mencoba

3.6K 113 0
                                    

Fedi membenarkan kata ata. Bahwa ia harus bisa buktiin ke indri dia akan menemukanya dan dia harus berjuang.

Fedi kembali tersenyum dan memeluk ata. Setidaknya hatinya tenang untuk sekarang. Namun fedi berfikir entah bisa dengan gampang atau tidak melakukanya.

Beberapa minggu fedi lewati dengan susah tanpa indri. Ia selalu terbayang akan indri yang mengatur nya,yang mengurusnya. Fedi pulang larut malam. Fedi kembali ke sifatnya seperti dahulu, yang acuh tak peduli,bersikap cuek,dan dingin.

pagi ini fedi dibangunkan oleh 2 alarm yang ada di sekitarnya. Alarm handphone dan jam yang membangunkanya di pukul 08.00 . Fedi bangung dari tidurnya dan terduduk sejenak. Ia melihat kamarnya yang tak terurus. Pintu lemari baju yang terbuka terlihat lipatan baju yang berantakan. Meja yang berdebu,sepatu berserakan. Tapi fedi tetap acuh dengan suasana kamarnya. Ia bangkit untuk bersiap ke kantor.

fedi merasa dirinya sudah cukup rapih dari kaca di hadapanya. Padahal ini sangat berantakan dan tak seperti fedi yang kemarin. Fedi keluar kamar ia melihat bayangan indri yang biasanya sedang sibuk memasak di dapur namun ia langsung menggelengkan kepalanya "gak,indri ga ada fed" batinnya

Fedi berjalan santai memasuki kantornya. Para karyawan hanya takut melihat fedi kembali seperti dulu yang galak. Tak lama fedi memasuki ruangannya ada seorang laki laki datang.

Laki laki yang tampak seperti ajudan berbadan tegap ini memberikan sebuah map coklat. Dengan cepat fedi membukanya "tak lama untuk menemukan mu" ucapnya tersenyum.

Namun ajudanya ini atau bisa di bilang seorang mata mata memberikan informasi bahwa indri bersama seorang laki laki pemegang proyek terbesar kedua setelah perusahaan fedi.

--------------------------

Indri menjalankan hari harinya dengan semangat. Aska yang setiap hari menjemput indri membuat diri aska menjadi dekat dengan keluarga indri.

"Aska,kok perasaan aku aneh" ucap indri dijalan sambil memegang erat pinggang aska.

"Kenapaa?" Tanya aska sambil mengemudikan motornya.

"Gatau,perasaan aku aja kali"

Perbincangan mereka cukup menemani perjalan hingga sampai tempat kerja indri.

"Nanti aku jemput ya" ajak aska yang indri hanya dapat mengiyakan.

Jujur aska sudah tau bahwa indri menolak dirinya beberapa waktu lalu. Namun aska percaya,lambat laun indri akan merasakan hal yang sama seperti yang aska rasakan. Karena aska berusaha untuk mendekati indri terus menerus.

Indri memasuki toko dan mulai bekerja dengan semangat. Ia membersihkan lalu menata rapi semua barang barang.

Indri sangat rindu akan fedi itulah yang ada di dalam hatinya. Namun lagi lagi perasaannya menepis rindu itu karena ia tak akan mungkin mencarinya. Seorang fedi tak akan mau bersusah payah mencari dimana kebaradaanya karena toh dia sudah bahagia bersama ata.

Di depan toko nampak aska yang sudah menunggu,tanpa sadar waktu kerja indri sudah habis namun ia baru menyadarinya.

"Udah nunggu aja" sapa indri menaiki motornya.

"Iyalah aku kan ga ingkar janji,lagian juga aku setia" jawab aska yang hanya di tertawakan oleh indri.

"Serius banget sihh hahah"

"Ndri,besok libur keluar yuk!" Ajak aska.

"Hmm...boleh deh" indri pulang tidak terlalu malam. Bahkan bisa di bilang masih sore.

"Hallo mas aska" sapa adly yanf baru saja dari sawah,terlihat kaki yang kotor dan baju yang basah karena keringat.

"Hallo, lain kali mas dateng nya lebih awal ya, biar bisa bantuin kamu"

Adly terkekeh sambil melepaskan bajunya yang basah "gausah mas. Ntar sawah jadi rame,seketika ada pasar tumpah kalo mas disana. Haha" ledek adly.

"Bisa aja kamu haha." Tak lama indri membawakan 2 gelas es teh kehadapan mereka berdua.

"Aduh tau aja lagi haus" sindir aska dan langsung meneguk es teh nya.

Kring...kring..

Indri bingung nomor siapa yang menghubunginya,karena tertera nomor tidak di ketahui.

Dengan ragu indri mengangkatnya "hallo" indri lah pertama kali yang mengeluarkan suara.

Namun di sebrang sana seperti tidak ada orang. "hallo?siapa ya? Kalau ga ngomong saya matiin telphonenya" indri mencoba memancingnya tapi langsung saja di putuskan sambungan olehnya.

"Siapa ndri?" Tanya aska yang memperhatikan indri dari tadi.

"Gatau mas,ga bilang apa apa tapi langsung di putusin. Biarin lah,mungkin salah sambung" indri memcoba mengacuhkan perasaan penasaranya di depan aska.

"Yaudah mas pulang dulu. adly mas pulang ya,salam buat ibu. Assalamualaikum" pamitnya pergi yang meninggalkan indri dengan perasaan ingin tahu siapa yang menelponya tadi.

"Mba,kenapa ngelamun?" Tanya aldy yang masih duduk di hadapan indri.

"Mba sebenarnya penasaran siapa yang nelpon barusan" ucap indri.

"Mungkin salah sambung mba" jelas adly menghilangkan cemas mba nya ini.

Keesokan paginya indri libur dari pekerjaan rutinya yang baru saja menjadi kebiasaanya beberapa minggu ini.

Indri sengaja bangun siang hari ini karena ia merasa lelah sekali. Indri bangun lalu menemui ibunya yang sudah memasak di dapur "hmm.. wangi banget bu" indri mencium masakan yang sedang di buat ibu.

"Itu yang dirantang udah ibu pisahin,tolong anter ya ke ladang" tunjuk ibunya menyuruh indri mengantarnya.

"banyak banget bu,emang adly bisa ngabisinya?" Indri belum menyadari.

"Udah anterin aja,jangan lupa mandi dulu yang cakep ya. Hehe" ledek ibunya menyuruh indri mandi. "Iyaa ibuuu"

Hanya butuh 10 menit untuk indri membersihkan diri. Indri menempelkan tipis bedak di mukanya dan menggoreskan sedikit lip ace di bibirnya. Walaupun biasa dandanannya indri,namun ia sudah terlihat cantik.

Saat indri ingin keluar dari kamar handphonenya berdering dan tertera nomor yang tak di ketahui seperti kemaren sore.

"Hallo" ucap indri takut. Lagi lagi orang yang menelpon hanya diam. Setelah lama berdiam akhirnya orang yang menelpon indri mengeluarkan suaranya.

"Hai ndri" suara berat yang tertahan itu membuat indri diam. Dan langsung saja indri matikan telphonenya.

Apa tadi mas fedi? Ga mungkin,enggak gak! Aku kan udah ganti nomor,ga mungkin dia tau. Tuh kan jadi inget mas fedi lagi. Batin indri yang menyatakan semua argument itu.

Indri langsung pergi ke Ladang atau kita biasa menyebut sawah itu tak jauh dari rumahnya hanya ada di belakang rumah indri. Indri melawati tengah sawah dengan menenteng rantang. Dari kejauhan indri melihat adly sedang menanamkan padi disana dan bersama....siapa? Batin indri menanyakan seseorang disana dengan celana pendek,baju biasa,dan topi yang membuat indri tak jelas melihatnya. Di tambah lagi banyak gadis gadis seketika di sekitar sawah yang tak biasanya indri lihat. Mereka nampak kagum melihat laki laki yang bersama adly.

Lalu rasa penasaran indri semakin menggebu gebu indri langsung saja menghampirinya.

"Adlyy makan!" Teriak indri memanggil adly dengan mengangkat rantangnya memberi isyarat bahwa makanan datang.

Adly dan laki laki itu langsung menepi dan mengahampiri indri yang duduk di gubuk sambil membuka rantangnya.

"Mau minum dong!" Perintah nya meminta ke indri,tanpa sadar indri memberinya minum namun tak melihat siapa yang memintanya.

Tapi sesaat indri teringat suara yang baru saja meminta minum itu,....






#maaf yaa lama untuk update karena saya baru balik ke jkt,selama libur ga sempat nulis.

Maaf jugaaa part ini pendek...karena sengaja hehehe.  Jangan lupa vote dan commend  yaaaaa.....!!!!!!! ,-

Love BABY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang