamu bahagia."

Kita semua langsung menuju ruangan Tante Mira di lantai 15. Sepertinya ini lantai paling tinggi di gedung ini. Ruangannya luas ada sofa untuk tamu dan pemandangan kota jelas terlihat dari sini.

"Mami udah urus masalah proposal kalian..nanti ada anak buah mami yang bakal hubungi kalian..kalo kurang apa2 kamu tinggal telpon mami atau bilang sama Aga ya."

"Makasih Mi..ini udah lebih dari cukup." Jawabku

"Kalo begitu kami pamit pulang Tante, sudah sore. Terima kasih banyak untuk bantuannya." Kata Adit

"Hmmm...Gea pulang sama Mami aja ya, Mami masih pengen ngobrol, sekalian Mami mau ketemu Bundamu."

"Kalo gitu kami duluan Tante. Gea, kita duluan ya." Jawab Bela sambil berlalu meninggalkan ku berdua dengan Tante Mira

Aku merasa kikuk dan canggung. Bagaimana tidak, walaupun Bunda dan Tante Mira sudah kenal sejak jaman SMA dulu, tapi aku hanya pernah sekali ketemu dengan Tante Mira, itupun hanya sekedar say Helo.

Sekarang, aku benar-benar berdua dengan Tante Mira yang terlihat sedang membereskan beberapa pekerjaannya. Sehabis ini baru beliau akan mengantarkanku pulang.

***

Aku merebahkan diri di kasur setelah selesai membersihkan diriku. pikiranku masih melayang- layang memikirkan cerita Tante Mira

Flashback On

"Kamu tahu nggak, kamu sama Aga itu kaya ditakdirkan jadi jodoh? ya memang awalnya Mami yang pengin jodohin kalian.hehe.. Mami itu punya Aga setelah lebih dari 5 tahun menikah. awalnya Mami divonis Dokter susah punya anak karena ada masalah di rahim Mami, untung ada Bunda kamu yang selalu bisa jadi tempat Mami cerita. Mami bahagia banget waktu tahu kalo Mami lagi hamil, apalagi pas itu Bunda juga lagi hamil kamu. Kebahagiaan Mami berlipat waktu tahu kalo bayi yang kami kandung jenis kelaminnya berbeda, langsung aja Mami bilang ke Bunda kamu untuk ngelamar kamu jadi menantu Bunda.hehe.."

aku masih diam hanya sesekali menanggapi cerita Tante Mira dengan senyuman. kulihat wajah Tante Mira berseri bahagia saat cerita, jadi aku nggak tega untuk menyela. selama perjalanan pulang dimobil Tante Mira terus saja bercerita tentang Aga,

"dulu kata dokter, hari perkiraan lahir kalian hampir bersamaan hanya berbeda beberapa hari. Mami sudah siapkan semuanya, bahkan ruang rawat Mami dan Bunda sudah disiapkan agar bersebelahan. Tapi tuhan berkata lain, Aga terpaksa harus lahir prematur di usia 7 bulan karena ada masalah dengan rahim Mami. Makanya Mami sama Papinya Aga selalu berusaha jagain dan kasih yang terbaik buat Aga, termasuk masalah cinta. Kamu tau nggak, dari kecil Aga paling suka kalo Mami kasih liat foto kamu, dia sampe maksa buat pulang ke Indonesia waktu dia masih SD di London cuma karena pengin ketemu kamu. Akhirnya kami pindah ke Indonesia, sayangnya waktu itu kamu sama keluarga kamu nggak tinggal di jakarta dan Mami juga loss contact sama Bunda mu. Sampe akhirnya dua taun lalu Mami baru bisa menghubungi Bunda mu."

"Jadi sebenernya Aga dari awal udah tahu Gea dan Bunda? Kenapa di awal Aga kaya nggak kenal?" Kataku memberanikan diri untuk bertanya

"Dari awal Aga tau siapa kamu, tapi pertemuan kalian itu nggak disengaja. Aga dari awal maunya cari kamu sendiri, maunya kenalan sendiri dan maunya kamu juga cinta sendiri sama dia. Katanya biar semuanya takdir yang ngatur." Jawab Tante Mira diakhiri dengan senyuman.

Flashback of

*****

Catatan Hati GEATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang