PART II (BAG.3)

7.1K 333 1
                                    



Seorang pria dengan setelan jas putih yang menandakan bahwa dia seorang dokter sedang berjalan pelan disalah satu koridor rumah sakit. Tiba-tiba pria itu menghentikan langkahnya saat melihat segerombolan anak yang mengenakan pakaian rumah sakit sedang berkumpul membentuk sebuah lingkaran di bawah salah satu pohon ditaman Rumah Sakit.

"Ada apa disana kenapa ramai sekali?" tanya pria itu kepada salah satu suster yang kebetulan lewat sampingnya, sepertinya suster itu akan bergabung dengan gerombolan itu. Suster itu terkejut saat pria itu bertanya padanya lalu sedikit menundukkan kepalanya memberi hormat pada pria itu.

"Seorang gadis yang menjadi relawan untuk menghibur anak-anak sedang membacakan dongeng Dokter Alvin." Jawab suster itu sambil menunduk takut. Dokter yang dipanggil Dokter Alvin itu mengerutkan keningnya.

"Relawan menghibur anak-anak?" tanya Alvin. Suster itu mengangguk.

"Iya Dok." Jawab Suster itu.

"Kenapa saya nggak tau kalo ada relawan untuk menghibur anak-anak?" tanya Alvin yang memang tidak bertugas di Departemen Anak. Tapi meskipun begitu bukankah sebagai anak pemilik Rumah Sakit ini yang juga calon Pewarisnya harus tau tentang ini, apalagi ini menyangkut pasien di Rumah Sakitnya.

"Maaf Dok, tapi yang saya dengar Direktur yang mengirim gadis itu untuk menjadi Relawan di Departemen Anak Rumah Sakit ini." Jawab Suster itu masih dengan menundukkan kepalanya takut-takut kalau anak Direktur ini akan marah, karena dari desas-desus yang beredar kabarnya anak Direktur yang juga salah satu Dokter Bedah di Rumah Sakit ini memiliki temperamen yang tinggi alias gampang marah.

Papa yang nyuruh? Tanya Alvin dalam hati masih tak percaya Papanya akan mengirim orang menjadi Relawan menghibur pasien anak-anak. Itu bukanlah sesuatu yang akan dilakukan Papanya mengingat betapa sibuk Papanya sepertinya hal yang mustahil Papanya akan turun tangan langsung untuk hal sekecil ini.

"Ok pergilah!" kata Alvin menyuruh Suster itu untuk melanjutkan langkahnya.

"Permisi Dokter" pamit Suster itu sambil membungkuk lalu melanjutkan langkahnya menuju kerumunan anak-anak ditaman itu.

Alvin masih berdiri dikoridor memandang kearah lingkaran anak-anak itu, lebih tepatnya pada seorang gadis yang berdiri tepat ditengah kerumunan itu entah apa yang dipikirkannya.

_____

"Aduh Via kok kamu bisa sampai lupa waktu sih! Aku pasti terlambat deh! Bego! Bego! Bego!" rutuk Via sambil berjalan menyusuri koridor sebuah Rumah Sakit. Dia terus merutuki dirinya sehingga tak fokus pada jalan didepannya. Tiba-tiba Via merasa tubuhnya meabrak sesuatu yang keras. Via sudah menutup matanya pasrah jika memang dia harus terjatuh. Sungguh ini salahnya karena tidak fokus pada jalannya. Namun sekian lama Via tidak merasakan sakit. Kok nggak sakit? Tanya Via dalam hati dengan kening berkerut. Perlahan dia mulai membuka matanya, dan saat matanya telah terbuka sempurna dia tertegun melihat sepasang mata tajam yang kini menatapnya. Seakan terhipnotis Via hanya diam tak bergerak sedikitpun maupun menjauhkan tubuhnya dari rengkuhan seorang pria yang kini merengkuh tubuhnya sehingga dia tidak terjatuh.

"Sudah puas memandangi wajah saya Nona?" kata pria itu yang langsung membuat Via tersadar dan melepaskan dirinya dari rengkuhan pria asing itu. Sedangkan Alvin, pria asing itu menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum manis andalannya yang membuat para wanita berpaling padanya. Via yang melihat senyum itu hanya mengerutkan keningnya lalu mengedarkan pandangannya kekanan kekiri dan kebelakang tubuhnya, setelah tak menemukan apapu dia kembali mengalihkan pandangannya menatap Alvin yang masih tersenyum manis namun menurutnya aneh.

"Dokter senyum sama siapa?" tanya Via polos sambil memiringkan kepalanya, dia melihat jas Dokter yang dipakai Alvin dan Via menyimpulkan bahwa Alvin adalah salah satu Dokter di Rumah Sakit ini. Senyum Alvin langsung menghilang setelah mendengar pertanyaan yang terlontar dari gadis dihadapannya ini, lalu berdehem untuk mengalihkan rasa malunya. Alvin kembali menatap dan memperhatikan Via dengan intens. Serius ni cewek nggak kena pesona gue? Tanya Alvin dalam hati masih menatap Via yang masih memiringkan kepala sambil menatapnya.

"Astaga!" teriak Via langsung menegakkan kepalanya dan menepuk jidatnya yang tiba-tiba teringat bahwa dia akan terlambat dalam pertemuannya dengan para desainer muda yang akan mengadakan acara Fashion Show Asosiation Young Designer. Alvin tersentak kaget mendengar teriakan Via yang sangat mendadak.

"Permisi Dokter saya sedang buru-buru. Maaf sudah menabrak Dokter tadi. Dan terimah kasih karena sudah menahan saya jadi saya nggak jatuh. Saya permisi Dokter." Ucap Via panjang lebar dan langsung melangkahkan kakinya melanjutkan perjalanannya tanpa menunggu jawaban dari Alvin. Alvin menatap punggung Via yang mulai menjauh dengan tatapan heran dan bingung, namun sedetik kemudian sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

Via menghentikan langkahnya saat berada dibalik tembok diujung koridor tempatnya bertabrakan dengan Alvin. Dia menyandarkan punggungnya ketembok lalu memegang dadanya.

"Kok deg-degan gue diatas normal ya?" gumam Via pelan.

"Perasaan apa ini?" kata Via pelan yang memang tak mengerti apa yang terjadi dengan hatinya.

"Matanya Ya Tuhan!" Via terus merancau membayangkan kejadian beberapa menit yang lalu. Via segera geleng-geleng dan kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Rumah Sakit.

_____

part bagian ini emang khusus buat Alvin sama Via. nggak papalah ya nyeleweng dikit dari main cast #W.L.S.H. yang jelas selamat menikmati cerita ini. aku harap sih kalian suka. kalo responnya nanti bagus mungkin ajha aku bikin jilid 2 nya.. heee...,

okk.. happy reading ya!!!

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang