PART V (BAG.3)

6.3K 276 0
                                    

"Apa? Ify sama Rio pacaran?" kaget Alvin dan langsung berdiri dari duduknya setelah mendengar cerita tentang Ify dan Rio dari mulut Iel. Iel hanya mengangguk-anggukan kepalanya meyakinkan Alvin. 

Sedangkan Rio yang duduk bersandar pada kepala kursi sambil melipat kedua tangannya menatap Alvin dengan tatapan kemenangan. Alvin mendesis menyadari tatapan Rio yang merasa diatas awan itu lalu kembali duduk dikursinya. Saat ini mereka sedang duduk disalah satu meja di SunShine Ristorante.

"Lo udah dengerkan? Jadi jangan pernah coba-coba lo sentuh cewek gue!" kata Rio dengan nada tegasnya sambil menatap Alvin dengan tatapan kemenangan. Alvin berdecak.

"Ck. Gue nggak janji." Ucap Alvin santai sambil menyandarkan punggungnya pada kepala kursi. Iel menepuk jidat mendengar ucapan santai Alvin barusan. Tolong beritahu Alvin seperti apa Rio saat dia cemburu. Sangat menakutkan. Seperti singa jantan yang ingin menerkam mangsanya. 

Rio melotot mendengar ucapan Alvin. Seandainya Alvin bukan sahabatnya dia pasti sudah membuat Alvin ada di Rumah Sakitnya sekarang sebagai pasien.

"Udah sih kalian debat apaan coba?" tanya Via yang tiba-tiba muncul sambil membawa 3 gelas minuman pesanan 3 pria tampan itu. Iel langsung tersenyum lembut pada Via yang juga dibalas senyum oleh gadis itu. Rio cuek saja dan masih berusaha menahan emosinya yang akan meledak. Sedangkan Alvin melebarkan matanya melihat gadis yang tiba-tiba muncul itu.

"Lo kan?" tunjuk Alvin pada Via. Via hanya menatap datar kearah Alvin sambil menegakkan badannya. Dia ingat dengan baik siapa cowok ini. Cowok yang membuatnya kesal sekaligus membuat jantungnya berdebar.

"Kenapa?" tanya Via berusaha setenang mungkin.

"Ngapain lo disini?" entah kenapa pertanyaan itu yang keluar dari mulut Alvin. Alvin merutuki dirinya sendiri. Sudah tau gadis itu pakai seragam dan mengantarkan pesanan, sudah jelas gadis ini pasti pelayan di Restoran ini. 

Via menaikkan alisnya menatap Alvin heran. Ni cowok bego apa pura-pura bego sih? Tanya Via dalam hati.

"Kalian berdua saling kenal?" tanya Iel yang sedari tadi memperhatikan dua orang yang sedang beradu mulut itu dengan heran. Sedangkan Rio tak ambil pusing dan menikmati minumannya.

"Cowok ini temennya Kak Iel?" tanya Via sambil menunjuk Alvin. Alvin dengan kesal menyingkirkan tangan Via yang dengan tidak sopannya menunjuk kearahnya. Via menatap tajam Alvin tapi Alvin malah cuek sambil bersiul.

"Dia itu sahabat gue Vi, sama kayak Rio" Kata Iel membuat Via langsung menoleh kearah Iel, memandang Iel dengan tatapan tak yakin.

"Lo kenal sama Alvin Vi?" tanya Iel lagi sambil terus menatap Ify dengan tatapan cemas mungkin.

Rio yang menyadari tatapan Iel itu hanya tersenyum kecil. Dia tahu sahabatnya ini sedang dilanda kecemasan, cemas jika gadis incarannya dari kecil akan diambil oleh sahabatnya. Tapi Rio tak ambil pusing dan mengedarkan pandangannya mencari gadisnya yang kini sedang sibuk didapur, tentu saja menyiapkan pesanannya lalu tersenyum.

Sejak hubungan Rio dan Ify terjalin dan sejak gadis itu sudah berubah kembali menjadi dirinya yang dulu dia diberi kebebasan untuk menyentuh dapur dan sahabat-sahabatnya maupun Kakaknya tak ada yang melarangnya lagi.

"Gue nggak kenal sama cowok nyebelin ini" kata Via sambil metapa Alvin malas. Alvin yang tak terima dengan ucapan Via langsung berdiri dan menatap gadis itu dengan tatapan menantang.

"Lo pikir gue kenal sama lo?" tantang Alvin. Via menyeringai lalu menatap Alvin dengan tersenyum miring.

"Jadi gini kelakuan seorang Dokter?" tanya Via memandang remeh Via membuat Alvin marah dan kilatan merah mulai muncul dimata Alvin.

"Ngapain lo bawa-bawa profesi gue? Masih bagus gue Dokter daripada lo... Pelayan ajha belagu!" balas Alvin merendahkan Via. Via yang tak terima langsung menggebrak meja itu dan menatap Alvin dengan marah. Rio yang sedang meneguk minumannya langsung tersedak, Iel juga langsung tersentak kaget tak menyangka Via bisa semarah itu. 

Ify, Shilla, dan Agni yang sedang didapur menyiapkan pesanan langsung mengalihkan pandangannya kearah sumber keributan dan menahan napas. Astaga mereka tak pernah melihat Via semarah itu. Dan Kak Alvin. Ohhh mereka merutuki kenapa cowok itu malah balik menantang Via. Ify langsung mengalihkan spatulanya pada Chef Adrian lalu segera melangkah untuk menenangkan Ify diikuti oleh Shilla dan Agni.

"Tau apa lo soal gue?" tanya Via dengan suara keras. Alvin sedikit tersentak dengan volume suara Via. Namun dia nggak boleh takut. Alvin kembali menatap Via dengan tatapan menantang.

"Emang benerkan apa yang gue bilang? Lo itu cuman pelayan. Jadi nggak usah sok belagu lo!" Via sudah tidak tahan lagi mendengar ucapan Alvin. Ify langsung menahan tangan Via yang akan terayun untuk menampar Alvin.

"Lo tenang ya Vi!" kata Ify pelan menenangkan Via sambil merangkul bahu Via. Via mengatur napasnya meredamkan emosinya. Shilla dan Agni ikut mengusap lembut punggung Via agar Via segera tenang.

"Kita kebelakang yuk!" ucap Ify kembali lalu menuntun Via meninggalkan meja ketiga cowok itu, namun sebelumnya Ify menganggukkan kepalanya pada Rio yang menatapanya berusaha mengatakan pada Rio bahwa semuanya akan baik-baik saja. Rio mengangguk mengerti. Lalu para gadis itu segera melangkahkan kaki mereka menuju rumah atap diatas Restoran itu. SunShine Ristorante memang memiliki rumah atap tempat pribadi Ify dan sahabat-sahabatnya. Jika mereka malas untuk pulang mereka akan menginap dirumah atap itu.

Alvin langsung duduk dan menundukkan kepalanya menyesali semua ucapannya yang menyakitkan pada gadis itu. Dia tak mengerti bagaimana mungkin dia bisa langsung terpancing oleh gadis itu, sedangkan selama ini dia adalah orang yang selalu tak peduli dengan apa yang orang pikirka tentangnya. Dia tak peduli jika banyak orang yang meremehkan atau merendahkannya. Namun kenapa dia sangat tak menyukai saat mendengar gadis itu yang meremehkan dan merendahkannya.

Iel menatap Alvin dengan tatapan marah dan kecewa.

"Gue nggak nyangka lo bisa kayak gitu Vin!" kata Iel langsung beranjak meninggalkan Alvin yang masih menyesali perbuatannya dan Rio yang menatapnya dengan pandangan prihatin. Rio kembali duduk lalu menatap sahabatnya yang sedang menunduk. Jujur dia juga bingung kenapa tiba-tiba Alvin yang dia kenal dingin, cuek dan tak pernah peduli mendadak marah saat mendengar gadis itu menilainya buruk.

"Lo keterlaluan tadi Vin! Lebih baik lo minta maaf sama Via setelah nanti dia tenang!" kata Rio pelan memberikan saran pada sahabatnya yang dia tahu pasti sedang sangat frustasi. Dia sangat tahu Alvin tak ingin bermaksud menyakiti Via, dia mungkin sedang lepas kontrol tadi. Alvin sangat menjaga hati perempuan. Sejak Mamanya meninggal saat dia masih kecil, dia tinggal bersama Oma dan Kakak perempuannya, sedangkan Ayahnya tinggal di Luar Negeri mengurus Rumah Sakit keluarganya disana. Dan dia tau jika Alvin sangat menyayangi dan menghargai Oma, Kakak perempuannya dan perempuan-perempuan lain didunia ini. Rio memang lebih mengenal Alvin sejak dia masih kecil bahkan sebelum Mamanya Alvin meninggal. Itu sebabnya dia sangat mengerti seperti apa Alvin. Dan mereka baru mengenal Iel saat masuk Sekolah Menengah Pertama dan bersahabat sampai sekarang. Alvin hanya mengangguk menjawab saran dari Rio. Rio tersenyum, dia tahu Alvin akan meminta maaf pada Via.

_____

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang