Part 8

11.2K 601 3
                                    

Maaf baru bisa ngepost lagi hahaha abis lagi mager gaada pencerahan wkwk.

*malam sebelum Arkan pulang*

"kan aku boleh minta sesuatu ga?"

"apa yang engga buat kamu sayang?"

"elusin perut aku dong sekalian cium, perut aku lagi gaenak nih"

"tumben amat manja nih"

"hehe lagi gaenak perutnya"

Ketika Arkan mengelus perutku, ada rasa senang. Ya bayiku merasa nyaman sangat nyaman,tangannya terasa hangat dan besar. Belum puas rasanya dielus, Arkan sudah mengangkatku dimeja makan.

"kalo aku gaangkat kamu ya gabisa cium perut kamu dong sayang, yakan?"
"hehe iya ya"

Arkan kembali mengelus perutku dengan sekali kali mencium perutku dengan sayang, kami terhanyut didalamnya. Hanyut dengan pikiran masing masing dan menikmatinya.

"sayang, nanti kalo kita nikah ada baby kita dong ya hihi" aku terdiam, membeku, bahkan aku lupa bernafas. Ada rasa penyesalan didalam diriku sendiri. Elusan lembut dikepala ku menyadarkanku.

"jangan bengong gituan, maaf deh mikirnya kejauhan"

"kan pulang gih udah malem bentar lagi mami sama papi juga pulang"

"gatakut sendirian dirumah?"

"orang ga sendirian sih ye."

"hahaha iya deh aku pulang ya"

"iya tiati." Arkan mencium kening dan pipiku lembut.

Setelah kepergian arkan aku langsung membawa barang barangku ke mobil yang kuparkirkan dirumah tetangga, tentu saja untuk melancarkan usaha kaburku. Aku harus 5 kali bolak balik turun tangga, hfft sabar ya sayang kamu kan kuat nak. Setelah semua barang kumasukkan, tak lama mami dan papi pulang dan mengajak ngobrol sambil memakan tobeli kesukaanku tentu saja. Setelah berbincang mami memelukku, aku pun memeluknya dengan sekuat tenaga aku tahan air mataku.

"nak, kok mami ada perasaan gaenak yah tentang kamu?"

"gaada apa apa kok mi hehe. Aqila sayang sama mami sama papi"

"kami juga sayang kamu kok sayang, yaudah kami istirahat dulu ya"

"iya mi pi selamat istirahat"

Selamat tinggal juga mi pi, perasaan mami juga benar adanya mi . Setelah mami papi masuk kamar aku mengambil beberapa tobeli dan langsung menuju pintu, ya sekarang waktu yang tepat. Sesampainya di mobilku sudah ada bibi siti yang memelukku lembut, seakan tau perasaanku. Akhirnya pecah juga tangisku, ini berat, sungguh ini sangat berat. Tapi ini jalan yang akan aku ambil mi pi.

"yang kuat non, ada bibi yang ngejaga non"
"iya bi, makasih. Berangkat deh yu"

*Athor POV*

Suara tangis mengisi seluruh kediaman moldovia, semua kalut dan mulai mencari solusi. Suara mami aqila yang tidak kunjung reda, papi yang memulai mencari keberadaan anak perempuannya pun hanya bisa menenangkan sang istri yang masih menangis. Sang abang dan papi masih berpikir jalan keluar yang tepat.

"Assalamualaikum. Loh mami kenapa nangis?"

Seketika tangis mami berhenti ketika mendengar suara putrinya, dan semua orang yang ada dirumah itu bernafas lega.

"yaampun aqilaaa mami kira kamu pergi kemana ternyata cuman jogging"

"tau ngapain pake tulis surat segala, bikin panik orang serumah aja wuuuu"

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang