Problematika

756 38 4
                                    

Hari ini indri sudah kembali dari rumah sakit. Setelah seminggu dia bed rest sejak kegugurannya. Indri merasa bersyukur masih di beri kesehatan bahkan indri pun masih dapat program kehamilan walaupun harus menunggu waktu lama.

Mamah mertuanya yaitu mamah nya fedi tak bosan untuk menelpon indri menanyakan bagaimana keadaanya. Karena mamahnya sebenarnya tau bahwa indri masih kalut dalam kesedihan.

"sayang malam ini mau makan di luar atau dirumah? " kata fedi yang tiba tiba duduk di sebelahnya yang datang dari kamar mandi.

Indri tersenyum "dirumah aja ya" katanya lembut. Dan fedi pun mengiyakan.

"abis nangis lagi? " pertanyaan fedi membuat suasana hening.

Tanpa menjawab indri pun langsung menangis kembali. Dia masih menyesalkan mengapa anak kembar nya harus pergi. Sudah seharian ini indri di kamar tanpa keluar kamar, kecuali ke kamar mandi.

Fedi tak dapat menahan rasa sedihnya dan langsung memeluk indri. Menyemangati indri bahwa semua akan baik baik saja begitupun dengan fedi yang mencoba tegar di depan indri.

"kamu tau kan perbedaan waktu di bumi dan disana itu sebentar, sekarang zevara dan zevaro pasti lagi main main disana, dan beberapa jam lagi mereka juga akan ketemu kita di surga" jelas kata fedi membuat indri semakin tenang sekarang.

Fedi menghapus air mata indri, dia tak tega melihat indri terus menangis. Mungkin akan butuh waktu lama buat recovery dari kesedihan ini. Namun fedi sampai rela bekerja dirumah untuk menemani indri.

Indri tiba tiba mulai bangkit kembali dan dia tersenyum. Dia yakin anaknya bahagia disana. Dan mamahnya harus bahagia disini. "gitu dong, nanti kita juga bisa bikin lagi kan?" tawa fedi menyeringai membuat indri tertawa.

Akhirnya malam ini indri keluar kamar dengan tertatih lemah bergandengan dengan fedi. Fedi langsung bergegas ke dapur untuk membuat makanan dan indri menunggu di ruang keluarga. Di samping tv indri melihat foto hamil nya yang di foto candid oleh fedi dan indri mencoba bisa menyemangati diri sendiri untuk tidak berlarut sedih.

Saat indri menunggu fedi menyiapkan makanan handphone fedi bergetar menandakan pesan masuk. Clara nama yang muncul di layar. Mungkin teman mas fedi batin indri namun sedikit ada rasa penasaran.

Apa kabar mas? Terakhir pertemuan kita mungkin sangat singkat, izinkan aku menanyakan keadaan kamu sekarang. Tolong menangislah jika itu sangat sakit yang kamu rasakan. Karena tidak semua harus ditutupi dengan indah.

Pesan singkat clara membuat hati indri berkecamuk sedih, bahkan sangat dalam membuat perasaan indri sakit. "aku tau tetap pasti akan ada perasaan kamu kecewa karena aku gagal menjaga anak kita mas" ucap indri lirih dengan tak tahan membendung air mata.

Fedi yang kaget mendengar indri hampir berteriak histeris langsung menghampirinya dan memeluk erat. Semua perasaan indri bercampur antara marah kecewa sedih kehilangan dan bersalah. Namun tidak bagi fedi, karena fedi Hanya tau indri sedang kehilangan.

Seketika dari siang sampai malam indri hanya diam dan terkadang sesekali menangis.

Di saat fedi ingin masuk ke kamar dia lihat indri yang sudah tertidur, dengan rambut berantakan dan air mata yang masih menempel di pipi.  Fedi coba untuk membenahi posisi tidurnya.

Setelah ini selesai fedi pergi ke ruang satu nya, ruang dimana dia yang mendekor semuanya.  Kasur kecil dengan kelambu, baju baju yang sudah tertata rapih, tembok cat biru dengan gambar jerapah, gajah dan animals lucu lainnya, dimana fedi yang menggambar nya langsung.  Fedi bersimpuh dan menangis disana.  Sepertinya sudah tak kuat menahan rasa kecewa dan kehilangan. Fedi kesal pada diri nya yang belum bisa menahan indri untuk tidak pergi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love BABY SISTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang