Sore ini fedi sedang berada di caffe coffe biasa dia merenung. Fedi gelisah apa yang harus ia lakukan sekarang. Fedi sudah mengetahui semua kontak indri,dan juga alamat indri sekarang namun ia bingung harus diapakan itu semua.
Fedi mencoba menghubunginya dengan rasa takut,semua pikiran negatif fedi terbayang. Takut indri memarahinya,atau indri tak menjawabnya.
Sekarang fedi menggengam handphone dengan tertera nama indri disana,hanya tinggal menekan logo telphone fedi bisa langsung terhubung ke indri. Namun fedi merasa ragu dan takut.
Tutt... tuttt....
Suara panggilan yang belum terjawab ini membuat fedi semakin tegang.
"Hallo" terdengar suara indri lembut disana yang membuat fedi seketika tersenyum saat mendengar.
"hallo?siapa ya? Kalau ga ngomong saya matiin telphonenya" ancam indri dari sebrang yang membuat fedi tambah merindukanya. Langsung saja fedi memutuskan sambunganya karena ia tak tau harus berbicara apa.
Fedi berfikir untuk melakukan sesuatu yang membuat indri tercengang nantinya... fedi mulai menelpon sekrtarisnya untuk membatalkan beberapa meeting dan mengkosongkan waktunya untuk besok.
Setelah selesai ia membuang pikiran cemas nya di coffe ia pulang. Fedi merasa ia hanya seorang diri dirumah,tapi siapa yang menyalakan lampu rumahnya?
Fedi membuka pintu sangat ramai didalam. Ada juna yang sedang menyanyi nyanyi,ada key yang sedang menangis di gendongan mamah nya.
"Hallo juna, nyanyi apa kamu?" Sifat fedi rupanya sudah kembali,itulah yang di bisikan kepada mba sarah.
"Nyanyii lagu balonku om" jawab juna.
"Kamu udah sehat fed?" Tanya mba sarah sambil memegang dahi fedi.
"Apaansi mba,fedi sehat kok" jawabnya agak sewot.
"Abisnya kemaren kemaren kamu kan cuek. Juna mau nangis pun kamu diem aja. Malah kadang kamu marahin" cerita mba sarah yang membuat fedi semakin malaa untuk mendengarnya.
"Itu kan kemaren,engga sekarang" dengan rasa malas fedi menjawab.
Fedi langsung aja masuk ke kamar dan menutup pintunya. Yang ia lakukan sekarang mengemas baju seperlunya dan memasukannya ke ransel yang ia siapkan. Tak lupa beberapa obat obatan ia siapkan. Setelah ia pikir selesai,sekarang ia yang bersiap mengganti baju kerjanya dengan baju santai.
Fedi telah selesai menyiapkan semuanya dan ia bersiap untuk pergi.
"Mau kemna fed? Malam malm begini" tanya mamah cemas,benar saja ini pukul 09.00 malam dan fedi membawa tas,seperti orang yang diusir.
"Fedi mau keluar kota mah,ada pertemuan dengan client" fedi sengaja membuat alasan dan tak berkata jujur karena ia ingin membuat surprise nantinya.
"Berangkat malem malem fed?" Tanya mba sarah mengintimidasi.
"Iya mba,kan pertemuannya besok pagi" alasan fedi.
"Beneran kan ada urusan kantor? Bukan mau ketemu seseorang gitu?" Sindir mba sarah meledek fedi.
"Engga mba,ribet ih nanya nanya. Yaudah fedi jalan. Assalamualaikum" pamit fedi langsung masuk ke mobil dan secara cepat fedi sudah meninggalkan halaman rumah.
Butuh waktu semalaman untuk sampai di tempat itu. Banyak jalan renggang untuk menuju kesana,yang membuat fedi semakin cepat untuk sampai. Pagi ini pukul 06.00 fedi sudah memasuki desa yang ia tuju. Dengan mengikuti panduan maps fedi sampai disana.
Sudah banyak terlihat warga desa memulai aktivitasnya. Ada yang pergi ke sawah,ada yang pergi ke pasar untuk berjualan atau sekedar membeli kebutuhan,ada juga segerombolan warga yang sedang berdiskusi di warung kopi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love BABY SISTER
RomanceSiapa yang tak ingin memiliki suami setampan dia dan sekaya dia. Tak pernah terlintas sedikit pun di benak ku untuk menikah dengan dia.mungkin itu hanya cita2 sesaat. Pertemuan tak sengaja yang mempertemukan kami. Yang kini aku menjadi miliknya.