Sesampainya di rumah sakit aku langsung menghampiri bari yang sedang menunggu di depan ugd.
Aku bingung sekarang harus apa?
Satu sisi aku kesal dengan perlakuan ata(renata) dulu dan saat aku bertemu aku ingin menanyakan semuanya dan satu sisi lagi aku sedih melihat ata terbaring di dalam ruangan yang sepi itu dengan alat alat yang menempel di seluruh badanya.
Aku hanya bisa melihat ata dari luar. Aku menyesali hari ini. Mengapa di waktu aku bertemu harus ada kejadian seperti ini. "Fed gw liat ata tadi lagi di nyebrang depan mobil gw. Terus pas gw mau samperin dia dari arah samping ada yang nabrak dia dan langsung kabur" penjelasan bari yang memang melihatnya.kejadian nya cepet banget.
*flashbackon*
"Gw lagi kejebak lampu merah pas gw juga lagi telponan sama sofi. Pas itu juga sofi nyebrang di depan mobil gw sambil nangis fed. Pas gw matiin telpon dan gw mau samperin tiba tiba mobil cepet langsung nabrak ata dan langsung pergi. Gw sempet diam kaget tapi gw langsung sadar dan langsung bawa ata ke rumah sakit"
Penjelasan bari atas kejadian ata
*flashback off*Aku yang mendengar itu pun tak segan untuk menitikan air matanya "terus gimana keadaanya dia?" tanya aku lemah dengan pandangan kosong.
"Dia koma kehilangan banyak darah fed. Terus dokter juga belum bisa nentuin kapan dia sadar" ucap bari.
Aku bangun dari duduk ku dan langsung memeluk bari erat "Thanks bar lu udah nolongin dia. Sekarang lu pulang aja gw yang jagain ata disini."
Akhirnya bari pulang karena dia juga tau pasti fedi bisa menjaga ata.
Semalaman fedi tidur di ruang tunggu menunggu entah kapan ata sadar.
Aku terbangun karena getaran hp di saku celana ku bergetar. Aku kaget disitu banyak notif indri mengesms ku dan menelpon. Tapi dari 20 panggilan baru ini yang membuat ku terbangun.
Indri calling.
"Halo lu dimana sih?" tanya indri kesal dari sana.
Fedi menjawab lemah "Gw dirumah sakit."
"Siapa yang sakit? Elu? Gw kesana ya?" kaget indri takut tuan nya ini kenapa napa.
"Temen gw yang sakit dan lu gausah kesini" ucapku dan langsung menutup telpon nya.
Saat fedi menutup telpon ya kebetulan dokter keluar dari ruangan setelah memeriksa ata.
Dokter pun menghampiri fedi "anda keluarganya?".
"Iya dok. Gimana keadaannya sekarang?"
"Anda boleh melihatnya tapi keadaanya masih sama. Dia belum sadar,kemungkinan setelah saya periksa barusan dia akan sadar sekitar 3 hari." jelas dokter.
"Ok dok makasih. Saya masuk dulu"
Perasaan tak menentu yang aku rasakan ketika membuka pintu ruangan ini. Suasana sepi hanya ada suara alat yang terdengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love BABY SISTER
RomanceSiapa yang tak ingin memiliki suami setampan dia dan sekaya dia. Tak pernah terlintas sedikit pun di benak ku untuk menikah dengan dia.mungkin itu hanya cita2 sesaat. Pertemuan tak sengaja yang mempertemukan kami. Yang kini aku menjadi miliknya.