PART VI (BAG.2)

5.7K 273 1
                                    


Saat ini Ify dan keluarga Ayahnya sudah sampai di Kediaman Umari. Yah. Ify dan Iel memutuskan untuk tinggal di Kediaman Umari selama Ayah mereka ada di Indonesia. Awalnya Iel menolak permintaan Ify, dia bilang dia tidak mengenal Istri dan Anak tiri Ayahnya, takut jika akan canggung nantinya, lagipula Iel masih menjaga perasaan Bundanya, dia tidak ingin menyakiti Bundanya jika sampai Bundanya tau dia dekat dengan keluarga Ayahnya. 

Namun setelah mendengar permintaan dan rengekan Ify akhirnya Iel luluh juga dan mereka sepakat akan tinggal di rumah Umari, namun dengan syarat Ify tidak akan memaksa Iel untuk bisa dekat dengan keluarga Ayahnya. Ify setuju, dan Iel akan mencoba untuk mengenal Keluarga Ayahnya karena bagaimanapun juga mereka adalah keuarganya juga.

"Gabriel juga akan tinggal disini Fy?" tanya Hanafi pada putri kesayangannya. Saat ini mereka berempat sedang duduk di ruang santai Kediaman Umari. Ayah duduk bersebelahan dengan Mama Lily dan Ify duduk dihadapan mereka bersama Deva yang sedang sibuk dengan PSPnya.

"Iya Yah. Sekarang Bang Iel lagi ada sidang, makanya nggak bisa ikut jemput." Jelas Ify. Hanafi menganggukkan kepalanya lalu menundukkan kepalanya mengingat bahwa dia tidak dekat dengan putra sulungnya itu. Menyesali kejadian yang harus menimpa keluarganya dulu sehingga membuat mereka terpisah dan membuat jurang untuknya dan anak-anaknya. Ify mengerti seperti apa perasaan Ayahnya.

"Ayah nggak usah khawatir! Bang Iel nggak pernah benci sama Ayah. Malah kangen sama Ayah. Buktinya Bang Iel nggak pernah bosen nanyain tentang Ayah. Dan lagi Bang Ielkan mau menggunakan Ilmunya untuk membantu Umari Coorporation. Itu menandakan bahwa Bang Iel nggak pernah benci sama Ayah." Jelas Ify sambil tersenyum menatap Ayahnya. Ayahnya ikut tersenyum melihat senyum putri kesayangannya ini. Sudah 4 tahun dia tak melihat senyum menyejukkan milik putrinya ini.

"Ayah senang kamu sudah kembali sayang. Apa ini karena Anak Haling itu?" tanya Hanafi menggoda putrinya membuat pipi Ify merona. Ayah dan Mama yang melihatnya hanya tersenyum tipis melihat putri mereka yang malu-malu kucing.

"Mama jadi nggak sabar ketemu sama Rio. Mama belum pernah ketemu sama Rio, cuman denger cerita tentangnya aja dari Maminya Rio." Kata Mama Lily ikut menggoda putri kesayangannya. Sungguh dia sangat bahagia menjadi Ibu untuk anak secantik dan sepandai Ify, dia sangat menyayangi Ify meskipun Ify bukan anak kandungnya. Dia juga sangat berharap bisa sedekat ini dengan putra suaminya yang baru satu kali ditemuinya itupun saat Zahra meninggal, dan mereka tidak mengobrol satu sama lain, jangankan mengobrol, menyapapun tidak mereka lakukan. Dia sangat berharap Gabriel juga akan bisa menerimanya sebagai istri dari Ayahnya dan juga Ibu untuknya.

_____

"Teh" panggil Deva sambil menyembulkan kepalanya dipintu kamar Ify. Ify yang sedang membaca novel diatas ranjang sambil menyandarkan punggungnya dikepala ranjang mendongakkan kepalanya menatap sang Adik lalu tersenyum dan meletakkan novelnya diatas paha.

"Masuk Dev!" perintah Ify. Deva masuk dan melangkah kearah Kakaknya setelah menutup pintu lalu duduk ditepi ranjang Ify.

"What happen Deva?" tanya Ify lembut sambil menautkan alis heran melihat Adiknya yang biasanya tukang rusuh mendadak jadi kalem.

"Gue takut ketemu Bang Iel Teh." Ucap Deva pelan sambil menundukkan kepalanya. Ify tersenyum lalu mengusap pelan kepala Deva.

"Apa yang lo takutin?" tanya Ify pelan.

"Gue takut kalo Bang Iel nggak bisa nerima gue."kata Deva lirih. Ify yang tak tega langsung mendekatkan tubuhnya pada Adiknya lalu merengkuh tubuh Adiknya kedalam pelukannya.

"Lo nggak usah khawatir ya. Teteh janji Teteh akan bantuin lo biar bisa deket sama Bang Iel." Deva langsung mendongakkan kepalanya menatap Kakak perempuannya yang kini sedang tersenyum hangat padanya. Dia sangat merindukan senyuman Kakaknya yang hilang 4tahun yang lalu ini.

"Beneran Teh?" tanya Deva yang dibalas anggukan oleh Ify. deva langsung kembali memeluk Ify.

"Makasih Teh. Deva kangen banget sama Teteh." Kata Deva. Ify mengeratkan pelukannya pada Deva.

"Teteh juga kangen banget sama lo" Ify tak dapat membendung airmatanya. Namun kini yang ada bukanlah airmata kesedihan, tapi airmata kebahagiaan. Dia berjanji pada dirinya sendiri bahwa mulai saat ini dia akan selalu bahagia dan tidak akan membuat orang-orang disekelilingnya khawatir.

Lily yang sejak tadi memperhatikan putra putrinya dari celah pintu kamar Ify tersenyum menatap putra kandungnya yang terlihat begitu bahagia bersama Ify, selama 4 tahun ini Deva memang selalu merindukan Kakak perempuannya itu dan merengek ingin kesini menemui Kakaknya, namun dia tak bisa berbuat apapun untuk Deva karena memang Suaminya melarang keras dia dan Deva datang ke Indonesia. Dia hanya berharap setelah nanti mereka bertemu Gabriel, Gabriel akan bisa menerimanya dan putranya. Dan dia harap sifat Gabriel sama dengan Ify.

_____

LOVE GREET Seri 1 : When Love Say Hello #W.L.S.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang