PART I (BAG.6)

7.7K 375 0
                                    

            Sesampainya didepan sebuah Restoran yang disebutkan oleh Pak Rafiq tadi Rio yang telah keluar dari mobilnya lantas tersenyum sambil menatap bangunan dengan plakat nama 'Sunshine Ristorante' yang sangat berbau khas Italia, membuatnya in...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

            Sesampainya didepan sebuah Restoran yang disebutkan oleh Pak Rafiq tadi Rio yang telah keluar dari mobilnya lantas tersenyum sambil menatap bangunan dengan plakat nama 'Sunshine Ristorante' yang sangat berbau khas Italia, membuatnya ingin kembali mengunjungi Negara yang tahun lalu menjadi tempat kunjungannya saat liburan. 

             Rio mengedarkan pandangannya disekeliling Restoran itu, saat menatap zebra cross tadi disampingnya pandangannya terfokus pada seorang gadis yang sedang berjalan sedikit tergesa-gesa dan tak memperhatikan jalan, lalu Rio mengalihkan pandangannya ke arah kanan dan terlihat sebuah mobil yang melaju dengan kecepatan tinggi, sedangkan gadis itu tak memperhatikan kanan kiri dan tetap berjalan. Rio melotot namun dengan cepat dia berlari kearah gadis itu dan segera menariknya sehingga dia yang tidak terlalu siap lantas jatuh terbaring dengan gadis itu yang juga terjatuh diatas tubuhnya. 

             Rio merasakan sakit pada punggungnya, sedikit meringis saat rasa sakit itu terasa namun dia berusaha untuk menahannya. Sakitnya perlahan hilang saat dia mengamati wajah gadis yang masih diatas tubuhnya dengan mata terpejam. Cantik. Begitulah isi kepala Rio saat ini. Perlahan gadis itu mulai membuka matanya, dan saat matanya telah terbuka sempurna saat itulah pandangan mereka langsung terpaku, mereka saling tenggelam dalam tatapan itu tanpa bergeming masih dengan posisi gadis itu yang masih diatas tubuh Rio. Sekian detik mereka tak menghentikan kontak mata itu sampai sebuah seruan membuat mereka menghentikan kontak mata itu.

"Astaga Ify" teriak seorang gadis dengan rambut yang dikuncir kuda setelah sampai didekat Rio dan Ify terjatuh. Seketika itu Ify tersadar dengan posisinya saat ini. Cepat-cepat dia segera berdiri dan membenahi baju dan juga rambutnya yang berantakan.

"Ya ampun maaf. Maafkan saya Tuan." Kata Ify sambil membungkukkan sedikit badannya meminta maaf telah membuat Rio terjatuh.

"Anda baik-baik saja Nak?" tanya Pak Rafiq sambil membantu Rio berdiri. Rio tersenyum lalu menganggukkan kepalanya pertanda bahwa dia baik-baik saja, lalu mengalihkan pandangannya pada gadis dihadapannya.

"Kamu nggak papakan?" tanyanya lembut sambil mengamati Ify dengan sorot mata yang menyiratkan kekhawatiran. Ify tersentak saat menyadari tatapan itu, namun dengan cepat dia menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih sudah menyelamatkan saya Tuan." Kata Ify kembali. Rio menganggukkan kepalanya.

"Syukurlah kalo kamu baik-baik saja. Iya sama-sama." Ucap Rio sambil tersenyum manis.

"Lo beneran nggak papa Fy? Nggak ada yang luka? Kalo Kakak lo sampai tau dia pasti marah besar." Kata gadis yang tadi bersama Ify yang sedang membawa beberapa kantong belanjaan. Ify mengalihkan pandangannya pada gadis manis yang ada siampingnya kini. Satu-satunya asisten Chef perempuan di Restorannya.

"Kalo gitu jangan sampai dia tau Agni!" ucap Ify tegas dan tajam. Membuat gadis yang bernama Agni tadi sedikit menundukkan kepalanya. Sedikit takut jika nada bicara Ify mulai tajam dan tegas seperti itu. Ify memang terkenal dingin namun dia selalu berbicara lembut pada siapapun. Rio yang melihat sikap gadis itu mendadak berubah lantas mengerutkan dahinya.

"Kalo Anda tidak keberatan silahkan mampir ke Restoran kami Tuan!" ucap Ify yang kini kembali menatap Rio, Rio ikut menatap Ify sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Sunshine Ristorante" kata Ify sambil menunjuk bangunan dibelakang Rio. Rio mengikuti arah yang ditunjukkan Ify lalu kembali mengalihkan pandangannya pada Ify.

"Kalian bekerja disana?" tanya Rio.

"Sebenarnya dia ini...." kata Agni yang langsung dipotong oleh Ify.

"Iya kami bekerja disana. Silahkan mampir jika Anda tidak keberatan, saya ingin berterima kasih kepada Anda karena telah menyelamatkan saya." Kata Ify kembali mengulang tawarannya. Terlihat Rio menganggukkan kepalanya.

"Okk. Kebetulan tadi aku juga mau kesitu." Kata Rio sambil tersenyum, dan anehnya senyum itu bagai magnet yang menarik Ify untuk ikut tersenyum tanpa disadarinya. Agni yang melihat senyum tulus Bosnya untuk pertama kalinya langsung tertegun. Ify tersenyum? Kata Agni dalam hati tak yakin dengan apa yang dilihatnya.

_____

Rio terus mengamati setiap gerak-gerik Ify yang sedang membuatkan pesanannya. Entah mengapa dia sangat menyukai setiap gerakan yang diciptakan gadis itu, membuatnya enggan untuk berpaling. Senyumnya tak pernah lepas dari bibirnya sejak tadi. Pak Rafiq yang duduk didepan Rio mengerutkan keningnya heran dengan tingkah Rio yang kini tengah senyum-senyum sendiri, lalu mengikuti pandangan pria itu yang ternyata terfokus pada satu titik, yaitu seorang gadis yang kini sedang mengayun-ayunkan spatulanya diatas penggorengan, Ify.

"Nak Rio suka dengan gadis itu?" tanya Pak Rafiq yang membuat Rio tersadar dari keterpesonaannya dan mengalihkan pandangannya pada Pak Rafiq dengan alis terangkat satu.

"Maksud Bapak?" tanya Rio yang memang tak mengerti dengan maksud Pak Rafiq bertanya seperti itu.

"Gadis itu" kata Pak Rafiq sambil mengalihkan pandangannya menatap Ify yang masih sibuk memasak. Rio mengikuti arah pandangan Pak Rafiq lalu sedetik kemudian dia tersenyum.

"Bukankah dia gadis yang sangat menarik Pak?" bukannya menjawab pertanyaan Pak Rafiq, Rio malah balik bertanya. Pak Rafiq memandang Rio dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Nak Rio mau saya suruh orang untuk mencari informasi tentang gadis itu?" Rio mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Pak Rafiq.

"Buat apa Pak?" tanya Rio yang kelewat polos membuat Pak Rafiq meringis, bingung juga isi pikiran Rio, anak muda jaman sekarang tapi tidak mengerti bagaimana mendekati perempuan, sebenarnya memang tidak tahu maksudnya atau pura-pura tidak tau si Rio ini. Pikir Pak Rafiq dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

"Nggak perlu Pak! Kalo dia memang takdir saya nggak perlu saya kejar dia akan datang kesaya." Kata Rio sambil menatap Ify dan tersenyum misterius.

Ify yang saat itu sedang tenggelam dalam kegiatan memasaknya karena merasakan ada yang memperhatikannya lantas mendongak dan saat matanya bertemu dengan mata Rio yang kini sedang menatapnya juga Ify terdiam, seakan tenggelam dalam kenyamanan mata elang Rio. Ify tersentak menyadari keterpesonaan pria itu langsung mengalihkan pandangannya kembali fokus pada pekerjaannya. Beruasaha menyingkirkan bayangan-bayangan pria itu yang entah sejak kapan mulai menghantui pikirannya.

Rio tersenyum menyadari gadis itu memutuskan kontak mata mereka dan kembali fokus pada pekerjaannya. Dia tahu bahwa saat ini gadis itu sedang salah tingkah.

*****

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang