Dua Belas - Tak Terduga

65 4 0
                                    

Audy tengah sibuk mencatat jumlah penjualan cokelatnya saat beberapa cewek masuk bersamaan ke Heaven.

"Kak Audy...."

Audy menoleh dan menatap mereka bingung. Kali ini apa lagi yang akan mereka lakukan?

"Ini dari kami. Tolong terima, ya, Kak," kata cewek berambut pirang sambil menyodorkan beberapa kotak berbungkus kertas kado.

"Buat siapa?" tanya Audy heran.

"Buat... Kak Adrian sama Hanata Kirei. Kita baru tahu kalau Hanata Kirei dateng ke sini, jadi kita kasih ini juga buat dia. Sekalian mau endorse," ujar cewek berbaju casual dengan semangat.

Audy menatap kotak-kotak itu setengah hati. Jabatannya sebagai tukang-titip-kado-fans untuk Adrian ternyata belum berakhir, sekarang ditambah lagi untuk Hanata Kirei. Dia tahu hal ini pasti akan terjadi. Kedatangan Hanata Kirei sudah tersebar dan hal itu akan sedikit merepotkannya. Apalagi cewek Jepang itu paling aktif dengan pesan-pesan broadcast-nya di media sosial.

Saat semua cewek-cewek itu pergi, dia membuang napas resah. Semua orang-orang itu hanya cinta pada Adrian dan Hanata Kirei yang baru saja datang ke rumahnya.

Tidak ada yang memedulikannya. Sama sekali tidak ada.

***

Audy berjalan penuh hati-hati. Dia harus fokus saat meniti anak tangga karena pandangannya terhalang oleh tumpukan kado yang dibawanya. Saat di pijakan kelima, kaki Audy tersaruk hingga membuatnya oleng.

"HUAAA!!" jeritnya spontan dengan tubuh yang hampir terjungkal ke belakang. Sebelum hal itu terjadi, sepasang tangan kuat dengan sigap menopang bahunya.

"Hati-hati," kata Rio, tampak khawatir.

Audy melotot tak percaya. "Rio?"
Dua kali Audy memanggil nama Rio dengan benar. Saat pertama kali Kirei datang dan saat ini. Di situasi yang sekarang. Sepertinya Rio harus mencatatnya.

"Lo bisa jatuh kalo bawa barang segini banyak! Emang ini semua buat apaan?!" tanya Rio galak.

Audy langsung memunguti kado-kado yang jatuh berserakan.
"Ini semua buat Kakak dan... Hanata Kirei," kata Audy bimbang. "Semua dari fans."

Rio menggeleng datar, tak habis pikir dengan apa yang dilakukan cewek ini. Bagaimana bisa dia seceroboh itu? Dia bisa saja mencelakai dirinya sendiri dengan membawa banyak barang seperti itu.

Karena tak tahan, Rio menunduk ikut memunguti kado-kado itu. Sementara Audy meliriknya dengan heran. Kenapa juga dia harus membantunya? Kenapa dia sepeduli itu dengannya yang hampir saja terjatuh dari tangga? Kalau memang Rio tak peduli, seharusnya dia membiarkan saja dirinya terjatuh ke lantai.

"Gue cuma nggak mau kalo sampe lo kenapa-napa," kata Rio membuat Audy menoleh penuh tanya. "Kalo lo jatoh terus gegar otak, gue sama Adrian juga yang repot harus bawa lo ke rumah sakit."

"Hihh!" Audy melempar kembali kado-kado yang dipegangnya dan menimpukannya ke arah Rio.

"Apaan, sih?"

"Tuh! Sekalian bawain kado-kado ini buat mereka. Aku capek!" seru Audy kesal. Tadinya dia mengira bahwa Rio akan berkata peduli padanya. Namun, kenyataannya cowok itu hanya akan terus membuatnya kesal.

Secepat mungkin, Audy menaiki tangga memasuki kamarnya. Dan Rio, dia malah bengong melihat kekesalan cewek itu terhadapnya.

Audy hanya tahu, Rio tidak akan membiarkannya terluka. Meskipun cowok itu berkata tidak peduli sekalipun.

***

Rio baru saja membuka pintu kamarnya dan mendapati Kirei yang sedang tersenyum riang padanya. Hari ini dia tampak cantik dengan short jumpsuit warna biru dan sepatu boots heel-nya yang membuatnya terkesan lebih tinggi.

My Lovely Guest [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang