Part 26

6.6K 249 12
                                    

*Arkan POV* 

"sayang, kamu tiduran aja trus pas ada yg buka pintu nafasnya harus sesak gitu. Dan tunggu waktu yang pas untuk kembali normal. Aku selalu ada disekitar kamar kok"

"iya"

Setelahnya gue dan tiffany keluar dengan muka yang lesu dan kami sengaja sedikit memutarkan kamar disekitar sini, dan gue denger suara aqila.

"Arghh..." Langsung gue Tarik kasar kedua tangan tiffany, dia terkejut dan mulai panik dengan tergagap.

"A-arka-n... ini, ini gaseperti yang kamu lihat. Dia hanya berakting, aku hanya ingin mengunjungi dia, tapi,tapi, dia sangat sesak nafas dan aku ingin membantunya"

"MEMBANTU DIA CEPAT MATI?" bentak gue emosi, dan wanita gila ini malah mengambil AZKA!

"IYA! AKU AKAN MEMBUNUHNYA BESERTA BAYINYA" mendengarnya membuat gue hampir saja melayangkan tinju gue, tapi dengan cepat aqila menarik rambutnya dan menendang bokongnya sampai dia terjatuh dan azka kembali menangis.

"JALANG! berani beraninyaaa" tiba tiba ditangannya ada pisau lipat kecil, darimana dia mendapatkannya?

"Ya allah azka" gue berusaha menggapai azka dan cengkraman wanita itu semangkin mengetat membuat azkaku menangis lebih kencang. Dan gue rasa pisau lipat itu sudah menancap dalam di perut gue.

"Ya allah ARKAN!!!" 

"Ambil azka" rasa sakit mulai menjalar ketika wanita ini memeluk, syit... pisau ini menancap lebih dalam, dan gue mulai kehilangan kesadaran. Maaf kali ini aku membuatmu khawatir sayang.

~~~~~

*Author POV* 

"Boys, keluarkan jalang itu dan langsung antar ke kantor polisi. Rome sudah menunggu di depan"

"baik bu"

Suara rontaan menggema diseluruh ruangan dan berlanjut disepanjang lorong rumah sakit, rome langsung melajukan mobil ke kantor polisi.



Sedangkan di ruangan aqila yang sudah setengah jam setelah aqila tertidur dan cerita fanny mengenai arkan tiba - tiba dikagetkan dengan teriakan aqila.

"arkan.... arkann.. ..arkan...!!!!!"

"Aqila kenapa?"

"Mau ketemu arkan sekarang"

"nanti aja"

"Sekarang!"

"Dek, arkan masih ditangani dokter. Kita cuman bisa nunggu sama doa aja dek, kamu harus tenang untuk arkan untuk azka juga."

"iya bang tadi qila mimpi arkan, kan biasanya di novel novel kalo masuk ke mimpi berarti lagi kritis atau mau pergi gitu"

"dek, kamu cuman terlalu memikirkan arkan, terlalu khawatir sampai terbawa mimpi."

Dan bayi kecil itu menangis kencang, sangat kencang seperti terjatuh ke lantai. Aqila langsung menenangkan dan memberi asi, tetapi tetap saja bayi kecil itu meronta dan berusaha mengambil sesuatu. Alfa berusaha mengambil alih bayi itu dengan mengangkatnya dan membisikkan ayat ayat penenang. Dan azka mulai tenang dan kembali ingin menyusu pada aqila, namun aqila sendiri merasa firasat aneh dari bayinya.

Dan benar saja, tiba tiba suster membuka pintu.

"permisi pak bu, bapak arkan perlu donor darah O dan darah simpanan kami sudah habis."

"saya sus, saya O" ucap fanny.

"mari ikut saya bu"

"sus, arkan gimana keadaanya"

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang