Enam Belas - Cemburu

62 4 0
                                    

Citra: Rio ultah besok, lu nggak pengen kasih dia apa2?

Audy: Hah.. tau drmn km?

Audy menatap intens layar ponselnya, seperti tidak ingin melepaskan satu katapun dari balasan Citra.

Citra: Barusan gue liat di status Line
officialnya Hanata Kirei. Dia lg
blanja katanya mau beli hadiah.
Dia upload fotonya Rio jg.

Audy: Aku nggak tau klu dia ultah bsk. Ya aku emang nggak harus tau kan..

Citra: Meskipun gitu kan lbh baik lu jg ksh dia hadiah Dy.. toh dia gak bakal lama disini..

Audy terdiam membaca kalimat terakhir dari Citra. Benar juga, Rio tidak akan lama tinggal di rumahnya, kenapa dia harus merasa gengsi untuk memberinya hadiah?

Audy: Bentar lg aku ke toko. Nih
tinggal brangkat aja.

Citra: Oke...

Audy memasukkan ponselnya ke dalam tas kemudian bergegas keluar. Baru melangkah sampai diujung tangga, dia bertemu Rio yang sedang meniti anak tangga dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke dalam saku hoodie. Wajahnya tak sepucat seperti semalam. Mungkin dia sudah meminum obatnya jika memang benar dia sakit.

"Abis dari mana?" Audy melempar pertanyaan yang semata-mata hanya untuk menjaga komunikasi antara mereka.

"Dari bawah," jawab Rio datar diikuti dengan anggukan Audy.

"Kalo mau sarapan, makanannya...."

"Gue bisa makan di luar. Gue nggak pengen jadi benalu di sini," sahut Rio skeptis. Audy menatapnya tak percaya. Rio selalu seperti itu, selalu mengatakan hal-hal yang menyebalkan.

"Aku cuma mau bilang... aku udah nyiapin bubur buat kamu sarapan. Kamu nggak perlu khawatir, itu bubur sehat, kok," ujar Audy sambil menepuk lembut bahu Rio. "Aku pergi dulu."

Audy berderap turun dengan sebuah harapan kecil. Dia berharap bahwa Rio tidak akan menolak makanan yang sudah dibuatkan khusus untuknya. Semoga cowok itu mengerti akan artinya menghargai dan berhenti bersikap menyebalkan.

Namun, Rio hanya menatapnya yang semakin jauh menuruni tangga. Cewek itu tahu dia sedang tidak baik dan mulai menunjukkan perhatiannya meskipun secara tidak langsung.

***

Aroma harum lelehan dark chocolate menguar di udara. Siang itu, Audy dengan semangatnya mengisi lelehan cokelat ke dalam cetakan huruf dan mengisinya dengan irisan kacang almond. Ini pertama kalinya Audy membuat cokelat sendiri sebagai special gift untuk seseorang. Dia ingin membuat sesuatu yang sempurna, tidak peduli dengan cewek lain yang lebih dulu mengisi hati cowok itu. Dia hanya perlu berusaha.

"Ada paket cokelat yang udah jadi kenapa bikin lagi?" Citra tak kuasa menahan rasa penasarannya, karena tak ada satu kalimat pun yang terlontar dari mulut Audy sejak kedatangannya tadi.

"Kan lebih baik kalo bikin sendiri. Ini bukan kado yang buruk, kan? Semoga dia suka," ujar Audy tersipu, membuat mulut Citra menganga.

"Jadi ini special gift buat Rio?"

Audy mengangguk sambil memasukkan cetakan cokelat ke dalam kulkas, menunggu supaya cokelat mengeras.

"Apa dia tahu?"

"Tahu apaan?"

"Kalo lu suka sama dia," cetus Citra dengan ekspresi yang sudah berubah lagi.

"Jangan bawa-bawa atas nama suka. Cukup begini aja," kata Audy skeptis.

My Lovely Guest [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang