PART IX. BIMBANG (BAG.1)

5.1K 252 0
                                    

"Gimana Bisnis kamu Yo? Lancarkan?" tanya Hanafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gimana Bisnis kamu Yo? Lancarkan?" tanya Hanafi. Saat ini mereka sedang duduk dimeja makan menunggu sang pemeran utama wanita muncul. Rio menganggukkan kepalanya

"Lancar Om." Jawab Rio singkat. Hanafi hanya menganggukkan kepalanya mengerti.

"Bro. Cewek lo mana? Lama amat gue laper ni." Bisik Cakka yang duduk disamping Rio.

"Kenapa? Lo udah nggak sabar buat terpesona sama cewek gue?" ledek Rio juga berbisik membuat Cakka mendengus kesal.

"Sorry Bro. Tapi gue nggak tertarik sama wanita Kakak gue sendiri!" kata Cakka membuat Rio menyeringai.

"Gue pegang kata-kata lo! Meskipun akhirnya lo bakal terpesona sama cewek gue, gue nggak akan pernah ngelepasin dia buat lo!" yakin Rio.

"Nggak akan!" jawab Cakka tegas.

"Kalian berdua kenapa bisik-bisik?" tanya Manda yang heran melihat kedua putranya malah sibuk bisik-bisik. Sedangkan kedua tersangka hanya menatapnya nyengir. Manda hanya geleng-geleng kepala.

"Ngomong-ngomong Jeng Lily kok lama sekali ya Mas Han?" tanya Manda pada Hanafi yang sedang mengobrol dengan Suaminya. Sedangkan Deva dan Ray sedang sibuk dengan Game baru di PSP mereka.

"Mungkin sebentar lagi mereka datang." Baru selesai Hanafi mengatakan itu, masuklah dua wanita beda generasi yang sedari tadi mereka tunggu. Ify yang dengan anggunnya menggamit lengan Mamanya sambil tersenyum ramah pada orang-orang yang sedang menunggu mereka.

Ify tersenyum pada Ayahnya dan Orangtua Rio yang dibalas dengan senyuman oleh mereka.

"Kamu cantik sekali sayang." Kata Manda sambil memeluk Ify.

"Terima kasih Tante." Kata Ify setelah Manda melepaskan pelukannya. Lalu mengalihkan pandangannya pada Rio yang sedang berdiri sambil tersenyum hangat dan menatapnya penuh kekaguman. Ify merasa tersipu ditatap seperti itu oleh kekasihnya. 

Lalu Ify mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang duduk disamping Rio. Ify memang belum mengenal saudara Rio, dia hanya tau jika Rio memiliki 2 orang Adik laki-laki dan yang paling kecil adalah sahabat Deva, Deva juga sering menceritakan tentang sahabatnya itu yaitu Ray. Namun Ify belum tau siapa Adik Rio yang pertama.

Ify terpaku saat melihat siapa yang berdiri disamping Rio, tubuhnya membeku dan senyumnya langsung memudar.

Cakka tak bisa mempercayai ini. Gadis itu. Dia harap dia sedang bermimpi sekarang. Namun sepertinya ini bukanlah mimpi. Jadi ini nyata? Kekasih Kakaknya yang akan menjadi Kakak iparnya adalah gadis yang selama ini dia cintai. Cakka tak tau harus melakukan apa sekarang. Tubuhnya terasa membeku. Dia hanya menatap Ify dengan tatapan sedih, kecewa, marah, terluka, semuanya bercampur jadi satu.

"Gue bilang juga apa lo pasti terpesonakan sama cewek gue?" tanya Rio menggoda Cakka yang dia perhatikan sejak tadi menatap Ify tanpa berkedip.

"Saya permisi ke toilet sebentar." Pamit Cakka langsung meninggalkan Ruangan itu dan berlalu dari sana. Semua yang ada di Ruangan itu menatapnya heran terutama Rio. Ify hanya mengatur napasnya mencoba tenang jangan sampai acara Keluarganya malam ini berantakan. Dia akan pikirkan cara yang paling tepat untuk menjelaskan ini pada Cakka nanti.

Rio menatap Ify yang terlihat gugup dan gelisah setelah dia melihat Cakka tadi. Dia yakin pasti ada sesuatu antara Ify dan Cakka. Mereka pasti saling mengenal. Dia akan cari tau nanti karena ini bukan saat yang tepat untuk bertanya pada Ify maupun Cakka.

"Kenapa anak itu tiba-tiba pergi begitu saja?" tanya Manda memecahkan keheningan yang terjadi.

"Paling mendadak ponselnya getar tadi ada telpon dari pacarnya Mom!" kata Ray mencoba membuat suasana menjadi cair kembali.

"Hai Kak Ify! Kak Ify cantik sekali malam ini." Kata Ray menyapa Ify sambil mengedipkan sebelah matanya.

Pletak!!

"Kok lo jitak gue sih Dev?" tanya Ray sambil mengusap kepalanya yang baru saja jadi sasaran jitakan Deva.

"Mata lo nggak pernah disekolahin ya? Calon Kakak ipar juga lo godain." Kata Deva cuek membuat gelak tawa membahana di Ruangan itu. Ify tersenyum kecil melihat tingkah Adiknya dan sahabat Adiknya itu.

Iel menatap Ify dengan tatapan yang sulit diartikan. Dia tau betul senyum Ify barusan itu bukanlah senyum lepas, itu sama seperti senyum Ify setelah Zahra meninggal dan sebelum bertemu Rio. Iel sadar betul ada yang tidak beres dengan Ify dan Cakka. Dia yakin mereka berdua pasti saling mengenal dan memiliki sesuatu diantara mereka.

_____

"Lo kenal sama Adik gue Kka?" tanya Iel pada Cakka yang baru saja keluar dari toilet. Iel langsung memutuskan untuk mengejar Cakka tadi, dia harus tau ini secepatnya, ada apa dengan Adiknya dan juga pemuda ini. Iel memang mengenal Cakka sebagai Adik Rio, namun karena memang Cakka tinggal di UK maka dia hanya bertemu Cakka jika pemuda itu sedang liburan disini dulu.

Cakka menghentikan langkahnya saat mendengar suara Iel lalu mengalihkan pandangannya menatap Iel yang sedang bersandar ditembok dengan kedua tangan terlipat didepan dadanya.

"Kenapa lo nanya kayak gitu Kak?" tanya Cakka santai. Iel memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana dan menegakkan tubuhnya menatap Cakka dan megangkat kedua bahunya.

"Gue cuman ngerasa ajha kalian saling kenal." Ucap Iel santai lalu menepuk pundak Cakka pelan.

"Lo harus inget satu hal Kka! Ify udah jadi milik Rio Kakak lo, jadi kalo lo punya perasaan sama Ify mending mulai sekarang lo lupain itu! Gue nggak mau lo kecewa nantinya. Oke Bro!" kata Iel lalu menepuk sekali lagi bahu Cakka dan segera masuk kekamar mandi meninggalkan Cakka yang terdiam mencerna kata-kata Iel tadi.

_____

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang