chapther 39

7.3K 479 10
                                    

Tiga tahun kemudian

Tiga tahun terlewati begitu saja tanpa dia,semuanya terasa beda setelah dia tak ada.

Setiap saat berharap memberiku kabar tapi tak pernah sekali pun ia memberiku kabar.

Dia menghilang bersama kedua sahabatnya itu,mereka bertiga hilang bagaikan di telan bumi.

Pernah aku menelpon mereka tapi tak pernah di jawab.

Mama tiriku beserta angel dan carissa pun sama mereka bertiga juga menghilang.

Mereka bertiga bilang liburan tapi sampai sekarang mereka tak pulang juga mereka hanya meninggalkan beban saja.

Mereka membawa kabur uang yang perusahaan dengan jumlah yang banyak yang menyebabkan perusahaan papa ku hampir bangkrut.

Disaat aku terpuruk di situlah aku merasa bangga karna masih mempunyai sahabat yang slalu mendukungku.

Milla dan Dinda mereka tak pernah meninggalkan ku walaupun di keadaan seperti ini.

Mereka slalu memberiku motivasi untuk bangkit dari keterpurukan.

Dan inilah aku sekarang aku bisa mengembalikan perusahaan papa ku yang hampir bangkrut itu kembali seperti semula malah mungkin lebih sukses dari pada sebelum nya.

"Prilly"teriakan itu berhasil membuat ku tersadar dari lamunanku itu "diajak ngomong kok malah bengong aja berasa ngomong sana patung tau gak"ucap Dinda seraya mengerucut kan bibir nya.

"Gak usah so imut bisa"aku hanya tersenyum mendengar milla berbicara seperti itu kepada Dinda.

"Siapa yang dok imut coba gue kan emang udah imut"Dinda berucap dengan pedenya.

"Apa imut?omg gue gak salah dengarkan please deh imut dimana nya kali yang ada loe tuh amit-amit"milla menimpali.

"Au ah"setu Dinda seraya memasang muka betenya"prill loe udah denger belum katanya anak-anak mau reunian,loe mau ikut gak?"aku menatap Dinda dengan mengerutkan kening.

"Reunian apaan gue baru denger"kataku.

"Ih loe mah kudet prill,reunian sma lah siapa tau nanti loe ketemu si a...li gitu"Dinda berujar pelan ketika melihat raut muka ku yang berubah.

"Apaan sih din gakusah ngomong dia lagi bisa"bukan aku yang berbicara tapi milla.

"Sorry"Dinda memberikan cengirannya.

"Udah gak gak papa.kalian mau dateng  gak kalo gue gak tau tapi kayaknya kemungkinan besar gak deh,geu kagi banyak kerjaan "ucapku seraya meminum minuman ku.oh ya aku dan kedua sahabat ku ini sedang berada di cafe milik Milla.

"Kalo gue sama Dinda sepakat bakalan dateng dan loe harus dateng bareng kita kalo gak gue marah sama loe"milla berucap seraya menunjuk muka ku dengan tangannya.

"Milla gue banyak kerjaan tau"

"Alahsibuk bener mentang-mentang ceo jadi nggak punya waktu,kan loe yang punya perusahaan nya masa  gak bisa sih"ujar Dinda.

"Terus mentang-mentang gue yang punya tuh perusahaan gue bisa bebas gitu libur,plis deh kalian harus ngertiin gue "ucapku memelas.

"Bodo gak ada alasan pokonya loe haru ikut titik gak  pake koma"aku hanya menghela napas pasrah mendengar keputusan milla.

"Oke karena lusa acaranya jadi besok kita harus beli gaun,terus nyalon"aku hanya memutar bola mata kesal.

"Emang harus banget beli gaun,gaun gue juga banyak tuh di rumah dinda"

"Pokok nya kita harus beli  gaun"final Dinda.

"Terserah loe deh din "ucapku malas sedangkan milla hanya tersenyum melihat tingkah ku  dan Dinda.

                      ......

Sekarang aku tengah berada di butik langganan milla,aku hanya menghembuskan napas lelah melihat Dinda dan milla yang sibuk memilih kan gaun untukku.

"Udah sih kenapa loe pada milihin gue gaun gue bisa sendiri tau"aku menghentikan gerakan milla yang sedang melihat-lihat gaun begitupun sama dengan Dinda.

"Udah mending loe diem aja"kata milla kemudian melanjutkan mencari gaun.

Aku tidak memperhatikan milla dan Dinda lagi sekarang fokus ku pada hp ku aku membuka galery,melihat foto ku dengan ali

Aku tidak memperhatikan milla dan Dinda lagi sekarang fokus ku pada hp ku aku membuka galery,melihat foto ku dengan ali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kutatap foto itu sendu.ya ampun aku tak menyangka kisah Cinta ku seperti ini.

"Ya elah masih aja nyimpen tu foto,kenapa gak di hapus aja sih gimana loe mau move on kalau liatin foto dia terus"cerocos Dinda ketika berada di sebelahku.

Aku hanya diam tak tau harus membalas ucapan Dinda,aku juga bingung kenapa aku masih saja punya rasa ini kepada ali padahal sudah tiga tahun aku tak pernah bertemu.

"Prill gimana kalo ini,menurut gue sih cocok deh buat loe.menurut loe gimana din?"Dinda hanya mengacungkan jempolnya seraya sibuk memilih gaun untuk nya.

"Terserah loe aja deh mill"ucapku seadanya.

Milla mengangguk kan kepalanya kemudian dia kembali fokus memilih gaun untuk nya.

Cinderella Masa Kini (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang