Sepuluh - Hanata Kirei

65 7 0
                                    

Audy dan Adrian baru akan pergi ke tempat kerja ketika sebuah taksi berhenti tepat di depan mereka.

Seorang cewek bertubuh mungil turun dengan membawa koper berwarna pink. Audy maupun Adrian langsung dapat menduga, cewek ini pasti berasal dari Jepang jika dilihat dari wajah dan pakaiannya yang merupakan setelan yukata modern.

Cewek itu mengulas senyum dan berjalan mendekat. Masih terlalu pagi untuk menerima tamu yang entah apa tujuannya datang serta membawa kopernya.

"Ohayou gozaimazu—Selamat pagi—," ucap cewek itu dengan lembut. Suaranya pun sangat halus dan lebih kalem.

Audy mulai menatap Adrian karena dia tidak bisa bicara dengan bahasa jepang. Namun, tampaknya Adrian pun sama.

"Watashi wa Hanata Kirei desu, Oosaka kara kimashita—Saya Hanata Kirei, dari Osaka—," kata cewek itu lagi.

"Osaka??" kata Adrian begitu mendengar satu kata yang dimengerti olehnya.

"Rio san wa imasu ka—Rio ada—?" tanya cewek itu, terlihat senang.

"Rio??" Kali ini Audy yang berkata. Entah sejak kapan pendengarannya menjadi lebih peka bila mendengar nama Rio.

Belum sempat cewek itu berkata lagi, Rio muncul tiba-tiba lalu menggandeng cewek itu sedikit menjauh dari tempat Audy dan Adrian berdiri.

Cewek itu tampak begitu terkejut melihat Rio. Dia menyentuh tiap inchi dari wajah dan badan Rio lalu memeluknya erat.

"O genki desu ka—Bagamaina kabarmu—?" kata cewek itu kemudian. Dia sendiri pun sudah menangis.

Rio balas memeluk dan tidak menjawabnya sepatah katapun. Dia sendiri masih terkejut dengan kedatangan cewek itu yang tiba-tiba sudah berada di depan rumah Adrian.

Hingga saat itu, Rio menyadari ada sepasang mata indah yang menatapnya penuh tanya.

***

"Siapa tadi namanya?" tanya Citra berusaha mengingat.

"Hanata Kirei," jawab Audy sambil membuang napas resah. Saat ini dia sedang duduk di bangku belakang etalase toko. Matanya menatap keluar dinding kaca yang berada di sampingnya.

Citra mendesah. "Berdoalah semoga dia bukan Hanata Kirei yang gue maksud."

"Apa maksudmu?" Audy menggumam tak tertarik. Dia malas melakukan apapun sekarang.

"Apa ini orangnya?" tanya Citra lagi sambil menyodorkan ponselnya.

Audy melirik tanpa minat kemudian mengangguk pasrah.

"Ya, ampun, Dy!" seru Citra heboh kemudian duduk di depan Audy. "Dia ini model pendatang di majalah cewek dan juga artis endorse! Semua tema-nya mengusung tentang kebudayaan Indonesia."

"UAPA?!"

***

Audy menatap oreo milk shake-nya dengan tatapan kosong. Sementara Citra memperhatikan temannya itu dengan heran.

Saat ini mereka berada di lantai dua sebuah cafe di jalan Soekarno Hatta. Memilih tempat duduk paling dekat dengan dinding kaca sehingga bisa menikmati lalu lalang kendaraan di bawah sana.

Karena kata-kata Citra di toko tadi, Audy jadi stress lalu menutup tokonya. Dia tidak pernah mengira kenapa orang-orang asing itu berdatangan ke rumahnya. Apa sekarang rumahnya jadi semacam hotel buat para turis asal Jepang?

My Lovely Guest [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang