Part 17

8.4K 474 38
                                    

1 minggu kemudian....

*Author POV*

Baik arkan maupun alfa menunggu kondisi aqila benar pulih sebelum memberi tau orangtua aqila. Dengan segala upaya mereka membuat aqila tersenyum, tentu saja untuk membuat dia lebih semangat untuk sembuh.
Sampai akhir minggu ini barulah alfa mau membuka topic mengenai orang tua aqila.

"dek, menurut kamu gimana kalo kita kasih tau mami papi?'

"yaudah kasih tau aja bang, aqila udah kuat kok"

"Tapi dek, kamu bener bener gaboleh terganggu lagi kondisinya. Kalo papi marah sama kamu gimana?"

"Kan ada abang hehehehe, lagian nanti abang hasut aja papi biar marahanya ke arkan aja jangan ke aku"

"Tanpa dihasutpun abang lakuin loh adekku"

"yaudah abang telfon sekarang boleh"
"Boleh, tapi abang deliveryin mcd dong aku mau eskrim"

"Astagfirr dekk kamu selalu buat gagal suasana tau gasih"

Sebelum Alfa menelpon orang tuanya dia memesan pesanan aqila dan tak lama arkan datang, Arkan kemarin malam kembali pulang ke Jakarta mengurus beberapa dokumen dan baru kembali sore ini.

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam, arkan bawa siapa?"

"Ah ini tante rossa sama keluarganya, yang ini om William dan anaknya namanya rene. tan ini aqila yang arkan ceritain"

"Hai cantik, gimana kandungannya sayang" ucap tante rossa bersahabat.

"Hm, baik kok tan. Hehhee"

Setelahnya alfa menarik tangan arkan dan mengajaknya keluar, mereka berbincang untuk kedatangan orang tua arkan nantinya.

"Woi gue mau ngasih tau bonyok gue nih"
"Sekaarang? Sumpah lo?"

"Kenapa lo takut?"

"Ga, cuman mendadak aja. Nanti kalo kondisi aqila ngedrop gimana?"

"Engga, ade gue kuat kok"

*Aqila POV*

Setelah kepergian keluarga tante rossa, rossa sedikit merasa janggal dengan putrinya yang bernama rene. Dia seperti sangat tidak suka dengannya, aku sedikit tidak mengerti apa aku pernah bertemu dengannya? Dan lamunanku buyar ketika merasakan daging kenyal yang hangat menyentuk keningnya lembut, membuatnya tersadar jika arkan sudah didepan mukaku.

"Mikirin apa sayang?"

"Hmm engga ada"

"Udah makan? Mau dibeliin makanan apa? Oh iya aku bawain rending mau ga?"

"MAUUUU" teriakku girang.

"Astaga sayang jangan teriak di kuping aku"

"ehm"

"Eh ada abang ipar"

"Cih gasudi gue"

"Dekku telpon mami sekarang yu"

"Ntar aja abanggg, tadi arkan bawa rendang, aku mau makan rendang sekarang"

Yaudah abaikan aqila

"Assalamualaikum mami"

"Walaikumsalam fa, gimana kabarmu?"

"Baik mi, mami lagi sama papi?"

"Iya nih kami baru aja pulang dari acara, ada apa nak?"

"Mi speakerin aja"

"Kenapa sayang? Apa yang mau kamu bicarain?"

Regret and GratitudeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang